Pemanfaatan Wilayah Perairan Lainnya
Tabel 3.4 Rancangan kriteria kualitatif komponen biologis-teknis pengkayaan sistem perikanan untuk beberapa tujuan berbeda
Kriteria Sea
ranchingCBF Pengkayaan Stok Pelepasan Kembali
Stok Introduksi
Kembali Tujuan
Pengelolaan Meningkatkan
hasil atau
meningkatkan kesempatan
menangkap Meningkatkan
hasil dan stok atau kesempatan
menangkap Meningkatkan stok
dan menghindari kehilangan
keragaman genetik Memantapkan
kembali populasi sesuai
rentang sejarahnya.
Pengelolaan pelepasan
Tahap dinijuvenile,
kepadatan tinggi Juvenile,
kepadatan tinggi Setiap
tahapan kehidupan,
kepadatan rendah Setiap
tahapan kehidupan,
kepadatan rendah Intenstitas
Penangkapan Tinggi
Tinggi atau
rendah Rendah
Rendah Pengelolaan
genetik Dimungkinkan
seleksi untuk
penerimaan yang tinggi
alat tangkap
Seleksi untuk
penerimaan tinggi
ata preservasi
karakteristik populasi liar
Preservasi karakteristik
genetic populasi liar
Menghimpun keragaman
adaptasi atau
penggunaan stok yang
diadopsi untuk habitat yang
sama Pengembangan
manipulasi dalam
budidaya aquaculture
Sterilisasi, pengkondisian
untuk lingkungan alamiah
dan penangkapan
Pengkondisian untuk lingkungan
alamiah dan
penangkapan, kemungkinan
sterilisasi Pengkondisian
untuk lingkungan alamiah
Pengkondisian untuk lingkungan
alamiah
Habitat Tambahan dan
Modifikasi Lingkungan
Pengkayaan habitat
Pengkayaan habitat
atau restorasi
Restorasi habitat, pengendalian
spesies bukan asli non-native
species Restorasi habitat,
pengendalian spesies bukan asli
non-native species
Sumber : Lorenzen 2008
Berdasarkan pada tabel diatas, karakteristik sea ranching yang berbeda dengan tiga instrumen lainnya adalah bahwa sea ranching tidak ditujukan untuk
meningkatkan stok untuk rekrutmen berikutnya, tetapi untuk ditangkap kembali. Sehingga disarankan digunakan spesies yang steril infertile, agar proses
pertumbuhan somatis dapat berjalan dengan optimal. Terkait dengan konsep tersebut, terdapat beberapa isu yang terkait sebagai berikut.
Peningkatan kapasitas perikanan tangkap pesisir
Penurunan populasi ikan secara global, telah menyadarkan perlunya pengkayaan stok sumberdaya ikan laut Blenkenship dan Leber 1995, untuk
meningkatkan kapasitas perikanan tangkap. Masa depan perikanan tangkap sangat tergantung pada evolusi politik, sosial dan ekonomi wilayah Garcia dan Granger
2005, dan akses pada stok yang dieksploitasi Pauly dan Watson 2005. Secara global, peningkatan kebutuhan pangan sebagai dampak peningkatan penduduk
diikuti meningkatnya permintaan hasil tangkapan ikan. Sekarang, produktivitas penangkapan telah mengalami tekanan sangat tinggi baik dari tekanan
penangkapan, peningkatan polusi organic, kontaminasi racun, degradasi pesisir dan perubahan iklim Garcia dan Rosenberg 2010. Akan tetapi, peningkatan
kapasitas penangkapan jangka panjang akan terkait keputusan krusial yaitu
pengurangan effort, menghilangkan kelebihan kapasitas penangkapan, dan menciptakan kelembagaan yang mendorong hak kepemilikan atau insentif
pengelolaan yang lebih baik Garcia and Granger 2005; Bell et al. 2006. Secara global, hanya sedikit saja dari program restocking dan pengkayaan
stok yang berhasil sesuai harapan Bell et al. 2006. Berdasarkan konsep pengkayaan stok yang bertanggung jawab Blenkenship dan Leber 1995 terdapat
beberapa komponen kunci yaitu: 1 prioritasi dan pemilihan spesies target, 2 menyusun rencana pengelolaan, 3 menyusun indicator sukses secara kuantitatif,
4 pengelolaan sumberdaya genetis, 5 perlunya pengelolaan penyakit dan kesehatan, 6 memperhatikan aspek ekologi, biologi dan pola sejarah kehidupan
ikan, 7 mengidentifikasi ikan yang dilepas dan menghitung dampak pelepasan, 8 menggunakan proses empiris, 9 mengidentifikasi nilai ekonomis dan arahan
kebijakan dan 10 menggunakan manajemen adaptif. Menurut Camp et al. 2013, 2014, pengkayaan stok dapat dilihat sebagai usaha yang secara simultan
mencapai tujuan baik secara ekologis maupun sosio-ekonomis. Secara ekologis dilihat dari terjaganya stok populasi liar dan tujuan sosio-ekonomis yaitu
peningkatan hasil tangkapan. Persoalan waktu time frame menjadi isu penting untuk melihat dampak kesuksesan program pengkayaan atau pelepasan stok.
Sehingga perlu dilihat lebih rinci tujuan pelepasan ikan muda ke alam. Sea ranching
walaupun mempunyai tujuan yang bebeda dengan pelepasan kembali dan pengkayaan stok, tetapi merupakan prosesnya sangat berdekatan
yaitu pelepasan juvenile ke alam. Sehingga dapat menggunakan konsep pengkayaan stok yang bertanggung jawab diatas.
Isu Teknis dan Ekologis dalam Sea ranching
Pelepasan ikan muda yang dibudidayakan ke alam secara garis besar mencakup tiga bentuk yang berbeda yaitu pelepasan kembali restocking,
pemacuan stok stock enhancement dan sea ranching Lorenzen et al. 2008; Arnason 2008, Bell et al. 2008; Bell et al. 2006. Menurut Bartley, program
marine ranching tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri tetapi menjadi bagian dari
perencanaan terpadu yang mencakup teknologi, biologi, genetik, ekologi, social- ekonomi dan politik New 2001. Sea ranching memerlukan keterlibatan bukan
hanya sektor budidaya, tetapi juga para pihak dalam penangkapan dan konservasi. Namun walaupun terlihat prospektif tetapi aplikasi budidaya untuk peningkatan
kapasitas perikanan tangkap melalui restocking, pengkayaan stok maupun sea ranching
relatif masih baru dan menjadi tantangan bagi keterlibatan seluruh ilmu terkait. Sea ranching sudah diadopsi oleh 25 negara New 2001, dengan tujuan
mulia yang beragam seperti merestorasi atau meningkatkan produksi, meningkatkan pendapatan, menyediakan lapangan kerja, memajukan sektor
perikanan dan membantu pemulihan spesies terancam. Maasaru 1999 dalam Kurnia 2012 mengemukakan bahwa ada dua tipe
sea ranching , yaitu sea ranching tipe rekrutmen recruitment type dan tipe panen
harvest type. Perbedaannya, terletak pada tujuan akahir dari pememeliharaan ikan kecil juvenile yang dilepas.
Isu pengelolaan sea ranching
Withmarsh 2001 menyatakan efisiensi ekonomis sea-ranching bervariasi tergantung pada : 1 spesies yang dipilih, 2 lingkungan laut dimana spesies