261 1 Sistem pendidikannya diarahkan sebagai usaha membantu kelestarian
penjajahannya. 2 Sifat pendidikannya adalah eksploitasi demi keuntungan penjajah yang berakibat kebodohan dan kemelaratan pihak yang dijajah. 3
Metode pendidikannya dijalankan untuk menciptakan “tertib semu”, tidak memberi peluang untuk tumbuh bebas. 4 Sistem mengajarnya dengan
metode menghafal dan membeo tanpa diberi kesempatan untuk bersaksi dan beraksi. Sarino Mangunpranoto, 1976: 16.
b. PKn Awal Kemerekaan 1945-1949.
Menurut Udin S. Winataputra: Pada
awal kemerdekaan
belum ada
mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang berdiri sendiri dan diajarkan pada pendidikan formal.
Pendidikan Kewarganegaraan dititipkan pada Pendidikan Moral, yakni lewat Pendidikan Agama dan Pendidikan Budi Pekerti, yang berisi nilai-nilai
kemasyarakatan, adat, dan agama. Pelajaran Kewarganegaraan baru diperkenalkan pertama kali pada tahun 1957. wawancara, 6 Agustus 2011.
c. PKn Era Demokrasi Parlementer 1950-1959
Pada tahun 1957 mulai diperkenalkan mata pelajaran Kewarganegaraan, yang isi pokoknya meliputi: 1 Cara memperoleh kewarganegaraan; 2 Hak dan
kewajiban warga negara; 3 Tata Negara dan Tata Hukum. Ketiga hal tersebut semata-mata beraspek kognitif Soenarjati dan Cholisin, 1989: 17. Makna
Pendidikan Kewarganegaraan pada masa ini adalah pemahaman hak warga negara, cara memperoleh kewarganegaraan, dan tata negara.
d. PKn Era Demokrasi Terpimpin 1959-1966
Pada tahun 1959 terjadi perubahan arah politik di negara Indonesia. UUDS 1950, dinyatakan tidak berlaku oleh Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan berlaku kembali
UUD 1945. Dengan berlakunya kembali UUD 1945, nampak dalam bidang pendidikan diadakan perubahan arah. Perubahan ini tampak dengan diperkenalkannya
262 mata pelajaran Civics pada tahun 1961 sebagai pengganti mata pelajaran
Kewarganegaraan. Mata pelajaran Civics berisi: ”1 Sejarah kebangkitan nasional; 2 UUD; 3 Pidato-pidato politik
kenegaraan yang terutama diarahkan untuk nation and character building bagi bangsa Indonesia”. Muchson dkk., 2001: 16.
Istilah Civics ini mengingatkan pada istilah zaman Yunani “Civics”, yaitu penduduk sipil yang mempraktekkan demokrasi langsung dalam negara kota Polis. Menurut
Numan Somantri: Istilah ini kemudian diambil alih oleh Amerika Serikat untuk dipergunakan
sebagai istilah
pengajaran demokrasi
politik di
sekolah-sekolah. Dipergunakannya istilah Civics ini juga dimaksudkan untuk membedakan
dengan pelajaran ilmu politik di universitas-universitas. Numan Somantri, 1976: 46.
Pelajaran Civics mulai diperkenalkan pada tahun 1790 di Amerika Serikat dalam rangka “meng-Amerikakan bangsa Amerika”. Pada tahun 1907 ada Gerakan
Community Civics yang dipelopori oleh W.A. Dunn bertujuan agar pelajaran Civics lebih fungsional bagi pelajar. Yakni dengan memperluas bahan sehingga mencakup:
“1 Kehidupan sehari-hari baik yang ruang lingkupnya lokal maupun internasional; 2 Prinsip-prinsip ekonomi dalam pemerintahan; 3 Usaha-
usaha swasta dan masalah pekerjaan warga negara”. Muchson dkk., 2001: 17.
Dalam kurikulum Civics di SMP dan SMA isinya meliputi: 1 Sejarah nasional; 2 Sejarah proklamasi; 3 UUD 1945; 4 Pancasila; 5 Pidato-pidato
kenegaraan presiden; 6 Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa. Buku sumber yang dipergunakan adalah “Civics Manusia Indonesia Baru” dan “Tujuh Bahan
Pokok Indoktrinasi” yang lebih dikenal dengan singkatan TUBAPI. Metode pengajarannya lebih bersifat indoktrinatif. Buku pegangan untuk murid belum ada
263 Soenarjati dan Cholisin, 1989: 17-18. TUBAPI isinya meliputi: 1 Lahirnya
Pancasila; 2 UUD 1945; 3 Manipol, merupakan pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang intinya
ditegaskan pada pidato presiden pada tanggal 17 agustus 1960 meliputi caturlogi, yakni: semanagt nasional, konsepsi nasional, keamanan nasional, dan perbuatan
nasional; 4 Jalannya Revolusi Kita Jarek; 5 Pidato presiden RI di depan Sidang Umum PBB, 30 September 1960 yang berjudul “Membangun Dunia Baru” dinilai
sebagai salah satu tonggak sejarah bagi berdirinya Gerakan Non Blok; 6 Manipol USDEK; 7 Amanat presiden tentang Pembangunan Semesta Berencana di depan
DEPERNAS, tanggal 9 Januari 1960. Pada tahun 1962 istilah Civics diganti dengan istilah Kewargaan Negara, atas anjuran Dr. Sahardjo, SH, yang pada waktu itu
menjabat sebagai Menteri Kehakiman. Perubahan itu didasarkan atas tujuan yang ingin dicapainya, yaitu membentuk warga negara yang baik.
e. Makna PKn Orde Lama