Metode Analisis Efisiensi Teknis

harga input yang berlaku di daerah penelitian ketika penelitian berlangsung. Variabel Y merupakan tingkat output observasi dari petani responden. Dengan menggunakan Software Frontier 4.1. fungsi cost frontier dapat dihasilkan tingkat efisiensi biaya Cost Efficiency Ogundari dan Ojo, 2007. Sedangkan efisiensi ekonomis dihasilkan dari invers efisiensi biaya, dimana Coelli, et al., 1998 : …………………..… 4.19 . Menurut Jondrow, et al., 1982; Ogundari dan Ojo 2006, efisiensi ekonomi EE juga dapat dihitung dari rasio antara biaya total produksi minimum yang diobservasi C dengan total biaya produksi aktual C, seperti terlihat pada persamaan 4.19. ............................ 4.20 dimana EE bernilai 0 EE 1. Dalam analisis data penelitian ini digunakan fungsi dual cost yang diolah oleh Frontier 4.1 sehingga menghasilkan indeks efisiensi biaya Cost efficiency. Setelah dihasilkan efisiensi biaya maka diineverskan sesuai dengan persamaan 4.18.

4.4.5. Metode Analisis Efisiensi Alokatif

Efisiensi alokatif atau efisiensi harga merupakan gabungan dari efisiensi teknis dan efisiensi, sehingga efisiensi alokatif AE dapat diperoleh dengan persamaan Martin and Taylor, 2003 : .............................................................................................. 4.21 dimana AE bernilai 0 AE 1. Analisis efisiensi alokatif lainnya yang lebih terinci sumber-sumber efisiensi alokatifnya menurut Soekartowi 1990 dapat diturunkan dari nilai marjinal produk NMP dimana NMP dapat menjelaskan efisiensi dalam penggunaan input produksi yang berhubungan dengan harga produk dan harga input. Rasio antara nilaia produk terhadap harga input produksi menghasilkan gambaran tentang efisiensi. NMP dihasilkan dari turunan keuntungan profit dengan persamaan sebagai berikut : Fungi inefisiensi dapat dilihat pada Tabel 19, 20 dan 21. Nilai rata-rata efieinsi mean technical efficiency yang dicapai pada petambak sewa mencapai 0.911 atau 91.1 persen, petambak bagi-hasil 0.697 atau 69.7 persen dan petambak pemilik-garap 0.823 atau 82.3 persen sehingga masih terdapat ruang untuk meningkatkan efisiensi pada teknologi yang sama sebesar untuk petambak bagi-hasil 30.3 persen, untuk petambak pemilik-garap 17.7 persen dan 8.9 persen untuk petambak sewa, melalui pembenahan faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi efisiensi. Dari 10 variabel sumber efek in-efisiensi masing- masing kelompok petambak berbeda dalam nilai signifikansinya. Hal ini karena setiap kelompok memiliki ciri khas yang berbeda-beda dalam karakteristik sosial ekonominya, manajerial usahanya dan karakter kelembagaanya. ……………..………………..………….…..... 4.22 Dimana: β i = elastisitas produksi input ke-i Y = produksi P y = harga out put produksi P xi = harga input produksi x i = jumlah faktor produksi x i Jika : a β i Pӯ ẋPx 1 dapat diartikan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi x belum efisien sehingga untuk meningkatkan efisiensinya input produksi dapat ditingkatkan. b β i Pӯ ẋPx 1; yang dapat diartikan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi x tidak efisien sehingga faktor produksi bisa dikurangi atau tidak seimbang dengan input produksi yang lainnya. 4.5. Pengujian Model dan Hipotesis 4.5.1. Kesesuaian Model Goodness of Fit Goodness Of Fit kesesuaian model dihitung dengan nilai koefisien determinasi R 2 . Koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengukur keragaman variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. R 2 menunjukkan besarnya pengaruh semua variabel independen terhadap variable dependen. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Selang R 2 yang digunakan adalah 0 R 2 1. R 2 = 1 berarti semua variasi respon dari variabel dapat dijelaskan dengan fungsi regresi, sedangkan R 2 = 0 berarti tidak satupun variasi pada variabel dapat dijelaskan oleh fungsi regresi. Dalam kenyataannya nilai R 2 berada dalam selang 0 sampai 1 dengan intrepretasi relatif terhadap ekstrim 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka model tersebut semakin baik.

4.5.2. Uji Statistik

Untuk menguji apakah secara statistik variabel independen yang digunakan berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen, digunakan uji statistik-F dan uji statistik-t. Penggunaan uji statistik-F dilakukan untuk mengetahui apakah model penduga yang diajukan sudah layak untuk menduga parameter dalam fungsi produksi garam. Uji statistik-t digunakan untuk menguji koefisien regresi dari masing-masing variable independen secara terpisah, apakah variabel ke-i berpengaruh nyata terhadap variabel dependen Gujarati, 2003.

A. Uji Statistik-F

Pengujian statistik-F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai kritis F dengan nilai F-hitung yang terdapat pada hasil analisis. Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi nilai variabel independen adalah sebagai berikut : 1. Perumusan Hipotesis H : variasi perubahan nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan variasi perubahan nilai variabel dependen. H 1 : variasi perubahan nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi perubahan nilai variabel dependen. 2. Perhitungan nilai kritis F-tabel dan F-hitung