Dari hasil uji instrumen dengan menggunakan program ANATES, maka diperoleh soal valid adalah nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 17,
18, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 30, 33, 36, 39, 43, 44, 47, 50.
2. Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrument penelitian dapat dilakukan dengan teknik Kuder Richardson K
–R 20. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
6
∑
Keterangan:
r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k = banyaknya item SB = simpangan baku standar deviasi
Reabilitas dapat menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik.
7
Dari hasil uji instrumen yang dilakukan peneliti dengan program ANATES diperoleh koefisien realibilitas
sebesar 0,68.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah analisis kuantitatif yang hasil hitungannya adalah perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan
siswa yang mengikuti tes. Dalam rentang indeks ditunjukkan bahwa semakin mudah butir soal maka jumlah siswa yang menjawab benar semakin banyak.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h.115.
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 221.
Penghitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini menggunakan program ANATES. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran diperoleh 8 soal
dengan kriteria sangat sukar, 13 soal dengan kriteria sukar, 23 soal dengan kriteria sedang, dan 3 soal dengan kriteria mudah. Untuk menghitung tingkat
kesukaran item dapat digunakan rumus berikut:
8
Keterangan :
P = proporsi indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab benar N = jumlah peserta
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks
Kriteria 0,00
– 0,30 Sukar
0,31 – 0,70
Sedang 0,71
– 1,00 Mudah
4. Daya Pembeda Soal
Rumus untuk menentukan daya pembeda soal yaitu:
9
Keterangan:
D = daya pembeda Ba = banyak siswa kelompok atas yang menjawab dengan benar
Bb = banyak siswa kelompok bawah yang menjawab dengan benar N = jumlah siswa yang mengikuti tes
Klasifikasi daya pembeda soal sebagai berikut:
8
Ahmad Sofyan, et. al., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta press, 2006, h. 103.
9
Ibid, h. 104.
D : 0,00 – 0,20 = jelek
D : 0,02 – 0,04 = cukup
D : 0,04 – 0,07 = baik
D : 0,07 – 1,00 = baik sekali
D : negatif = semuanya tidak baik, sebaiknya tidak digunakan
Daya pembeda soal merupakan kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan program ANATES.
I. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis statistik. Berikut ini
merupakan langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini untuk mengetahui subjek yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, maka erlebih dahulu diuji dengan
meggunakan uji Liliefors.
10
Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Lilliefors, sebagai berikut:
Dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Urutkan sampel dari yang kecil ke yang besar dan tentukan rata-rata
data tersebut dengan mengelompokkan nilai yang sama
b. Tentukan nilai Z
i
dari masing-masing data dengan rumus:
̅
Dimana:
Z
i
= Simpangan baku untuk kurva normal standar
10
Sudjana, Metode Statistika, Bandung, Penerbit Tarsito, 2005, Cet.3, h. 466