III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Produksi
Kegiatan produksi dalam kegiatan ekonomi tidak lepas dalam peranan factor-faktor dalam perekonomian dengan factor-faktor produksi.Produksi
menerangkan hubungan teknis technical relationship antara sejumlah input yang digunakan dengan output dalam suatu proses produksi. Fungsi produksi
digunakan untuk menentukan output maksimum yang dapat dihasilkan dari penggunaan sejumlah input. Konsep fungsi produksi berguna untuk mengetahui
keragaan proses produksi. Fungsi produksi yang efisien secara teknis dalam arti menggunakan sejumlah bahan mentah yang minimal, tenaga kerja minimal, dan
barang-barang lain yang minimal Debertin,1986. Dalam berbgai literatur ekonomi produksi, pendekatan analisis produksi
suatu perusahaan pertanian atau usahatani selalu dikategorikan atas beberapa bagian yakni sistem produksi satu output dengan satu input produksi atau
dengan multi input, atau multi input dengan multi output. Berbagai sistem anlisis produksi tersebut memakai konsep fungsi produksi yang sama. Konsep fungsi
produksi production function sudah banyak dibahas oleh para ahli ekonomi pertanian yang antara lain oleh Doll dan Orazem 1984, Debertin 1986. Dari
semua konsep diketahui bahwa fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis technical relationship antara sejumlah input yang digunakan dengan output
yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Fungsi produksi adalah sebuah deskripsi matematis atau kualitatif dari berbagai macam kemungkinan-
kemungkinan produksi teknis yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dalam suatu proses produksi terdapat banyak faktor-faktor produksi yang digunakan tetapi
tidak semua faktor produksi digunakan dalam analisis fungsi produksi, karena analisis ini hanya merupakan fungsi pendugaan sehingga tergantung dari penting
tidaknya pengaruh faktor produksi tersebut terhadap produksi yang dihasilkan. Selanjutnya dalam proses produksi pertanian terdapat variabel peubah tak bebas
dependent variable Y yang dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi atau variabel-variabel bebas independent variable X; atau dalam bentuk umumnya
Y = fX. Lebih lanjut dikatakan bahwa kemampuan petani untuk mengambil keputusan tentang kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi yang sesuai
dengan jumlahnya dalam suatu proses produksi menentukan tingkat performansi produksi suatu usahatani.
Dalam teori ekonomi mikro yang standar, konsep fungsi produksi membentuk dasar untuk mendeskripsikan hubungan input-output bagi
perusahaan atau produsen. Jika diasumsikan bahwa faktor produksi adalah homogen dan informasi tersedia lengkap sempurna tentang teknologi yang ada,
maka fungsi produksi mewakili sejumlah metode untuk menghasilkan output. Lebih jelas lagi, fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang bisa
dicapai dengan mengkombinasikan berbagai jumlah input. Coelli, et al., 1998, menjelaskan bahwa fungsi produksi frontier frontier production function memiliki
definisi yang tidak jauh berbeda dengan definisi fungsi produksi dan banyak digunakan saat menjelaskan konsep pengukuran efisiensi. Frontier digunakan
untuk lebih menekankan kepada kondisi output maksimum yang dapat dihasilkan dalam suatu proses produksi.
Debertin 1986 menjelaskan tiga tahap proses produksi yaitu : tahap pertama, kondisi di mana produk rata-rata atau avarage product AP meningkat,
daerah ini dikatakan sebagai daerah yang irasional atau daerah tidak atau belum efisien; tahap kedua, kondisi yang ditandai memuncaknya kurva produk rata-rata
AP, kemudian menurun dan dibarengi dengan menurunnya produk marginal atau Marginal Product MP tetapi masih positif, daerah ini disebut daerah yang
rasional atau efisien; dan tahap ketiga, kondisi yang ditandai menurunnya produk marginal MP negatif, daerah ini disebut sebagai daerah yang tidak rasional atau
sudah tidak efisien. Petani yang bertujuan memaksimumkan keuntungannya akan bekerja pada tahap kedua.
Penjumlahan elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi sekaligus menunjukkan tingkat besaran skala ekonomi usaha return to scale.
Skala ekonomi usaha merupakan respon dari perubahan output yang dihasilkan karena perubahan proporsional dan seluruh inputnya. Fungsi produksi Linier
Berganda, Cobb-Douglas dan Translog dapat digunakan untuk menguji fase pergerakan skala ekonomi usaha return to scale atas perubahan faktor-faktor
produksi yang digunakan dalam suatu proses produksi yaitu dengan menjumlahkan elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi.
Berdasarkan penjumlahan elastisitas produksi dari faktor- faktor produksi ke-i. 1. Kenaikan hasil yang meningkat increasing return to scale, berarti proporsi
penambahan faktor produksi akan menghasilkan produksi output yang proporsinya lebih besar. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa penjumlahan
elastisitas produksi dari faktor produksi ke-i lebih besar dari satu ΣE
pi
1
maka ada tiga kemungkinan keadaan fase pergerakan skala ekonomi usaha return to scale yaitu:
2. Kenaikan hasil yang tetap constant return to scale, berarti penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang
diperoleh. Kondisi tersebut menunjukkan penjumlahan elastisitas produksi dari faktor produksi ke-i sama dengan satu
ΣE
pi
=1. 3. Kenaikan hasil yang menurun decreasing return to scale, berarti proporsi
penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi yang diperoleh. Kondisi tersebut menunjukkan penjumlahan elastisitas produksi
dari faktor produksi ke-i lebih kecil dari satu ΣE 1. Coelli, et al., 1998
memperkenalkan berbagai jenis fungsi produksi yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi.
Dengan metode fungsi produksi stokastik faktor-faktor baik internal maupun eksternal yang diduga akan mempengaruhi tingkat efisiensi teknis
produksi yang akan dicapai dapat ditangkap dan dijelaskan dengan bantuan model ekonometrika. Sementara itu, faktor-faktor penyebab ketidak-efisienan
juga dapat ditangkap pada saat yang bersamaan. Di samping itu juga dapat diestimasi apakah inefisiensi disebabkan oleh random error dalam pengumpulan
data dan sifat dari beberapa variabel yang tidak dapat terukur faktor eksternal atau disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inefisiensi
dalam proses produksi faktor internal.
3.2. Konsep Efisiensi, Efisiensi Teknis, Ekonomis dan Alokatif
Menurut Vachozka dan Vachal 2011 dalam literature ekonomi, konsep efisiensi didefinisikan secara komperhensif yang ddikenal dengan efisiensi
ekonomi. Efisiensi ekonomi adalah suatu kondisi dimana sumberdaya dapat dikerahkan secara optimal dalam sistem ekonomi tertentu. Vochozka 2008
membagi konsep efisiensi dengan berbagai pengukuran diantaranya sebagai berikut : 1 Kriteria efisiensi adalah berorientasi output maksimum atau
kombinasi output. 2 Kriteria efisiensi adalah jumlah minimum masukan biaya pada tingkat output tertentu atau kombinasi input dan faktor harga. 3 Kriteria
efisiensi adalah memenuhi kondisi keberadaan sistem tertentu. Turunan-turunan efisiensi ini dikembangkan menjadi berbagai ukuran efisiensi yang bisa dilihat
pada Gambar 1. Efisiensi teknis merupakan turunan dari efisiensi yang berorientasi terhadap input dimana banyak dikembangkan oleh Farrell 1957.
Efisiensi teknis murni dalam ekonomi adalah tidak adanya pemborosan input Hassan, 2005. Pendekatan pengukuran efisiensi diukur dengan paramerik-
ekonomitrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrk dikembangkan oleh Farrel 1957; Aigner, et al., 1977; Broeck 1997. Sedangkan pendekatan non-
parametrik banyak dikembangkan oleh Cooper, et al., 2006.
Gambar 8. Klasifikasi Efisiensi Sumber : Vochozka and Vachal 2011
Suatu metode produksi dapat dikatakan lebih efisien dari metode lainnya jika metode tersebut menghasilkan output yang lebih besar pada tingkat
korbanan yang sama. Suatu metode produksi yang menggunakan korbanan yang paling kecil, juga dikatakan lebih efisien dari metode produksi lainnya, jika
menghasilkan nilai output yang sama besarnya. Tujuan produsen untuk mengelola usahataninya adalah untuk meningkatkan produksi dan keuntungan.
Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan biaya minimum. Kedua tujuan tersebut merupakan faktor penentu bagi
produsen dalam pengambilan keputusan untuk usahataninya. Dalam pengambilan keputusan usahatani, seorang petani yang rasional akan bersedia
Economical Efficiency
Output oriented efficiencies Input oriented
efficiencies Other kinds of
efficiencies
Parreto efficiencies Kaldor-Hicks
efficiencies Production
efficiency Production
consume efficiencies
Transaction efficiencies
Distribuitive efficiencies
Technical efficiency
Pure-Technical efficiency
Scale efficiency
transaction x- efficiency
Production x- efficiency
Efficiencies of financial markets
Other kinds of efficeincies
x efficiency