Tahap pembuatan garam KERAGAAN USAHA GARAM RAKYAT DI DAERAH PENELITIAN
peminihan. Bagi kelompok penggarap bagi hasil, biaya bahan bakar ini tidak dikeluarkan penuh. Biaya bahan bakar ditanggung oleh sebagian pengepul. Hal
ini menjadi pembeda antara tingkat penggunaan bahan bakar di kelompok yang lain.
Harga bahan bakar minyak rata-rata mereka dapatakn sekitar Rp. 5.000 per liter. Hal ini merupakan harga subsidi yang sudah dterapkan oleh pemerintah
mengenai bahan bakar dan energi. Penggunaan bahan bakar sudah melebihi batas rata-rata yang digunakan. Penggunaan pompa air para petambak
operasikan selama 4 jam pagi dan sore. Hal ini akan menjadi boros ketika tidak sesuai dengan kadar lahan yang ada dengan jumlah yang diisikan. Begitu juga
terkadang petambak garam selalu tidak bisa mengukur kadar cuaca yang terjadi akibat mendung atau hujan. Sehingga air yang dialirkan menjadi tidak
membentuk garam kristal dan mereka harus melakukan pemompaan kembali air muda ke area tambak garam.
Laba bersih yang didapatkan untuk kelompok sewa paling tinggi sebesar Rp. 3.06 juta dibandingkan dengan kelompok bagi hasil dan pemilik penggarap.
Perbedaan harga yang diterima dan luasan lahan juga yang menyebabkan perbedaan pendapatan. Dilihat dari pendapatan yang didapatkan per bulan
selama musim garam berjalan 3 bulan, pendapatan petambak sewa Rp 1.02 per bulan, sedangkan pemilik penggarap sekitar Rp. 700 ribu per bulan.
Berdasarkan perhitungan rasio BC usaha garam masih menguntungkan karena lebih dari satu. Untuk petambak sewa rasio mencapai 1.109, untuk
petambak bagi hasil mencapai 1.116 dan petambak pemilik garap 1.104. Perbedaan nilai BC antara petambak sewa dan bagi-hasil karena perbedaan
biaya, sehingga keuntungan yang didapatkan bagi-hasil lebih besar, walaupun petambak sewa mendapatkan harga lebih besar dibandingkan dengan bagi-hasil
dan tingkat pengelolaan lahan lebih luas. Jadi berdasarkan analisis finansial petambak bagi-hasil lebih besar keuntungannya dibadningkan dengan petambak
lainnya. Penentuan harga jual pada analisis finansial disini ditentukan secara rata-
rata pada tingkat dimana petambak sewa mendapatkan harga jual rata-rata Rp 475 per kg, petambak bagi hasil mendapatkan harga jual Rp 469 dan petambak
pemilik-garap mendapatkan harga Rp. 430 per kg. Dalam realisasinya, harga jual garam tiap bulan pada masa garam berbeda-beda, bahkan perbedaan tiap
tahun. Pada tahun 2011 ini harga garam bisa dikatakan pada posisi harga paling tinggi.