Tahap penjualan garam tingkat petambak garam dan pengepul
penggarapan awal lahan dan ketersediaan lahan setelah sebelumnya dilakukan usaha tambak ikan. Menurut petambak pada tahun 2011 jumlah kemarau sesuai
dengan kondisi musim untuk zona III wilayah Kabupaten Indramayu yaitu sebanyak 4 bulan masa kemarau.
Penggunaan tenaga kerja pada kelompok petambak berbeda-beda. Hal ini berhubungan dengan ukuran lahan yang dikelola oleh petambak. Jumlah
tenaga kerja yang dikeluarkan sangat banyak ketika awal pengolahan lahan. Pada petambak sewa cash-rent mengeluarkan tenaga kerja penuh.
Karakteristik padat karya pada kelompok ini sangat terlihat pada tahap awal. Luasan 3 hektar lahan membutuhkan jumlah tenaga kerja sebanyak 21 orang
untuk proses penggalian atau pembalilkan tanah dan pengerasan lahan untuk meja garam. Untuk petambak bagi hasil share rent umumnya mengelola lahan
sendiri dan akan mengeluarkan tenaga kerja tambahan jika dibutuhkan dan diseimbangkan dengan ketersediaan dana untuk upah tenaga kerja. Jumlah
tenaga kerja yang diikutsertakan pada petambak pemilik-garap owner dalam usaha rata-rata menggunakan 3 orang, dimana komposisinya terdiri dari kepala
rumah tangga penggarap garam sendiri dan melibatkan anggota keluarga sendiri dan tenaga kerja yang digunakan dari luar keluarga jika sangat
dibutuhkan untuk kebutuhan tambahan tambahan seperti mengeruk garam ketika hari petambak bisa memprediksikan hari sangat baik dan kondisi meja garam
sudah siap untuk dikeruk. Tabel 15. Ringkasan Data Produksi
Variable Satuan
Rata-rata S-Dev
Maksimum Minimum
Sewa Cash Rent Luas lahan
Hektar 1.4
0.960 6
1.1 Jumlah hari produksi
Hari 90
2.665 100
21 Tenaga kerja
Orang 6
4 21
3 Air laut
Ribu liter 3,6 9.000
4,4 2.2
Bagi Hasil Share rent Luas lahan
Hektar 1.9
2.052 10
1.1 Jumlah hari produksi
Hari 88
4.704 98
40 Tenaga kerja
Orang 4
7 4
3 Air laut
Ribu liter 2,4
9 3.9
2.2
Pemilik-Garap Owner Luas lahan
Hektar 0.5
0.091 0.57
0.3 Jumlah hari produksi
Hari 89
3.082 98 80
Tenaga kerja Orang
3 3.709 4
2 Air laut
Ribu liter 2,3
601 3.0
2.1
Jumlah air laut atau air payau yang disediakan tergantung dari luasan lahan dan kecepatan proses pengauapan garam. Rata-rata jumlah air laut yang
salurkan ke area lahan untuk kelompok petambak sewa mencapai 3.6 ribu liter per hektar dalam satu kali proses siklus penguapan garam. Kelompok petambak
bagi hasil menggunakan sekitar 2.4 ribu liter per hektar, tidak jauh beda dengan petambak pemilik-garap yang menggunakan sejumlah air laut 2.3 ribu liter per
hektar. Berubah-rubahnya jumlah air laut yang dialirkan ke area peminihan tergantung dari petambak bisa mengira kondisi musim dan kualitas terik matahari
untuk proses evaporasi.