Batasan dan Ruang Lingkup Penelitan

lebih tinggi, dengan menggunakan faktor produksi yang sama. Sementara itu, efisiensi alokatif mengacu pada kemampuan petani merespon sinyal ekonomi dan memilih kombinasi input optimal pada harga-harga input yang berlaku. Farrell 1957 mengembangkan literatur untuk melakukan estimasi empiris untuk efisiensi teknis tehcnical efficiencyTE, efisiensi alokatif alocative efficiencyAE, dan efisiensi ekonomi economic efficiencyEE. Tylor, et al., 1986, serta Ogundari dan Ojo, 2006 menggunakan penggunaannya lebih lanjut dalam analisis efisiensi usaha tani. Efisiensi teknis TE didefinisikan sebagai kemampuan seorang produsen atau petani untuk mendapatkan output maksimum dari penggunaan sejumlah input. Efisiensi teknis TE berhubungan dengan kemampuan petani untuk berproduksi pada kurva batas isoquan frontier isoquan. Dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan petani untuk memproduksi pada tingkat output tertentu dengan menggunakan input minimum pada tingkat teknologi tertentu. Efisiensi alokatif AE adalah kemampuan seorang petani untuk menggunakan input pada proporsi yang optimal pada harga faktor dan teknologi produksi yang tetap given. Dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan petani untuk memilih tingkat penggunaan input minimum di mana harga-harga faktor dan teknologi tetap. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa AE menjelaskan kemampuan petani dalam menghasilkan sejumlah output pada kondisi minimisasi rasio biaya input. Gabungan kedua efisiensi ini disebut efisiensi ekonomi EE, artinya bahwa produk yang dihasilkan baik secara teknik maupun alokatif efisien. Jadi effisiensi ekonomis sebagai kemampuan yang dimiliki oleh petani dalam berproduksi untuk menghasilkan sejumlah output yang telah ditentukan sebelumnya. Secara ekonomik efisien bahwa kombinasi input- output akan berada pada fungsi produksi frontier dan jalur pengembangan usaha expantion path. Pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi tingkat efisiensi teknis dalam perkembangan selanjutnya menggunakan fungsi stochastic production frontier SPF. Berdasarkan artikel, ketiga pendekatan tersebut diperkenalkan secara lebih luas oleh Aigner, Lovell dan Schmidt 1977 maupun Meeusen dan Broeck 1977. Ellis 1993 dan 2003 mengembangkan empat implikasi kebijakan yang dapat dihasilkan dari bahasan tentang efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomis, yakni: 1 Jika petani memang dibatasi oleh teknologi yang tersedia, maka hanya perubahan teknologi maju yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani, 2 Dengan asumsi bahwa petani secara alokatif responsif terhadap perubahan harga, maka memanipulasi harga input dan output skema kredit, subsidi pupuk mungkin mempunyai pengaruh yang sama pada biaya yang lebih rendah, c Jika inefisiensi adalah akibat dari ketidaksempurnaan pasar, maka kinerja pasar seharusnya diperbaiki, dan d Jika petani secara teknis adalah inefisien maka pendidikan petani dan penyuluhan pertanian perlu ditingkatkan.

2.2. Pengukuran Efisiensi Berorientasi Input dan Output

Berbagai metode telah dicoba untuk mengukur efisiensi. Coelli, et al., 1998 bahwa pengukuran efisiensi secara konseptual terdapat dua metode yaitu pengukuran berorientasi input input-oriented measures dan pengukuran berorientasi output output-oriented measures. Konsep efisiensi frontier sudah sering dipakai, di mana deviasi dari frontier diasumsikan mewakili inefisiensi. Model frontier telah banyak dipakai dalam mengukur tingkat efisiensi produksi usahatani. Beberapa alasan penggunaan model frontier adalah : 1 Istilah frontier adalah konsisten dengan teori ekonomi perilaku optimisasi; 2 Deviasi dari frontier dengan tujuan efisiensi teknis dan perilaku unit ekonomi memiliki interpretasi alami sebagai pengukuran efisiensi; dan 3 Informasi tentang efisiensi relatif unit ekonomi memiliki banyak implikasi kebijakan yang dapat diimplementasikan Bauer, 1990.

2.2.1. Pengukuran Berorientasi Input Input-Oriented Measures

Berbagai metode telah dikembangkan untuk mengukur efisiensi. Coelli, et al., 1998 mengatakan bahwa pengukuran efisiensi secara konseptual terdapat dua metode yaitu pengukuran berorientasi input input-oriented measures dan pengukuran berorientasi output output-oriented measures. Konsep efisiensi frontier sudah sering dipakai, di mana deviasi dari frontier diasumsikan mewakili inefisiensi. Model frontier telah banyak dipakai dalam mengukur tingkat efisiensi produksi usahatani. Beberapa alasan penggunaan model frontier adalah : 1 Istilah frontier adalah konsisten dengan teori ekonomi perilaku optimisasi; 2 Deviasi dari frontier dengan tujuan efisiensi teknis dan perilaku unit ekonomi memiliki interpretasi alami sebagai pengukuran efisiensi; dan 3 Informasi tentang efisiensi relatif unit ekonomi memiliki banyak implikasi kebijakan yang dapat diimplementasikan Bauer, 1990.