Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Analisis

Bangkitan ekonomi menunjukan besarnta transaksi ekonomi yang terjadi sebagai dampak dari kegiatan sea ranching. Secara umum, transaksi ekonomi ini dapat dikelompokan menjadi transaksi ekonomi yang langsung terjadi dalam system sea-ranching yang bangkitan ekonomi langsung dan transaksi ekonomi yang terjadi sebagai ikutan dari transaksi yang terjadi dalam system sea ranching bangkitan ekonomi tidak langsung. Perhitungan bangkitan ekonomi dapat dinyatakan sebagai berikut. Dengan : ME T = besarnya nila bangkitan ekonomi total tahun t Rupiah ME Lt = besarnya bangkitan ekonomi langsung tahun ke t Rupiah ME TLt = besarnya bangkitan ekonomi tidak langsung tahun ke t Rupiah KM Lt = besarnya kas masuk diterima secara langsung dalam system sea ranching tahun ke t Rupiah KKLt = besarnya kas keluar dibayar secara langsung dalam system sea ranching tahun t Rupiah TE TLt = besarnya transaksi ekonomi diluar system sea ranching yang mengikuti kegiatan sea ranching Rupiah Sedangkan besaran kebocoran ekonomi mengukur berapa besaran ekonomi yang ditransaksikan dalam sistem sea ranching maupun kegiatan ikutannya, yang kemudian dibawa keluar sebagai pembayaran input atau jasa yang disediakan oleh pihak di luar wilayah sea ranching atau Kelurahan P. Panggang. Dengan EL Tt = besarnya kebocoran ekonomi tahun ke t Rupiah BI t = biaya input atau jasa tahun ke t Rupiah O 1-2 = jasa atau input yang datang dari luar yaitu 1 juvenile dan 2 BBM Proporsi transaksi lokal diperoleh dengan rumus sebagai berikut. ……..5

4.3 Analisis Pelepasan, Pertumbuhan dan Panen

Secara keseluruhan perairan dangkal di sekitar P Semak Daun seluas 678.31 ha. Wilayah ini terdiri dari empat goba dan satu area yang merupakan satu penggalian pasir dan pengambilan koral untuk bangunan. Hasil penelusuran atas wilayah ini didapatkan bahwa masing-masing goba tersebut mempunyai luasan yang berbeda-beda seperti terlihat dalam Gambar 4.2. Gambar 4.2 Goba dan Perairan Pulau Semak Daun Digitasi pada luasan tersebut didapatkan bahwa jumlah keseluruhan wilayah tersebut adalah sebesar 678.301 ha, dengan wilayah paling luas adalah Goba Karang Lebar. Bila wilayah pengambilan karang dan penambangan pasir dikeluarkan dari wilayah yang potensial untuk implementasi sea ranching, maka luas total keseluruhan perairan ini adalah 508.61 ha. Hasil analisis perhitungan luas wilayah masing-masing goba tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Luas wilayah perairan di perairan dangkal Semak Daun No. Wilayah Luas ha 1. Goba Semak Daun 139.06 2. Karang Sempit 43.90 3. Goba Kucing 74.82 5. Karang Lebar 250.84 6. Wilayah pengambilan karang dan penambangan pasir 169.69 Total 678.301 Ikan Kerapu bebek adalah jenis ikan karnivora. Ikan karnivora mempunyai kecenderungan untuk bersifat memangsa hewan lain, termasuk ikan kerapu dalam ukuran lebih kecil. Sehingga penebaran ikan kerapu harus memperhatikan sifat ini. Pada sisi lain, ikan kerapu juga merupakan ikan yang berasosiasi dengan karang. Sehingga ikan Kerapu mempunyai area ruaya yang lebih terbatas. Studi sebelumnya oleh Kurnia 2012 bahwa daya dukung lingkungan untuk restocking pada sea ranching dengan tipe panen harvest type, sebesar 0.7 sampai 1.06 tontahun. Pola penebaran yang optimal dilakukan pada ukuran panjang tebar 17 cm, dengan total jumlah juvenile sebanyak 4 000 ekor dan produksi recaptured sebesar 1.059,661 kg per tahun. Kondisi ini pada nilai koefisien mortalitas penangkapan F sebesar 0.376, yang menunjukan besarnya hasil tangkapan kembali ikan yang bisa dilakukan. Pertumbuhan alami ikan kerapu bebek di alam berbeda dengan ikan kerapu yang dibesarkan di karamba jaring apung, karena pengaruh tidak adanya pemberian pakan. Hasil pendugaan parameter ikan kerapu macan yang ditangkap di alam adalalah L ∞ = 97.48, t = -0.44 dan k =0.27 Kurnia 2012. Berdasarkan parameter tersebut, persamaan pertumbuhan ikan kerapu sebagai fungsi waktu sesuai persamaan Von Bertalanfy adalah : ………………1 dengan : Lt = panjang ikan pada waktu umur ikan ke-t cm t = waktu umur ikan tahun Ikan kerapu macan di alam pada lokasi penelitian bersifat allometrik postif Kurnia 2012 yang ditunjukan oleh persamaan yang menghubungkan bobot ikan W dengan panjang ikan L sebagai berikut : W=0.008L 3.16 …………2 Panjang ikan dan bobot ikan yang diturunkan dari rumus pertumbuhan ikan dan hubungan panjang berat ikan kerapu macan di alam dapat dilihat dalam table berikut. Tabel 4.2 Pertumbuhan Panjang dan Bobot Ikan Kerapu Umur Ikan Bulan Waktu Umur ikan tahun Panjang Ikan Lt cm Berat Ikan per ekor gramekor 1 0.08 12.85 25.51 2 0.17 14.73 39.30 3.24 0.27 17.00 61.90 4.24 0.35 18.80 84.94 5.24 0.44 20.55 112.54 6.24 0.52 22.26 144.92 7.24 0.60 23.93 182.23 8.24 0.69 25.57 224.59 9.24 0.77 27.17 272.08 10.24 0.85 28.73 324.73 11.24 0.94 30.26 382.57 12.24 1.02 31.76 445.56 13.24 1.10 33.22 513.67 Sumber: Hasil analisis berdasarkan model dari Kurnia 2012. Berdasar Tabel 4.2, maka umur ikan pada saat penebaran dengan panjang 17 cm adalah setara umur 3.24 bulan di alam, dengan bobot ikan 61.90 gramekor. Panjang ikan yang mencapai L∞ sepanjang 97.48 cm akan terjadi pada umur ikan 33 tahun dengan bobot sebesar 15 kgekor. Ukuran ikan yang bisa dijual dimulai pada bobot 3.0 ons ke atas atau dimulai pada ikan ukuran 28.73 cm atau setara umur ikan 10.24 bulan bisa dipanen. Umur ikan pada 10.24 bulan setara dengan 7 bulan dari waktu penebaran penebaran dilakukan di awal bulan seperti terlihat dalam tabel berikut. Tabel 4.3 Umur, panjang dan berat ikan setelah waktu penebaran Umur Ikan bulan Umur ikan tahun Panjang Total pada umur ke-t Lt cm Berat Ikan gramekor Waktu setelah enebaran bulan 1.00 0.08 12.85 25.51 2.00 0.17 14.73 39.30 3.24 0.27 17.00 61.90 1 4.24 0.35 18.80 84.94 2 5.24 0.44 20.55 112.54 2 6.24 0.52 22.26 144.92 3 7.24 0.60 23.93 182.23 4 8.24 0.69 25.57 224.59 5 9.24 0.77 27.17 272.08 6 10.24 0.85 28.73 324.73 7 11.24 0.94 30.26 382.57 8 12.24 1.02 31.76 445.56 9 13.24 1.10 33.22 513.67 10 14.24 1.19 34.65 586.83 11 15.24 1.27 36.05 664.96 12 16.24 1.35 37.41 747.95 13 Sumber : Hasil analisis berdasarkan model dari Kurnia 2012. Laju kematian alami mortalitas alamiM ikan kerapu macan di lokasi studi sebesar 0.45 sampai 0.46 per tahun Kurnia 2012. Informasi ini sangat berguna untuk mengestimasi jumlah biomasa ikan yang berada pada perairan. Mortalitas alami ini bisa dikarenakan kematian oleh predasi, penyakit atau factor lainnya. Bila dilihat dari waktu dari penebaran sampai ukuran panen sesuai dengan permintaan pasar minimal 7 bulan, maka akan terlalu lama. Sehingga walaupun mungkin secara bio-teknis bisa dilakukan, tetapi sulit bagi nelayan untuk bisa bertahan tanpa penghasilan selama kurun waktu minimal 7 bulan. Secara ekonomis hal ini tidak menguntungkan. Sehingga perlu disimulasikan pola penebaran release dengan pola musim bulanan seperti pola musim tebar pada budidaya. Sehingga nelayan mempunyai potensi pendapatan terjadwal. Namun demikian, dengan karakteristik ikan kerapu yang cenderung predator sehingga berpotensi kanibal, maka penebaran tidak dilakukan pada satu perairan yang sama dengan ukuran ikan yang berbeda. Untuk menghindari terjadinya pemangsaan ikan oleh ikan yang lebih besar, maka dapat dilakukan penebaran pada ukuran yang berbeda pada wilayah perairan yang berbeda. Oleh karena itu, dengan