67
dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan
mengingat. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat dalam
gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Tujuan dari uji besar pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat. Besar
pengaruh inilah yang disebut dengan effect size. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data
normal Field, 2009: 57. Kriteria untuk menentukan besarnya efek adalah, jika effect size r = 0,10 efek kecil yang setara dengan 1 pengaruh yang
diakibatkan oleh pengaruh variabel independen, r = 0,30 efek menengah yang setara dengan 9, dan r = 0,50 efek besar yang setara dengan 25 Field, 2009:
57. Cara untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan mengubah harga t menjadi harga r Field, 2009: 57. Perhitungan mengambil t untuk melakukan uji
besar pengaruh perlakuan dengan menggunakan Independent samples t-test. Penghitungan persentase pengaruh atau coefficient of determination R
2
dapat
68
dilakukan dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100. Besar pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan mengingat adalah r = 0,49 atau 24. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek, maka hasil perhitungan r setara
dengan efek besar. Tabel 4.6 halaman 65 adalah hasil perhitungan effect size terhadap kemampuan mengingat lihat Lampiran 4.6.1.
Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Variabel t
t
2
df r effect size
R
2
Efek
Mengingat -4,05
16,45 52
0,49 0,24
24 Besar
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut 1.
Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest bertujuan untuk mengetahui persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I baik untuk kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen dilakukan dengan mengambil data dari uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test.
Data yang diambil dari hasil uji normalitas adalah rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil
perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini lihat Lampiran 4.7.1.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat
No Kelompok
Rerata Peningkatan
Pretest Posttest I
1 Kontrol
2,34 3,25
39,13 2
Eksperimen 2,53
4,09 61,31
Hasil perhitungan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan baik pada kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol yaitu 39,13, sedangkan persentase peningkatan skor
pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen adalah 61,32. Dari hasil
69
persentase menunjukkan bahwa peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa ada perbedaan antara skor pretest ke posttest I terhadap kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Untuk melihat
seperti apa perbedaan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka dilakukan perhitungan gain score atau selisih
skor pretest ke posttest I yang dominan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selisih skor pretest ke posttest I yang dominan dari kelompok
kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Mengingat
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa gain terendah yakni -0,25 sedangkan gain tertinggi yakni 3,00. Skor diambil kurang lebih 50 dari gain tertinggi.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya siswa yang diuntungkan dengan metode inkuiri pada kelompok eksperimen dan metode ceramah pada
kelompok kontrol. Siswa yang diuntungkan pada kelompok kontrol sebanyak 4 siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen sebanyak 17 siswa. Selisih
skor pretest ke posttest I atau gain yang dominan pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Frekuensi f yang paling besar pada
kelompok kontrol memiliki nilai gain yang lebih kecil dari kelompok eksperimen. Hal ini berarti selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok
eksperimen yang dominan nilainya lebih besar dari pada selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol. Persentase gain score
≥ 1,50 pada kelompok kontrol sebesar 14,81, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 62,96.
1 2
3 4
5 6
7
-0.50 0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
Fr e
ku e
n si
Gain
kontrol eksperimen
70
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Tujuan uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest I
baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Sebelum melakukan uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I, perlu
dilihat normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Hasil uji normalitas data pada pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen adalah data terdistribusi normal. Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menggunakan
statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama Field, 2009: 325. Tingkat
kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Hasil uji signifikansi
peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini lihat Lampiran 4.7.1.
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat
Kelompok Sig. 2-tailed
Keterangan
Kontrol 0,000
Ada perbedaan Eksperimen
0,000 Ada perbedaan
Mean pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok eksperimen yakni M = 1,55; SD = 0,52; SE = 0,10; n =
27; dan df = 26. Hasil skor kelompok kontrol yakni M = 0,91; SD = 0,62; SE = 0,12; n = 27; dan df = 26. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest
ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah harga Sig. 2-tailed
ᦪ 0,05 atau p ᦪ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Berdasarkan hasil harga Sig. 2-tailed
ᦪ 0,05 yakni 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke
71
posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest
I dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini lihat Lampiran 4.8.1.
Tabel 4.9 Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat
No. Kelompok
t t
2
df r
R
2
Efek
1 Kontrol
7,63 58,26
26 0,83
0,69 69
Besar 2
Eksperimen 15,26
232,95 26
0,94 0,89
89 Besar
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol memiliki persentase yang lebih kecil dari pada penerapan metode
inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan mengingat adalah r = 0,83 atau 69 yang setara dengan efek besar, sedangkan besar pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok
eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah r = 0,94 atau 89 yang setara dengan efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest
Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Data
yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal Field, 2009: 57 179. Data yang
diambil adalah rerata skor pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Tingkat kepercayaan yang digunakan
dalam uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 dan harga r positif Field, 2009: 179. Hasil uji korelasi antara rerata skor
pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini lihat Lampiran 4.9.1.
72
Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat
Kelompok Kontrol Aspek
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keterangan
Pretest-Posttest I 0,688
0,000 Ada korelasi
Kelompok Eksperimen Aspek
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keterangan
Pretest-Posttest I 0,538
0,004 Ada korelasi
Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat adalah harga r = 0,688 yang berarti
Pearson Correlation bernilai positif. Nilai positif pada Pearson Correlation berarti bahwa semakin tinggi skor pretest maka semakin tinggi pula skor
posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat menunjukkan bahwa harga
Sig. 2-tailed ᦪ 0,05 atau p ᦪ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat.
Berdasarkan hasil harga Sig. 2-tailed ᦪ 0,05 yakni 0,000 dan r bernilai
positif, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor yang positif dan signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan mengingat. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok
eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah harga r menunjukkan 0,538 yang berarti Pearson Correlation bernilai positif. Hasil uji korelasi
antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat menunjukkan bahwa harga Sig. 2-tailed
ᦪ 0,05 atau p
ᦪ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok
eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Berdasarkan hasil harga Sig. 2- tailed
ᦪ 0,05 yakni 0,004 dan harga r bernilai positif, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor yang positif dan signifikan antara
pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat.
73
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Tujuan dilakukan uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan setelah beberapa waktu yakni pada posttest II masih
sekuat pada posttest I terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan memberikan posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Posttest II dilakukan minimal dua minggu setelah dilaksanakannya posttest I baik pada kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan membandingkan skor rerata posttest I dengan skor rerata posttest II.
Sebelum melakukan uji retensi pengaruh perlakuan, langkah pertama yang dilakukan adalah menguji normalitas distribusi data untuk posttest I dan
posttest II. Hasil uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test, menunjukkan bahwa posttest I dan posttest II
memiliki distribusi data normal sehingga analisis selanjutnya yang digunakan adalah dengan statistik parametrik. Tingkat kepercayaan yang digunakan
untuk uji retensi pengaruh perlakuan adalah 95. Berikut ini adalah hasil normalitas distribusi data posttest II dengan Kolmogorov-Smirnov test lihat
Lampiran 4.3.1.
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Posttest II Kemampuan Mengingat No
Aspek Sig. 2-tailed
Keterangan
1 Posttest II kelompok kontrol
0,845 Normal
2 Posttest II kelompok eksperimen
0,455 Normal
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa harga Sig. 2-tailed ᦫ 0,05
sehingga data terdistibusi normal dan analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang
dibandingkan berasal dari dua kelompok yang sama. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.12 lihat Lampiran 4.10.1.
Tabel 4.12 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat No
Kelompok Rerata
Peningkatan Sig. 2-
tailed Keterangan
Posttest I Posttest II
1 Kontrol
3,25 2,79
-14,20 0,000
Ada perbedaan
2 Eksperimen
4,09 3,79
-7,23 0,000
Ada perbedaan
74
Skor rerata kelompok kontrol lebih tinggi dari pada kelompok eksperimen yakni M = -0,46; SD = 0,30; SE = 0,05; t = -7,81; n = 27; dan df = 26. Hasil
skor kelompok eksperimen yakni M = -0,29; SD = 0,17; SE = 0,03; t = -9,03; n = 27; dan df = 26. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah harga Sig. 2-tailed
ᦪ 0,05 atau p ᦪ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Berdasarkan hasil harga Sig. 2- tailed
ᦪ 0,05 yakni 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mengalami penurunan
skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Penurunan skor dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol lebih besar dari pada kelompok
eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan hasil persentase peningkatan kelompok kontrol sebesar -14,20, sedangkan untuk kelompok eksperimen
sebesar -7,23. Peningkatan skor dari pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat 2.34
3.26 2.80
2.54 4.09
3.80
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
Pretest Posttest 1 Posttest 2
Kel. Kontrol Kel. Eksperimen
75
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II
Hipotesis penelitian II adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA dengan materi wujud
dan sifat benda kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 20152016. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan memahami,
sedangkan variabel independen pada hipotesis tersebut adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari
2 soal uraian. Item soal nomor 4 mengandung indikator menafsirkan dan memberi contoh. Item soal nomor 5 mengandung indikator mengklasifikasikan dan
menjelaskan. Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan
program statistik yakni IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam hipotesis tersebut adalah 95. Analisis data dilakukan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut. 1 Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat
digunakan untuk melakukan analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. 2 Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3 Uji signifikansi pengaruh perlakuan. 4 Uji besar pengaruh
perlakuan. 5 Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 6 Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest. 7 Uji korelasi rerata pretest ke
posttest. 8 Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak normal dan untuk menentukan analisis data
selanjutnya apakah dengan menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Data yang diuji normalitasnya adalah skor pretest, posttest I, selisih
pretest ke posttest I, dan posttest II. Data tersebut merupakan data dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang diuji dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan dari hasil analisis uji normalitas distribusi
data dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1 Jika nilai
76
Sig. 2-tailed ᦫ 0,05 maka data berdistribusi normal dan analisis data selanjutnya
dengan menggunakan statistik parametrik. 2 Jika nilai Sig. 2-tailed ᦪ 0,05
maka data berdistribusi tidak normal dan analisis data selanjutnya dengan menggunakan statistik non parametrik. Hasil uji normalitas distribusi data
kemampuan memahami dapat dilihat pada tabel berikut lihat Lampiran 4.3.2.
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami No
Aspek Sig. 2-tailed
Keterangan
1 Pretest memahami kelompok kontrol
0,379 Normal
2 Posttest I memahami kelompok kontrol
0,492 Normal
3 Posttest II memahami kelompok kontrol
0,809 Normal
4 Selisih rerata skor pretest-posttest I memahami
kelompok kontrol 0,564
Normal 5
Pretest memahami kelompok eksperimen 0,895
Normal 6
Posttest I memahami kelompok eksperimen 0,395
Normal 7
Posttest II memahami kelompok eksperimen 0,564
Normal 8
Selisih rerata skor pretest-posttest I memahami kelompok eksperimen
0,848 Normal
Data pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai Sig. 2-tailed ᦫ 0,05
untuk semua aspek. Hal ini berarti semua aspek yakni pretest, posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest ke posttest I untuk kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen berdistribusi data normal sehingga analisis statistik selanjutnya yang digunakan adalah statistik parametrik. Analisis data dari
kelompok yang berbeda yakni antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dengan menggunakan Independent samples t-test, sedangkan analisis
data dari kelompok yang sama yakni antara kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen dengan kelompok eksperimen dengan
menggunakan Paired samples t-test.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal