c Minat
Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu
10
. Maka seseorang tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut.
Sebaliknya, kalau seseorang mempelajari suatu dengan minat, maka hasil yang diharapkan akan lebih baik. Persoalan yang timbul adalah bagaimana
mengusahakan agar hal yang disajikan sebagai pengalaman belajar itu dapat menarik minat para pelajar. Siswa yang mempunyai minat dapat diharapkan akan
mencapai prestasi belajar yang optimal.
d Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar sesorang. Seseorang yang belajar pada bidang yang sesuai dengan
bakatnya akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.
b. Faktor dari Luar Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari: 1 Faktor Lingkungan environmental input
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Dapat berupa lingkungan fisikalam dan lingkungan sosial, seperti keadaan suhu,
kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia maupun hal lain juga
dapat mempengaruhi hasil belajar. Lingkungan sosial lainnya, seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar dan sebagainya juga
berpengaruh terhadap hasil belajar.
2 Faktor Pendukung instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar. Faktor-faktor tersebut berupa : a Gedung perlengkapan belajar
b Alat praktikan c Perpustakaan
d Kurikulum e Bahan program yang harus dipelajari
f Pedoman-pedoman belajar dan sebagainya
11
.
10
Ibid. h. 133
11
Muhibbin Syah. Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Rosda, Edisi Revisi, h. 130
3. Pengukuran Hasil Belajar
Pengukuran adalah suatu proses untuk menentukan kualitas daripada sesuatu. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik
setelah melakukan proses belajar
12
. Beberapa prinsip pengukuran diantaranya adalah menyeluruh, berkelanjutan, kesesuaiaan, orientasi pada indikator tercapai,
objektif, terbuka, dan bermanfaat. Bentuk pengukuran atau penilaian hasil belajar yang dapat dilakukan guru anatara lain adalah :
a. Tes Essay Sunjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subyektif dimana jawabannya tidak dinilai secara skor atau angka pasti. Pada tes essay siswa dituntut untuk
menyusun pikirannya secara berurutan dan menuangkan ide atau gagasannya dalam bahasa yang cukup baik dan dapat dimengerti. Tes ini sesuai untuk jenis
kognitif, penerapan analisa, sintesa dan evaluasi.
b. Tes obyektif
Tes obyektif adalah salah satu bentuk evaluasi hasil belajar dimana tes ini mampu memberi penilaian secara kognitif, karena sifatnya yang praktis dalam
memeriksa dan mengolah hasilnya. Tes ini dapat digunakan untuk cakupan materi yang lebih luas. Tes obyektif dapat berupa tes benar salah, tes pilihan ganda, tes
menjodohkan, dan jawaban singkat.
1 Bentuk soal benar salah Bentuk soal benar salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa
pernyataan. Sebagian dari peryataan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah. Pada umumnya soal
benar salah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan tentang fakta, definisi, dan prinsip.
2 Bentuk soal pilihan ganda Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang
benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas stem pertanyaan atau pernytaan yang berisi permasalahan yang
akan ditanyakan, Option Sejumlah pilihan atau alternatif jawaban, Kunci jawaban yang benar atau yang paling tepat, Distractor pengecoh,
jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban .
3 Bentuk soal menjodohkan Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang
paralel. Kedua kelompok pernyataan ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soa yang harus
12
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam departemen Agama RI, 2009 h. 32
dicari jawabannya. Dalam bentuk yang paling serderhana, jumllah soal sama dengan jawabannya, tetapi sebaiknya jumlah jawaban yang
disediakan dibuat lebih banyak.
4 Bentuk jawaban singkat Bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan
atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan.
Dengan kata lain, soal tersebut berupa suatu kalimat bertanya yang dapat dijawab dengan singkat, berupa kata, frase, nama, tempat, nama tokoh,
lambang, dan lain-lain
13
. Dalam penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar IPS siswa peneliti
menggunakan tes obyektif dengan bentuk pilihan ganda. Nilai prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar pada bidang study Ilmu
Pengetahuan Sosial IPS semester 2 di kelas IV, skala penilaian yang digunakan di MI Miftahul Falah berupa angka-angka bergerak dari 0-100.
C. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Cooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.
14
Pembelajaran kooperatif
dikenal dengan
pembelajaran secara
berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas
yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota
kelompok. Hubungan kerja seperti itu memungkin timbulnya persepsi yang positif
tentan apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar
13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar PT. Remaja Rosdakarya,2001 h. 35- 48
14
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif Sidoarjo, Madmedia Buana Pustaka 2009 h. 51
berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.
Aspek-aspek esensial yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, adalah:
a. Saling bergantung antara satu sama lain secara positif positif interdependence
b. Saling berinteraksi langsung antar anggota dalam kelompok face-to-face interaction
c. Akuntabilitas individu atas pembelajaran diri sendiri individual accountability
d. Keterampilan sosial cooperatif social skills e. Pemrosesan kelompok group processing
15
2. Karakteristik pembelajaran kooperatif
Karakteristik pembelajaran kooperatif
16
diantaranya : a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi
akademis. b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda
suku, budaya, dan jenis kelamin. d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
Pada pembelajaran kooperatif terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti adanya kerja sama antar kelompok belajar, adanya upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan menigkatkan hasil belajar bagi siswa, antara siswa satu dengan yang lain saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota
kelompok lain untuk mencapai pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah pembelajaran model kooperatif terdiri atas empat
tahapan yaitu:
17
15
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran Bandung, CV Wacana Prima, 2009 h.54
16
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendis DEPAG RI, 2009 h. 233
1 Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama
tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. 2 Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan
penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3 Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu
akan memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya.
4 Pengakuan Tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah,
dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk charta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah
menggunakan ICT dapat menggunakan Power Point atau Software yang lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran kooperatif adalah mengutamakan kerjasama antar siswa dalam kelompok di mana
siswa bekerja dalam kelompok untuk menguasai materi, anggota-anggota dalam kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi,
masing-masing kelompok berbeda suku, budaya dan jenis kelamin. Sistem penghargaan yang diberikan tidak secara individu melainkan berorientasi pada
kelompok yang telah bekerja sama dengan baik.
17
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Jakarta: Rajawali Pers, 2012 h. 212
3. Model-Model Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran koooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis
model tersebut, adalah sebagai berikut:
18
a. Model Student Teams-Achivement Division STAD
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-tamannya di Universitas John Hopkin.
Menurut Slavin model STAD Student Teams-Achivement Division merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini
juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris, teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar
sampai perguruan tinggi. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat
orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua
anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD: a. menyampaikan tujuan motivasi
b. pembagian kelompok c. presentasi dari guru
d. kegiatan belajar dalam tim kerja tim e. kuis evaluasi
f. penghargaan prestasi tim
b. Model Jigsaw
Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman- temannya di Universitas Texas.
Arti jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah puzzle yaitu sebuak teka-teki menyusun potongan
gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara bekerja
18
Ibid. h. 213
sebuah gergaji zigzag, yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa
ke dalam kelompok belajar kooperatif terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponensubtopik
yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk
kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga orang. Langkah-langkahnya model pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang; b. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda;
c. Anggota tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru kelompok ahli;
d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang
mereka kuasai; e. Tim-tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;
f. Pembahasan; b. Penutup.
c. Model Pembelajaran Picture and picture
Pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau di urutkan menjadi urutan logis.
Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan.
4. Tahapan-Tahapan Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat 6 langkah atau tahapan utama yaitu :
a. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan di capai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan
memotivasi siswa belajar. b. Guru menyajian informasi atau materi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau melalui bahan bacaan. c. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.
d. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
e. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
f. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
19
5. Model Pembelajaran Picture and picture
a Pengertian Model Pembelajaran Picture and picture
Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture ini dapat
digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru.
Adapun langkah-langkah pembelajaran picture and picture sebagai berikut
20
: a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Guru diharapkan untuk mencapai kompetensi dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang
harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator- indikator ketercapaian KD, sehingga KKM yang telah ditetapkan dapat
dicapai oleh peserta didik.
19
Op. Cit. h. 211
20
Agus Suprijono, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 h. 125
b. Guru menyajikan materi pembelajaran, merupakan hal yang penting karena dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa. Dengan
motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan lebih menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
c. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan yang berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan oleh guru atau temannya. Sehingga guru dapat
menghemat energi dan siswa lebih mudah memahami materi yang di ajarkan. Selanjutnya guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti
gambar dengan vidio atau demonstrasi pada kegiatan tertentu. d. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa
dapat menjalankan tugas dengan senang hati yang diberikan oleh guru. e. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan
urutan gambar. Siswa dapat menyelesaikan urutan gambar dengan baik karena siswa dilatih untuk mengemukakan alasan pemikarannya atau
pendapat tentang hasil diskusi kelompok. f. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan
konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar guru dapat memberikan penekanan-
penakanan dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui hal tersebut penting dalam
pencampaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. g. Kesimpulan atau rangkuman. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan guru
bersama siswa. Apabila siswa belum mengerti guru dapat memberikan penguatan kembali dalam mengamati gambar tersebut. Dalam pembuatan
kesimpulan dan rangkuman guru memberikan arahan dan perbaikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
picture and picture pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang dapat menjawab persoalan bagaimana belajar itu bermakna, menyenangkan, kreatif, dan sesuai dengan realita yang ada serta lebih melibatkan siswa aktif
belajar, baik secara mental, intelektual, fisikal, maupun sosial.
b Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Picture and picture
Model pembelajaran picture and picture memiliki keunggulan, diantaranya: a. Keunggulan :
1
Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2
Melatih siswa berpikir logis dan sistematis.
3
Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik
berpikir.
4
Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5
Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas. Selain memiliki keunggulan model pembelajaran picture and picture juga
memiliki kelemahan, diantaranya: b. Kelemahan
1
Memakan banyak waktu.
2
Banyak siswa yang pasif.
3
Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas.
4
Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.
5
Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
21
.
D. Hasil Penelitian Yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, berikut disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut akan
dipaparkan sebagai berikut :
21
http:iwaktelang21.blogspot.com201303model-pembelajaran-picture-and-picture.html 10 Februari 2015 14.30WIB.
a. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Fauziah 2012 Program S.1 Program Studi Pendidikan IPS Fakulkas Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Program SI. Penelitian tersebut berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and picture Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Ekonomi Pada Materi Pasar ” Penelitian tersebut dilaksanakan di MTS
Sunnatul Husna Pondok Ranji. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
rata-rata hasil belajar ekonomi yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siklus 1 : 0,5 dan meningkat pada siklus ke II
menjadi : 0,7. Yang berarti model pembelajaran picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Neng Ela 2013, Program S.1 Program Studi PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia, dengan
judul “Penerapan Model Picture and picture pada pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan dan Pengaruhnya untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa:PTK pada siswa kelas IV SDN 4 Cibodas kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012-2013
”. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan
secara signifikan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa hanya 56,43 dengan persentase ketuntasan 30 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa
mencapai 93 dengan persentase 92,32 Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah MI mempunyai tujuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungan serta memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial. Selama proses pembelajaran, guru tidak hanya memberikan sejumlah konsep kepada siswa untuk dapat diaplikasikan oleh siswa
dalam memecahkan masalah khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan
sosial. Dalam hal ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa sangat menentukan hasil yang akan diperoleh. Bagian dari kegiatan yang
mendasar dan sistematis dalam peningkatan mutu pendidikan adalah pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem penilaian. Metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu memperhatikan karakteristik siswa, sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Proses pembelajaran yang dikembangkan di sekolah akan mempengaruhi hasil belajar. Salah satu pengukuran kualitas pembelajaran adalah tes hasil belajar
dengan rata-rata nilai pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah MI relatif masih rendah. Rendahnya hasil belajar diduga disebabkan oleh beberapa hal, antara lain;
sarana dan prasarana yang kurang mendukung, dalam proses pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi perkembangan teknologi sulit dipahami dan
dimengerti oleh siswa. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan usaha yang dapat mengatasi
masalah tersebut. Suatu usaha yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik
bagi siswa, sehingga dapat terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa. Melalui model pembelajaran Picture and picture diharapkan berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan metode ini diharapkan dapat memaksimalkan keaktifan siswa dalam belajar IPS dan hal ini
akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
F. Hipotesis Tindakan
Dengan memperhatikan kajian teori dan kerangka berpikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa meningkatkan hasil
belajar pada pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Picture and picture
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Miftahul Falah Jalan Madrasah RT 0620 Kp. Bojong Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan Sukmajaya
Kota Depok. Alasan penulis memilih MI Miftahul Falah Kota Depok sebagai tempat penelitian adalah karena Madrasah ini memiliki karakteristik yang cocok
dengan judul penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada semester genap Tahun ajaran 20122013, dari
mulai bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Mei 2013.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas PTK, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau
meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
22
Konsep penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi
mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
1. Tahap Perencanaan Planning
Tahapan awal penelitian yaitu menyiapkan rencana pembelajaran RPP dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
lembar observasi peneliti dan siswa, menyiapkan media pembelajaran picture and picture dan lembar wawancara untuk guru dan siswa.
22
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, hlm. 58.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Action
Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu dengan
melaksanakan tindakan kelas.
3. Tahap Pengamatan Observing
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas untuk mendapatkan data yang akurat untuk perbaikan
pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama
proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh guru kelas yang berperan sebagai kolaborator.
4. Tahap Analisis Reflecting
Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil pengamatan yang didapat dari lembar observasi dan hasil tes
dianalisa bersama kolaborator, sehingga dapat diketahui kekurangan yang ada pada siklus ini. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan acuan untuk merencanakan
tindakan pada siklus II. Hasil observasi yang diperoleh dianalisis peneliti bersama observer, untuk
mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Hasil analisis tersebut akan
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut:
Rancangan Siklus Penelitian
Observasi Pendahuluan 1. Wawancara dengan Guru dan Siswa
2. Observasi Pembelajaran Siswa
Analisis Penyebab Masalah
Siklus I
Tahap Perencanaan Membuat RPP, Lembar penilaian hasil
belajar, lembar observasi dan soal tes akhir siklus I
Tahap Pelaksanaan Tindakan Proses Pembelajaran IPS dengan
menerapkan model picture and picture Tahap Analisis dan Evaluasi
Memberikan lembar penilaian hasil belajar siswa dari soal tes akhir siklus I,
serta menganalisis lembar penilaian hasil belajar siswa, lembar observasi dan tes
akhir siklus I Tahap Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi proses pembelajaran siklus I, hasil
penelitian siklus I dibandingkan dengan Indikator keberhasilan, karena indikator
keberhasilan belum tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus II
Siklus II
Tahap Perencanaan Membuat RPP, Lembar penilaian hasil
belajar, lembar observasi dan soal tes akhir siklus II
Tahap Pelaksanaan Tindakan Proses Pembelajaran IPS dengan
menerapkan model picture and picture
Tahap Analisis dan Evaluasi Memberikan lembar penilaian hasil belajar
siswa dari soal tes akhir siklus II, serta menganalisis lembar penilaian hasil
belajar siswa, lembar observasi dan tes akhir siklus II
Tahap Refleksi Mengevaluasi proses pembelajaran siklus
II, karena Indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian hanya sampai
siklus II
Tahapan Pembuatan Laporan Penelitian