312 Berdasarkan standar isi maka pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini
nantinya akan berlaku pada jenjang SD dan MI, SMP dan MTs, SMA dan MA serta jenjang SMK dan MAK. Hal demikian berbeda dengan Kurikulum 2004 yang
memberlakukan Pendidikan Kewarganegaraan di SD dan SMP sebagai bagian dari Pengetahuan Sosial dengan nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan
Pengetahuan Sosial PKPS. Sedangkan pada jenjang SMKMAK diberlakukan mata diklat Kewarganegaraan dan Sejarah Winarno, 2006: 30.
d. Makna PKn Era Reformasi
Makna Pendidikan Kewarganegaraan era Reformasi adalah untuk membentuk manusia beriman dan bertaqwa, cerdas, mandiri, terampil dan demokratis serta
religius. Pendidikan Kewarganegaraan pada era Reformasi memiliki visi untuk memberdayaan warga negara. Dengan misi untuk membentuk warganegara yang baik
dengan ciri, aktif berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berbudaya politik kewargaan, berpikir kritis dan kreatif. Substansi materi terdiri dari politik,
hukum, dan moral. Strategi pembelajaran dialog kritis. Cirinya yang menonjol adalah, akar keilmuannya jelas, intervensi rezim sangat minim, memiliki otonomi keilmuan,
berfungsi sebagai pendidikan demokrasi, pendidikan hukum, dan pendidikan moral. Pada era reformasi ini Pendidikan Kewarganegaraan juga sedang dalam proses
reformasi ke arah Pendidikan Kewarganegaraan dengan paradigma baru. Reformasi itu mulai dari aspek yang mendasar, yaitu reorientasi visi dan misi, revitalisasi fungsi
dan peranan, hingga restrukturisasi isi kurikulum dan meteri pembelajaran.
e. Dinamika PKn Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi
313 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan
di Indonesia sejak Orde Lama hingga era Reformasi adalah sebagai berikut:
Tabel 60 Dinamika PKn Sejak Orde Lama hingga Era Reformasi
Orde Lama Orde Baru
Era Reformasi 1.
Kurikulum 1947: mata pelajaran Civics belum
dikenal. 1.
Kurikulum 1968: Civics berubah
nama menjadi Kewargaan
Negara. 1.
Kurikulum Suplemen 1999: materi P-4
dihilangkan dari PPKn.
2. Kurikulum SMP dan
SMA 1957: terdapat mata pelajaran Tata
Negara dan Tata Hukum yang di
dalamnya dibahas konsep
Kewarganegaraan. 2.
Kurikulum 1975: Pendidikan
Kewargaan Negara diganti nama
menjadi Pendidikan Moral
Pancasila PMP. 2.
KBK 2004 : PPKn diganti nama menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan
PKn.
3. Kurikulum SMA 1962:
mata pelajaran Civics muncul untuk yang
pertamakalinya. 4.
Tahun 1978 lahir TAP MPR tentang
P-4, materi PMP diberi tambahan P-
4. 3.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP 2006: namanya tetap
Pendidikan Kewarganegaraan
PKn hingga sekarang.
5. Kurikulum 1984:
PMP diganti nama menjadi
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan PPKn.
6. Kurikulum 1994:
nama PPKn tetap dipertahankan
dengan materi P-4 yang tetap
dominan.
Diolah dari berbagai sumber. Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah di Indonesia dapat diringkas sebagai berikut: 1 Kurikulum 1947 terdapat
314 mata pelajaran pengetahuan umum yang di dalamnya memasukkan pengetahuan
mengenai pemerintahan, namun mata pelajaran Civics belum dikenal. 2 Kurikulum untuk SMP dan SMA tahun 1957 terdapat mata pelajaran Tata Negara dan Tata
Hukum yang di dalamnya dibahas konsep Kewarganegaraan khususnya mengenai status legal warganegara dan syarat-syarat kewarganegaraan. 3 Mata pelajaran
Civics muncul pertamakali dalam kurikulum SMA 1962. 4 Tahun 1968 lahir Kurikulum 1968, Civics berubah nama menjadi Kewargaan Negara; 5 Tahun 1975
lahir Kurikulum 1975, Pendidikan Kewargaan Negara diganti nama menjadi Pendidikan Moral Pancasila PMP; 6 Tahun 1978 lahir TAP MPR tentang P-4,
materi PMP diberi tambahan P-4 Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. 7 Tahun 1984 lahir Kurikulum 1984, PMP diganti nama menjadi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn, materi P-4 masih mendominasi. 8 Tahun 1994 lahir Kurikulum 1994, nama PPKn tetap dipertahankan dengan materi P-4 yang
tetap dominan. 9 Tahun 1999, setelah reformasi TAP MPR tentang P-4 dicabut, keluar Kurikulum Suplemen 1999, materi P-4 dihilangkan dari PPKn. 10 Tahun
2004 lahir KBK, PPKn diganti nama menjadi Pendidikan Kewarganegaraan PKn. 11 Tahun 2006 KBK diadopsi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP namanya tetap Pendidikan Kewarganegaraan PKn hingga sekarang.
315
E. Pembahasan 1. Dinamika PKn Refleksi Politik Pendidikan dan Kurikulum
Setiap masyarakat di belahan bumi manapun sangat mendambakan generasi mudanya dipersiapkan untuk menjadi warganegara yang baik dan dapat berpartisipasi
aktif dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Anak adalah warganegara yang sedang dalam proses, karena masih harus dididik menjadi warganegara dewasa yang
sadar akan hak dan kewajibannya. Oleh karena itu masyarakat sangat mendambakan generasi mudanya dipersiapkan untuk menjadi warganegara yang baik dan dapat
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Tidak ada tugas yang lebih penting dari pengembangan warga negara yang baik dan bertanggungjawab.
Warga negara berakhlak mulia, berkarakter, bertanggung jawab, dan demokratis. Karena itu Pendidikan Kewarganegaraan menjadi penting.
Ibarat pedang bermata dua menurut Dawson dan Cogan Samsuri, 2010: 18 Pendidikan Kewarganegaraan menjadi sarana penting untuk memelihara dan
mentransformasikan nilai-nilai politik dari suatu sistem politik melalui proses pendidikan di sekolah. Namun Pendidikan Kewarganegaraan sering juga digunakan
sebagai alat untuk memelihara kepentingan kekuasaan rezim dalam bentuk indoktrinasi serta hegemoni.
Orde Lama, dan Orde Baru memiliki perhatian yang besar terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal itu dapat dilihat dari berbagai kebijakan
pendidikan, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan yang amat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan situasi politik dan kenegaraan pada era masing-masing. Jika
dicermati setiap rezim sering menempatkan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai