berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku. Ada tiga macam tingkah lakuyang dikenal umum, yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga,
tujuan yang lebih jelas dirumuskan secara operasional. Kaum Behavioris menganggap bahwa taksonomi yang dikemukakan Bloom adalah sangat
bersifat mental.
6
B. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran dengan menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Hasil
belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.
Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya
input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan raw materials menjadi barang jadi
finished good. Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil
belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan
belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.
7
Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari
proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentu “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari
dalam diri individu dan diliar individu. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 115.
7
Ibid, h. 44.
aktivitas belajar telah dilakukannya. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, darui tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak berilmu menjadi berilmu,
dan sebagainya.
8
Setiap siswa mempunyai potensi untuk dididik. Potensi itu merupakan perilaku yang dapat diwujudkan menjadi kemampuan nyata. Hasil belajar
adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Kemampuan menyangkut domain kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Potensi jiwa yang dapat diubah melalui pendidikan meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Beberapa ahli mencoba mengkategorikan jenis-jenis belajar yang dikenal dengan taksonomi belajar, salah satu yang terkenal adalah taksonomi yang
disusun oleh Benyamin S. Bloom Taksonomi Bloom. Bloom membagi dan menyusun secara hirarkis tingkat hasil belajar tingkat kognitif mulai dari yang
paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan itu adalah hafalan C1, pemahaman
C2, penerapan C3, analisis C4, sintesis C5, dan evaluasi C6. Taksonomi hasil belajar afektif dikemukakan oleh Krathwohl. Krathwohl
membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkat yaitu penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi,
dan internalisasi.beberapa
ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki hasil belajar psikomotorik.
Menurut Harrow hasil belajar psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi enam: gerakan refleks, gerakan, fundamental dasar, kemampuan perseptual,
kemampuan fisis, gerakan keterampilan, dan komunikasi tanpa kata. Namun taksonomi yang paling banyak digunakan adalah taksonomi hasil belajar
psikomotorik dari
Simpson.yang mengklasifikasikan
hasil belajar
psikomotorik menjadi enam: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativitas.
9
8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar edisi II, Jakarta: Rineka Cipta:2011, cet. Ke-3, hal.175.
9
Purwanto, Evaluasi hasil belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, h. 49-53.