Biaya Pengembangan dan Pengelolaan Wisata

Gambar 4.9 Estimasi jumlah wisatawan per tahun dengan memperhatikan daya dukung Dinamika bulanan jumlah wisatawan menunjukan bahwa jumlah wisatawan snorkling bersifat tetap. sedangkan wisatawan pancing bersifat dinamis sesuai dengan jumlah alokasi ikan yang bisa dipanen untuk dipancing. Sehingga wisatawan pancing hanya dihitung bila terdapat ikan yang dipanen. sedangkan wisatawan snorkling dimulai pada bulan ke-6. Gambar 4.10 Estimasi dinamika jumlah wisatawan pancing dan snorkling Biaya yang timbul dari pemanfaatan sumberdaya sea ranching untuk kegiatan wisata, secara prinsip terdiri dari biaya penyusutan dari peralatan yang digunakan serta biaya guide. Berdasarkan pada pendekatan ini maka jumlah biaya yang dibutuhkan dapat dilihat dalam gambar berikut. Gambar 4.11 Biaya wisata pancing, snorkling dan total per tahun Dinamika biaya wisata pada wilayah sea ranching setiap bulan menunjukan bahwa akumulasi biaya wisata snorkling mempunyai kecenderungan peningkatan yang sangat besar dibandingkan dengan biaya wisata pancing seperti terlihat dalam Gambar 4.12. Gambar 4.12 Dinamika bulanan biaya total, akumulasi biaya wisata pancing dan wisata snorkling. Secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan sea ranching merupakan penjumlahan dari biaya pemeliharaan ekosistem dan sistem sea ranching yang meliputi biaya pelepasan juvenile dan biaya transaksi, serta biaya wisata. Biaya wisata perlu dimasukan dalam biaya pengelolaan sea ranching, karena merupakan bagian dari pemanfaatan sumberdaya dalam wilayah pengelolaan sea ranching. Pada faktanya, kegiatan ini juga menghasilkan benefit dari pengelolaan; yang bila tidak dikelola dengan baik dapat merubah fungsi ekosistem dan sistem sea ranching. Besaran biaya pengelolaan sea ranching yang diperlukan dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.17 Biaya pengelolaan sea-ranching di perairan dangkal Pulau Semak Daun No. Uraian Tahun Rupiah 1 2 3 4 5 1. Pelepeasan Juvenile 120 799 111 101 903 987 132 496 901 120 799 111 101 903 987 2. Transaksi 152 143 404 121 714 723 97 371 779 77 897 423 62 317 938 3. Wisata 41 383 014 60 617 495 62 694 588 61 224 227 61 032 121 4. Biaya Total 314 325 530 284 236 206 292 563 268 259 920 761 225 254 046 5. Akumulasi Biaya 314 325 529 598561 735 891 125003 1 151 045 764 1 376 299 810 Dinamika komponen biaya pengeloaan secara ringkas dapat dilihat dalam Gambar 4.13. Gambar 4.13 Dinamika biaya dan akumulasi biaya pengelolaan sea ranching di perairan dangkal Semak Daun

4.5 Penerimaan

Penerimaan dari sea ranching diperoleh dari dua komponen utama yaitu penerimaan dari penjualan barang atau hasil sea ranching berupa ikan yang bisa dipanen. dan hasil dari pemanfaatan sumberdaya non-good. Aktivitas pemanfaatan ini mencakup : 1 perikanan yaitu perikanan untuk pangan komersial dan perikanan untuk rekreasional, dan 2 rekreasi yang tidak berbasi pada keberadaan ikan. Secara keseluruhan komponen ini dapat direkstrurisasi menjadi komponen : 1 penjualan hasil penangkapan dan 2 kegiatan rekreasional. Penerimaan dari penjualan hasil penangkapan adalah hasil dari penangkapan baik penangkapan oleh nelayan maupun penangkapan rekreasional. Dalam simulasi ini, total produksi baik dari penangkapan nelayan maupun rekreasional harus sama dengan produksi yang bisa dipanen dari setiap goba. Sehingga penangkapan oleh nelayan dan penangkapan oleh perikanan pancing merupakan proporsi dari keseluruhan biomasa yang bisa dipanen dari satu goba dan keseluruhan wilayah pengelolaan sea ranching. Besaran penerimaan ini akan sangat linear atau proporsional dengan jumlah hasil tangkapan dan harga yang diterima oleh kelompok pengelola sea ranching. Total produksi panen tangkapan kembali dari masing-masing goba sesuai dengan skenario yang dikembangkan. Harga ikan kerapu pada ukuran 500 gramekor berdasarkan hasil penelitian adalah Rp110 000kg. Perkalian jumlah panen dengan harga pada tingkat nelayan menjadi penerimaan pengelola sea ranching . Panen penangkapan kembali ikan yang dihasilkan secara proporsional sesuai dengan luasan perairan. Estimasi produksi secara proporsional dari paa setiap goba dan produksi total dapat dilihat dalam Tabel 4.18. Tabel 4.18 Estimasi tangkapan kembali ikan kerapu pada sistem sea ranching setiap goba dan total No. Uraian Tahun kg 1 2 3 4 5 1. Semak Daun 290 290 290 579 290 2. Karang Sempit 91 91 91 3. Kuning 312 156 156 312 4. Karang Lebar 523 1045 523 523 Total 381 1.124 1.582 1.258 1.216 Dua goba yang memberikan kontribusi terbesar pada tingkat hasil tangkapan kembali adalah Goba Semak Daun dan Goba Karang Lebar. Berdasarkan asumsi harga ikan tetap, maka penerimaan dari penjualan ikan yang ditangkap kembali dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.19 Hasil penjualan ikan setiap tahun pada sistem sea ranching No Uraian Tahun Rupiah 1 2 3 4 5 1. Semak Daun 31 868 999 31 868 999 31 868 999 63 737 999 31 868 999 2. Karang Sempit 10 060 758 - 10 060 758 - 10 060 758 3. Kuning - 34 293 665 17 146 833 17 146 833 34 293 665 4. Karang Lebar - 57 486 120 114 972 239 57 486 120 57 486 120 Total 41 929 758 123 648 784 174 048 830 138 370 951 133 709 543 Sesuai dengan pola penebaran-tumbuh-tangkap seperti diuraikan sebelumnya. pada tahun pertama khususnya 10 bulan pertama, tidak ada ikan yang bisa ditangkap untuk seluruh wilayah. Sehingga pada kondisi ini menjadi sangat krusial bagi anggota kelompok sea ranching seperti terlihat dalam gambar berikut. Gambar 4.14 Volume hasil penangkapan kembali dari juvenil yang dilepas Sumber penerimaan yang lain adalah penerimaan dari kegiatan wisata, yaitu wisata pancing dan wisata snorkling. Penerimaan wisata pancing diperoleh dari pembebanan taruf masuk pemancing. Tiket pemancing dibebankan sebesar Rp50 000oranghari. Sedangkan penerimaan dari wisatawan snorkling terdiri dari tiket masuk Rp25 000, sewa snorkel Rp35 000, sewa pelampung Rp35 000 dan sewa fin Rp25 000. Sehingga satu orang wisatawan snorkling akan mengeluarkan biaya wisata untuk kegiatan snorkling sebesar Rp115 000hari, dari pukul 10.00 sampai 17.00. Besaran biaya tersebut dikalikan dengan jumlah wisatawan didapatkan besaran penerimaan dari wisata. seperti terlihat dalam tabel berikut. Tabel 4.20 Penerimaan wisata pancing dan snorkling setiap tahun No. Uraian Tahun Rupiah 1 2 3 4 5 1. Penerimaan pancing 2 541 197 7 493 866 10 548 414 8 386 118 8 103 609 2. Penerimaan snorkling 235 200 000 403 200 000 403 200 000 403 200 000 403 200 000 3. Penerimaan Wisata Total 237 741 197 410 693 866 413 748 414 411 586 118 411 303 609 Berdasarkan tabel diatas. penerimaan wisata snorkling jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wisata pancing. Penerimaan wisata pancing berkisar dari 1.06-2.55 dari keseluruhan penerimaan wisata. Secara keseluruhan penerimaan wisata akan menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penerimaan dari penjualan ikan seperti terlihat dalam Tabel 4.21.