Karekteristik Sosial-Ekonomi Petambak Garam

Salah satu komunitas petani garam di Kabupaten Indramayu tepatnya di Desa Santing Kecamatan Losarang menggunakan area tambak mereka khusus untuk garam. Lahan tersebut digunakan hanya untuk usaha garam saja di musim kemarau sehingga ini akan mempengaruhi waktu dan modal pada proses persiapan pengolahan lahan.

b. Tahap pembuatan garam

Pembuatan dibagi menjadi 2 dua tahap, yaitu tahap penguapan. Tujuan dari penguapan supaya air laut mengandung konsntrasi air garam tinggi. Air konsentrasi ini disebut dengan air tua. Air tua dihasilkan dari mengalirkan air ke area-area peminihan evaporator. Air tua yang siap dikristalkan ditampung dalam kolom penampungan. Tahap kedua adalah tahap pengkristalan, dimana air tua dalam kolam penampungan akan dialirkan ke meja Kristal, yaitu tempat penampungan air tua, sehingga Kristal garam akan terbentuk. Proses produksi di awali dengan air laut dengan tingkat kekentalan 2 Be dalam 1 liter terlarut 2 gram NaCl dari saluran skunder dalam kolam penampungan atau irigasi samping area peminihan. Dari kolam penampungan air laut dialirkan dengan menggunakan kincir angin atau pompa ke kolam peminihan yang rata-rata ada 6 kolam peminihan pertama. Hasil dari peminihan ini air laut memiliki kekentalan 4 Be. Untuk tahap awal proses ini memerlukan waktu 2 hari. Untuk menyediakan air laut 2 Be air muda menjadi air laut yang mengandung salinitas 20 0- 25 Be, proses ini biasanya diperlukan waktu 10 hari setelah air muda dan air tua di penampungan. Ukuran salinitas tersebut memang harus tidak lebih besar dari 25 Be karena akan menyebabkan garam menjadi pahit. Sedangkan kalau kurang dari 20 Be, kualitas garam menjadi tidak memiliki bobot dan masih banyak mengandung air. Untuk menjaga kepekatan air tua, dialirkan air muda dengan kepekatan 2 Be. Istilah tersebut namanya ngagobak. Proses pengaliran air tua ke meja Kristal dilaksanakan pada siang hari. Proses pembentukan Kristal garam di meja Kristal memerlukan waktu 2-10 hari. tergantung dari cuaca di tambak garam. Kristal garam akan terbentuk jika terik panas dan tidak akan terbentuk Kristal garam jika terkena air hujan.Proses ini terus menerus berlangsung setiap hari di musim kemarau dengan memerlukan waktu Kristal garam 2-7 hari. Gambar 9. Proses Pembuatan Garam yang sering dilakukan di tempat penelitian

c. Tahap pemanenan garam

Proses pemanenan garam berlangsung setelah 2-7 hari di meja Kristal. Pemanenan dengan cara di garuk, atau dikerik. Saat proses penggarukan, permukaan Kristal garam dalam kondisi terendam air tua. Garam dengan mutu baik dihasilkan dengan kondisi seluruh permukaan Kristal tenggelam tidak boleh ada yang menyembul ke permukaan karena ketika permukaan Kristal garam menyembul kepermukaan akan terjadi kristalisasi setempat dengan cepat, sehingga akan ikut terendapkan berbagai garam magnesium dan kalium. Jumlah meja Kristal garam untuk luasan 1 hektar sekitar 20-30 petak yang berukuran 3mx15m atau 4mx12m tergantung kondisi lahan. Proses pengaliran air tua dilaksanakan secara bertahap 3-4 petak setiap hari, sehingga nantinya petambak akan secara bertahap melakukan penggarukan 1 petak tiap hari. Satu petak meja Kristal pada tahap awal bisa menghasilkan antara 3 – 7 kwintal per hari, sedangkan pada bulan-bulan berikutnya 1 satu petak meja Kristal bisa menghasilkan sampai 1-1.5 ton garam kristal. Garam yang sudah dipanen dibawa ke tempat pencucian garam atau tempat pengumpulan dengan menggunakan ember. Pencucian garam dilakukan dengan cara disaring dengan waring atau serokan dengan tingkat kerapatannya lebih kecil dari ukuran Kristal garam. Pencucian Kristal garam dilakukan untuk meningkatkan kandungan NaCl dengan mengurangimenghilangkan unsur Mg, Ca, SO 4 dan kotoran lainnya. Proses pencucian garam ini tidak semuanya dilakukan oleh seluruh petambak yang ada di Kabupaten Indramayu. Proses pencucian ini hanya dilakukan pada beberapa petambak garam yang ada di Kecamatan Losarang. 15 Be Kolam penampung air laut Air Muda 2 Be 4 Be Kolam peminihan 1 6 Be Kolam peminihan 2 8 Be Kolam peminihan 3 10 Be Kolam peminihan 4 12 Be Kolam peminihan 5 Meja kristalisasi 20 Be Kolam penampungan air tua Pencucian garam Dalam 1 satu musim pada tahun 2011 jumlah hari yang digunakan dalam mengeruk garam rata-rata 89 hari atau sekitar 3 tiga bulan. Dari jumlah hari rata-rata yang dipakai untuk mengeruk, maka jumlah produksi garam per musim rata-rata mencapai 70 ton. Pelaksanaan pengerukan ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang ada di wilayah tambak. Kondisi ngeruk dan hasil panen akan banyak ketika kondisi cuca tidak hujan. Kegagalan pengerukan garam jika terjadi hujan. Air hujan akan mempengaruhi perubahan kristal jadi mencair kembali. Jumlah produksi garam pada petambak garam responden berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang menyangkut pada teknis pemanen dan kualitas garam siap panen dihubungkan dengan kondisi cuaca. Jumlah panen hasil ngerok tiap hari rata-rata dari 100 petambak responden mencapai 778 kg atau sekitar 7.8 kwintal. Petambak di Kabupaten Indramayu menggunakan satuan karung dengan kapasitas per karung sekitar 50 kg sehingga dalam 1 satu hari bisa mengeruk sekitar 14 karung. Jumlah hasil panen pun terus mengalami peningkatan dari awal musim kemarau sampai akhir musim kemarau. Pada saat awal musim kemarau, jumlah produksi garam untuk area lahan sekitar 1 satu hektar sekitar 5 kwintal. Produksi garam menjelang musim kemarau berakhir bisa mencapai 1 satu ton. Tabel 13. Jumlah Hari Pengerukan dan Rata-rata Produksi Garam Jumlah Hari Pengerukan Frekuensi Rata-Rata Produksi ton 30-60 1 95 60-90 91 72 90-120 8 52 Jumlah 100 73

d. Tahap penyimpanan garam

Penyimpanan garam dilakukan setelah proses pencucian yang dilakukan oleh petani yang memiliki gudang garam. Dari hasil temuan yang ada di Kabupaten Indramayu, gudang garam hanya dimiliki oleh para pengepul bakul, sekaligus pemilik lahan yang melakukan bagi hasil dengan penggarap lahan. Petani garam yang tidak memiliki gudang garam, garam hasil panen langsung menjual kepada pengepul dan kepada pemilik lahan. Jika petambak garam ingin menyimpan di gudang garam milik bakul atau pemilik lahan tersebut dikenakan biaya simpanan Rp. 100kg.