tahun selanjutnya. tetapi biaya pelepasan juvenil akan semakin meningkat karena frekuensi pelepasan juvenile akan semakin tinggi.
Tabel 4.15 Biaya pemeliharaan sistem sea-ranching
No. Biaya
Pemeliharaan Sistem Sea
ranching Tahun Rupiah
1 2
3 4
5 1. Pelepasan
Juvenil 120 799 111 101 903 987 132 496 901 120 799 111
101 903 987 2. Transaksi
152 143 404 152 143 404 152 143 404 152 143 404 152 143 404
Total Biaya Pemeliharaan
272 942 515 254 047 391 284 640 305 272 942 515 254 047 391
Keterangan : Basis penelitian simulasi tahun 2014
Berdasar Tabel 4.15 biaya transaksi bersifat tetap, mengingat bahwa kegiatan untuk menjaga system hak berjalan dengan baik juga bersifat tetap.
Sehingga dinamika biaya pemeliharaan ditentukan dari dinamika biaya pelepasan juvenile. seperti terlihat dalam Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Dinamika biaya pemeliharaan dan biaya transaksi Berdasar pada tabel diatas, komponen biaya transaksi justru lebih besar
secara konsisten dibandingkan dengan biaya pelepasan juvenile itu sendiri. Sejalan dengan berkembangnya sea ranching, maka biaya transaksi dapat
diasumsikan menurun. Misalnya pembinaan kelompok pada tahun kedua dan seterusnya tidak perlu harus sesering pada tahun pertama. Demikian pula resolusi
konflik juga semakin mudah. Biaya pengawasan juga semakin menurun, karena baik pihak internal maupun eksternal semakin mengetahui regulasi yang
diterapkan pada wilayah tersebut. Bila diasumsikan biaya transaksi mengalami penurunan secara simultan sebesar 20 pada tahun berikutnya, maka biaya
pemeliharaan dapat dilihat dalam Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Biaya pemeliharaan dengan skenario biaya transaksi menurun simultan 20 setiap tahun
No. Biaya
Pemeliharaan Tahun Rupiah
1 2
3 4
5 1
Pelepeasan Juvenile 120 799 111 101 903 987 132 496 901 120 799 111 101 903 987
2 Transaksi
152 143 404 121 714 723 97 371 779
77 897 423 62 317 938
Biaya Total Pemeliharaan Ekosistem
272 942 515 223 618 710 229 868 680 198 696 534 164 221 926
Asumsi penurunan ini akan tetap dipergunakan pada perhitungan selanjutnya karena lebih rasional dibandingkan dengan biaya transaksi yang tetap.
Berdasar gambaran tabel diatas, biaya pemeliharaan total juga mengalami penurunan. Komposisi juga berubah, dengan kondisi pada tahun ke-3 biaya
pelepasan juvenile menjadi semakin dominan. Sehingga dinamika biaya pemeliharaan total juga mengalami penurunan seperti terlihat dalam Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Dinamika total biaya pemeliharaan pada skenario penurunan biaya transaksi simultan tahunan 20
Berdasarkan pada tabel dan grafik diatas, terlihat bahwa biaya transaksi pada tahun ke-5 sebesar 40.96 dari tahun pertama yang berimplikasi pada biaya
pemeliharaan keseluruhan juga mengalami penurunan dengan biaya total mencapai 60.17 dari biaya awal. Hal ini menjadi catatan, bahwa biaya transaksi
menjadi komponen penting yang dapat direkayasa untuk menurunkan biaya pemeliharaan system sea ranching secara keseluruhan; mengingat pengurangan
biaya pelepasan juvenile akan berimplikasi langsung pada penurunan produksi.
4.4.3 Biaya Pengembangan dan Pengelolaan Wisata
Sesuai dengan perkembangan dan potensi wilayah, maka pengembangan wisata dalam kawasan sea ranching juga potensial dapat dikembangkan. Wisata
potensial tersebut meliputi wisata pancing sport fishing dan wisata snorkling.
Spesies target dari wisata mancing adalah ikan kerapu. Sedangkan wisata snorkling mencakup seluruh wilayah perairan dangkal Semak Daun yang menjadi
area sea ranching. Kegiatan wisata ini memerlukan pemandu, yang selain sebagai pendamping juga sekaligus sebagai pengawas untuk mengawasi kegiatan wisata
yang tidak merusak ekosistem terumbu karang. Analisis pada studi sebelumnya oleh Purnomo 2014 menghasilkan total
daya dukung kawasan sea ranching sebesar 70 orang wisatawan snorkling per hari. Wisata memancing biasanya dalam bentuk kelompok, yang umumnya tidak
dalam bentuk kelompok yang besar. Hasil wawancara dengan pelaku wisata di lokasi penelitian mendapatkan bahwa rasio pemandu dengan wisatawan snorkling
biasanya adalah 15 wisatawan satu orang pemandu. Sedangkan rasio pemandu dengan wisatawan pemancing adalah 5 orang wisatawan dengan satu pemandu.
Berdasarkan kondisi di lapang, biaya pemandu wisata sebesar Rp170 000hari, dengan pelayanan dari pukul 10.00 sampai 17.00 baik untuk wisata pancing
maupun wisata snorkling. Wisatawan memancing biasanya membawa sendiri peralatan yang
digunakan, kecuali perahu. Sedangkan wisatawan snorkling akan menyewa alat yang digunakan seperti snorkel, kaki katak fin dan pelampung. Biaya sewa
masing-masing alat tersebut adalah snorkel Rp35 000hari, fin Rp25 000hari dan pelampung sebesar Rp35 000. Sedangkan kapal baik wisatawan pancing maupun
snorkling biasanya menyewa dari penyedia jasa sewa di P. Pramuka, yang bervariasi dari Rp450 000 sampai Rp800 000 per kapal per hari. Pemilik kapal
biasanya adalah nelayan yang pada hari libur Sabtu sampai Minggu mengkhusukan menyediakan jasa pelayanan mengantar wisatawan.
Penyedia peralatan wisata snorkling akan membeli snorkel, fin dan pelampung satu set karena biayanya akan lebih murah. Harga beli snorkel. dan fin
masing-masing Rp250 000 sedangkan pelampung Rp150 000. Peralatan diasumsikan mempunyai umur ekonomis 2 tahun.
Hal spesifik perlu dijelaskan bahwa untuk wisata mancing dengan target ikan kerapu yang dilepas. maksimal ikan yang dipancing diasumsikan sebesar
40 dari total ikan yang bisa dipanen ditangkap kembali. Ukuran ikan yang tertangkap adalah 500 gramekor dengan asumsi maksimal hasil tangkapan setiap
pemancing 3 kilogram atau 6 kali strike per hari. Ikan tersebut bukan untuk dibawa pulang sebagai hasil tangkapan. tetapi menjadi hasil dari sea-ranching dan
diperhitungkan sebagai bagian dari total tangkapan. Sedangkan wisatawan snorkling tidak dipengaruhi oleh jumlah ikan. tetapi kesehatan karang. Meskipun
penelitian Purnomo 2014 menunjukan bahwa daya dukung perairan sea ranching
untuk wisata snorkling adalah 70 oranghari; tetapi dalam simulasi ini hanya digunakan 50 atau 35 orang. Berdasarkan asumsi jumlah ikan yang bisa
dipanen, rasio pemandu wisata dengan wisatawan dan daya dukung spasial wisatawan snorkling. maka jumlah wisatawan per tahun dapat diperkirakan seperti
dalam gambar berikut.
Gambar 4.9 Estimasi jumlah wisatawan per tahun dengan memperhatikan daya dukung
Dinamika bulanan jumlah wisatawan menunjukan bahwa jumlah wisatawan snorkling bersifat tetap. sedangkan wisatawan pancing bersifat dinamis sesuai
dengan jumlah alokasi ikan yang bisa dipanen untuk dipancing. Sehingga wisatawan pancing hanya dihitung bila terdapat ikan yang dipanen. sedangkan
wisatawan snorkling dimulai pada bulan ke-6.
Gambar 4.10 Estimasi dinamika jumlah wisatawan pancing dan snorkling Biaya yang timbul dari pemanfaatan sumberdaya sea ranching untuk
kegiatan wisata, secara prinsip terdiri dari biaya penyusutan dari peralatan yang digunakan serta biaya guide. Berdasarkan pada pendekatan ini maka jumlah biaya
yang dibutuhkan dapat dilihat dalam gambar berikut.