c Menciptakan harkat
dan martabat
pegawai sehingga
mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas.
6 Tingkat Penghasilan Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan
konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.
7 Gizi dan Kesehatan Apabila pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadan
sehat, maka akan lebih kuat bekerja, apabila mempunyai semangat yang tinggi maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.
8 Jaminan Sosial Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada
pegawainya dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka
akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan
produktivitas kerja. 9 Lingkungan dan Iklim Kerja
Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggungjawab untuk
melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.
10 Sarana Produksi Mutu sarana produksi berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik, kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan yang dipakai.
Sarana produksi yang baik apabila digunakan oleh tenaga kerja terampil akan mendorong produktivitas.
11 Teknologi Apabila teknologi yang digunakan sesuai dan mempertimbangkan
aspek ekonomis, teknis, dan sosial maka diharapkan akan berdampak terhadap:
a Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi b Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu
c Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa Dengan memperhatikan hal tersebut, maka penerapan teknologi
dapat mendukung peningkatan produktvitas. 12 Kesempatan Berprestasi
Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat bagi
dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis untuk
meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi utama karyawan yang semakin penting dan menentukan tingkat
produktivitas karyawan yaitu pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja, disiplin kerja, pengalaman kerja, ketrampilan, tingkat penghasilan,
lingkungan dan iklim kerja, penguasaan peralatan. Dengan harapan agar karyawan semakin gairah dan mempunyai semangat dalam
bekerja dan akhirnya dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
Dari teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja, disiplin kerja dan pengalaman kerja merupakan faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja.
c. Pengukuran Produktivitas Kerja
Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran
produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan
menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja jam, hari atau tahun. Pengukuran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang diartikan
sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut pelaksanaan standar Muchdarsyah Sinungan,
2005: 262.
Menurut Henry Simamora 2004: 612 faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas
kerja, kualitas kerja, dan ketepatan waktu: 1 Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh
karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahaan.
2 Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan
dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan
standar yang ditetapkan oleh perusahaan. 3 Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan
pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu
sampai menjadi output. Mengukur produktivitas kerja menurut dimensi organisasi menurut
Alan Thomas dalam Kusnendi, 2003: 8.5 yang secara matematis hubungannya diformulasikan sebagai berikut:
O
i
= g I , I , … … … … I
n
Dimana O
i
adalah ouput, sedangkan I
n
adalah sejumlah input yang dipergunakan dalam mencapai output tertentu. Dengan kata lain
formula diatas, dapat diperjelas kepada formula yang lebih dipahami, yakni sebagai berikut:
P = O
I Dimana:
P = Produktivitas; O = Output;
I = Input
Dalam Muchdarsyah Sinungan 2009: 23 secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan
dalam tiga jenis yang sangat berbeda. 1 Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan
pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan
sekarang ini
memuaskan namun
hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta
tingkatannya. 2 Perbandingan pelaksanaan antara satu unit perorangan tugas,
seksi, proses
dengan lainnya.
Pengukuran seperti
itu menunujukkan pencapaian relatif.
3 Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasarantujuan.
Untuk menyusun
perbandingan-perbandingan ini
perlulah mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan
pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas
parsial.
Produktivitas Total = hasil total
masukan total
Produktivitas Parsial = hasil parsial
masukan total Menurut J. Ravianto 1986: 128 penerapan pengukuran
produktivitas dengan cara sederhana di tingkat perusahaan. Rumus produktivitas tenaga kerja TK adalah:
Produktivitas TK = Hasil Kerja yang Sebenarnya
Jumlah Jam Kerja Sebenarnya Dalam pabrik manufaktur jumlah hasil kerja keluaran yang
sebenarnya ialah produk yang tidak cacat atau terbuang. Biasanya hasil itu dinyatakan dalam satuan jumlah seperti kilogram, pak, liter, unit,
dan lain-lain. Untuk perusahaan yang hanya membuat satu macam produk, maka perhitungannya menjadi sederhana. Tetapi bila
perusahaan mempunyai produk yang bermacam-macam, maka hasil kerja ini perlu dikonversikan menjadi satuan nilai.
Dengan demikian usaha mengukur produktivitas kerja dari seluruh proses produksi dengan bermacam-macam produk dapat dilakukan
dengan memakai nilai uang yaitu rupiah dari produk yang dihasilkan. Rumus untuk mengukur produktivitas dengan nilai uang adalah:
Produktivitas TK = Hasil Kerja x Nilai Produk
Jam Kerja Untuk menyederhanakan cara perhitungan, nilai produk diartikan
sebagai nilai dari bahan baku dan bahan pengemas. Jam kerja dihitung dengan mengalikan jumlah tenaga kerja untuk sebuah mesin, dengan