Periode 1950-1959 Sistematika Disertasi

158 pada tahun 1948 oleh Menteri PP dan K Mr. Ali Satroamidjoja, juga Konggres Pendidikan di Yogyakarta 1949. Keseluruhan dari hasil Konggres tersebut merupakan bahan berarti bagi lahirnya UU tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran UUPP No. 4 Tahun 1950. Inilah UU tentang Pendidikan Nasional yang pertama, sekaligus mengakhiri periode ini dan memasuki periode berikutnya Ary H. Gunawan, 1986: 35.

b. Periode 1950-1959

Pada masa ini, pendidikan di Indonesia mengalami penyempurnaan. Tujuan pendidikan dan pengajaran pada saat itu ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Pada tahun 1952 pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia, menerbitkan “Rencana Pengajaran Terurai” untuk Sekolah Rakyat yang berguna untuk guru sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar pada sekolah dasar Abd. Rachman Assegaf, 2005: 65. Jenis-jenis pelajarannya adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, dan Sejarah. Dalam 1 tahun terdapat 8 bulan waktu belajar, dan tiap mata pelajaran diuraikan menjadi 8 bagian untuk masing-masing kelas, yakni untuk bulan pertama, kedua, ketiga, sampai bulan kedelapan. Pendidik dalam tiap kelas sudah memiliki pedoman mengenai hal-hal yang perlu diajarkan berdasarkan waktu yang telah ditentukan tersebut. Abd. Rachman Assegaf, 2005: 66. Mata pelajaran lain yang juga diajarkan di sekolah selain mata pelajaran yang telah tercantum di dalam Rencana Pelajaran terurai sesuai dengan peraturan Kementerian PP dan K mengenai Sapta Usaha Tama, yakni: 1 Penertiban aparatur dan usaha-usaha kementerian PP dan K; 2 Menggiatkan kesenian dan olah raga; 3 159 Mengharuskan penabungan; 4 Mewajibkan usaha-usaha koperasi; 5 Mengadakan kelas masyarakat; 6 Membentuk regu kerja SLA dan universitas. Kurikulum SD dari tahun 1952 sampai dengan 1964 dapat dikategorikan kurikulum tradisional, yakni separated subject curriculum. Periode ini dipandang spesifik, karena faktor sosio-politik yang mempengaruhi situasi pendidikan nasional telah berubah dari periode sebelumnya, dan perubahan tersebut diiringi dengan pergeseran kebijakan pendidikan. Faktor dimaksud antara lain adalah: pertama, dalam periode ini terjadi perubahan bentuk negara dari RIS ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki sistem politik yang mapan, terbukti dengan masuknya Indonesia sebagai anggota Dewan Perserikatan Bangsa Bangsa PBB yang ke-60 dan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 18-24 April 1955 Ary H. Gunawan, 1986: 45. Kedua, berlakunya sistem politik Demokrasi Liberal 1951-1959, dengan hasil pemilu pertama pada tahun 1955 yang diikuti oleh multipartai, termasuk diantaranya PKI, yang belakangan berpengaruh bagi muatan pendidikan nasional Abd. Rachman Assegaf, 2005: 66. Ketiga, adanya Dekrit Presiden 1959 dengan Manifesto Politik, UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia Manipol USDEK, yang setelah itu menjadi ”dewa” dalam kehidupan politik di Indonesia, termasuk bidang pendidikan Abd. Rachman Assegaf, 2005: 66. Kempat, sebagai hasil perjuangan Bangsa Indonesia di bidang pendidikan, dengan didahului oleh serangkaian konggres tersebut di atas dan berbagai perdebatan, maka terbentuklah UUPP No. 4 Tahun 1950 secara regional, namun kemudian dinyatakan berlaku secara 160 nasional melalui UUPP No. 12 tahun 1954 Abd. Rachman Assegaf, 2005: 67. UUPP No. 4 Tahun 1950 terdiri dari 17 bab, 30 pasal ditambah penjelasan umum, dengan ringkasan isi sebagai berikut: Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air pasal 3. Tujuan pendidikan TK hingga Perguruan Tinggi selengkapnya berisi sebagai berikut: 1 Pendidikan dan Pengajaran Taman Kanak-kanak bermaksud menuntun tumbuhnya rohani dan jasmani anak-anak sebelum ia masuk sekolah rendah pasal 7 ayat 1. 2 Pendidikan dan Pengajaran Rendah bermaksud menuntun tumbuhnya rohani dan jasmani anak-anak, memberikan kesempatan kepadanya guna mengembangkan bakat kesukaannya masing-msing, dan memberikan dasar-dasar pengetahuan kecakapan dan ketangkasan baik lahir dan batin pasal 7 ayat 2. 3 Pendidikan dan Pengajaran Menengah umum dan vak bermaksud melanjutkan dan meluaskan pendidikan dan pengajaran yang diberikan di sekolah rendah untuk mengembangkan cita-cita hidup serta membimbing, kesanggupan murid sebagai anggota masyarakat, mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus sesuai dengan bakat masing-masing, dan kebutuhan masyarakat danatau mempersiapkannya bagi pendidikan dan pengajaran tinggi pasal 7 ayat 3. 4 Pendidkan dan Pengajaran Tinggi bermaksud memberi kesempatan kepada pelajar untuk menjadi orang, yang dapat memberi pimpinan di dalam masyarakat dan yang dapat memelihara kemajuan hidup kemasyarakatan pasal 7 ayat 4. 5 Pendidikan dan Pengajaran Luar Biasa bermaksud memberi pendidikan dan pengajaran kepada orang-orang dalam keadaan kekurangan, baik jasmani maupun rohaninya supaya mereka dapat memiliki kehidupan lahir batin yang layak, pasal 7 ayat 6. UUPP No. 4 Tahun 1950. Ketentuan mengenai dasar pendidikan dan bahasa pengantar adalah sebagai berikut: 1 Pendidikan dan Pengajaran berdasar atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia dan atas kebudayaan kebangsaan Indonesia pasal 4. 2 Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah bahasa pengantar di sekolah-sekolah di seluruh Republik Indonesia pasal 5 ayat 1, sedang di Taman Kanak-kanak atau tiga kelas yang terendah di Sekolah Rendah bahasa daerah boleh digunakan sebagai bahasa pengantar, pasal 5 ayat 2. UUPP No. 4 Tahun 1950. 161 Dari beberapa pokok kandungan UUPP No. 4 Tahun 1950 di atas, bila dibandingkan dengan sistem pendidikan yang berlaku pada periode sebelumnya 1945-1950, tampak adanya perkembangan dan perubahan, persamaan, dan perbedaan. Persamaannya, dasar dan ideologi pendidikannya tetap mengacu pada Pancasila sebagai falsafah negara. Budaya bangsa dan bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar, sedang perbedaannya terletak pada tujuan pendidikan, yang semula untuk menanamkan semangat patriotisme dan jiwa nasionalisme, dalam UUPP No. 4 Tahun 1950 pasal 3 dengan jelas menyebutkan pembentukan manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

c. Periode 1959-1965