17 UU PTPPO yang berbunyi “Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4 dilakukan terhadap anak, maka ancaman pidananya
ditambah 13 sepertiga. Seharusnya bila JPU memandang hal tersebut maka dakwaan Primairnya akan menjadi dua Pasal yang satu pasal yang muatannya
murni dan yang satu adalah pemberatan.
2. Terhadap Tuntutan
Tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada akhirnya terletak pada dakwaan
Primair sebelumnya yang menyatakan bahwa ANDREAS GINTING alias UCOK bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “Perdagangan
Orang” sebagaimana diatur dan diancam pasal 2 ayat 1 Undang -Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Pidana Perdagangan Orang dengan
Menjatuhkan pidana terhadap diri terdakwa ANDREAS GINTING ALIAS UCOK dengan pidana penjara selama 4 empat tahun, dikurangi selama terdakwa
berada dalam tahanan, dan denda sebesar Rp 120.000.000,- Seratus Dua Puluh Juta Rupiah Subsidair 2 dua bulan kurungan.
Terhadap tuntutan JPU dapat dibenarkan semasi tidak mengurangi ketentuan yang diatur dalam undang-undang, walaupun sering kali kurang
memberikan rasa keadilan bagi korban. Berkaitan dengan dakwaan JPU, bila mana dakwaan tersebut diubah maka terdakwa Andreas Ginting alias Ucok
melanggar pasal 2 ayat 1 jo Pasal 17 Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang PTPPO. Sehingga komulatif penjatuhan pidananya bertambah 13
sepertiga dari 4 empat tahun yang dituntut Jaksa.
Universitas Sumatera Utara
3. Terhadap Putusan Majelis Hakim
Sebagai mana telah diuraikan sebelumnya tentang kedudukan dakwaan
JPU terhadap terdakwa Andreas Ginting alias Ucok yang berlanjut pada tuntutan sangatlah berpengaruh pada Putusan Majelis Hakim. Walaupun Hakim
mempunyai kewenangan untuk melakukan penafsiran hukum Rechtsinterpretatie
224
dari berbagai sudut penafsiran baik penafsiran auntentik, historis, sistematis, logis, gramatikal, a cotratio, ekstensif, analogis dan
kewenangan untuk menemukan hukum rechtsvinding.
225
Secara hukum pidana formil, hakim tidak dapat memutus perkara lebih rendah dari yang telah diundangkan yang hal ini juga berkaitan dengan asas
legalitas dalam hukum pidana. Akan tetapi hakim mempunyai kewenangan seperti yang dijelakan diatas untuk berpendapat lain terhadap dakwaan ataupun tuntutan
JPU dengan alasan-alasan tertentu. Tetap saja tidak dapat
menjamin putusan yang diberikan akan mewarnai rasa keadilan walaupun dalam irah-irah putusan disebutkan Demi Keadilan Ketuhanan Yang Maha Esa.
226
224
Lihat Pasal 22 AB dan Pasal 16 UU RI No 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
225
Liza Erwina, Ilmu Hukum, Medan : Pustaka Bangsa Press, 2012, hlm 136.
226
Lihat Pasal 28 ayat 1 UU RI No 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Namun dalam hal kasus ini sangat disayangkan hakim tidak tegas untuk menjerat terdakwa Andreas Ginting alias Ucok, malahan lebih rendah dari
tuntutan JPU yang hanya menghukum terdakwa 3 tiga tahun penjara dikurangi masa tahanan dan denda Rp 120.000.000,-atau subsidair 2 bulan kurungan serta
mengambulkan tuntutan Restitusi keluarga korban.
Universitas Sumatera Utara
Terkait dengan Hak Restitusi sebagai mana tertuang bahwa “setiap korban tindak pidana perdagangan orang atau ahli warisnya berhak memperoleh
restitusi”
227
227
Pasal 48 ayat 1UU No 21 Tahun 2007 tentang PTPPO, selanjutnya bunyi ayat 2 Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa ganti kerugian atas: a. kehilangan kekayaan
atau penghasilan; b. penderitaan; c. biaya untuk tindakan perawatan medis danatau psikologis; danatau d. kerugian lain yang diderita korban sebagai akibatperdagangan orang. 3 Restitusi
tersebut diberikan dan dicantumkan sekaligus dalam amar putusan pengadilan tentang perkara tindak pidana perdagangan orang. 4 Pemberian restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilaksanakan sejak dijatuhkan putusan pengadilan tingkat pertama. 5 Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dapat dititipkan terlebih dahulu di pengadilan tempat perkara diputus. 6
Pemberian restitusi dilakukan dalam 14 empat belas hari terhitung sejak diberitahukannya putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 7 Dalam hal pelaku diputus bebas oleh
pengadilan tingkat banding atau kasasi, maka hakim memerintahkan dalam putusannya agar uang restitusi yang dititipkan dikembalikan kepada yang bersangkutan.yang diajukan keluarga Korban.
. Bila dikaitkan terhadap korban dalam perkara ini, maka sudah tepat pengambilan putusan oleh Majelis dengan mengabulkan hak restitusi yang
diajukan keluarga korban. Hal tersebut dikabulkan mengingat kerugian materill yang timbul dari perkara ini. Namun terdapat kelemahan dalam pemberian
restitusi dalam UU PTPPO, dimana dalam Pasal 50 ayat 4 yang menyatakan jika pelaku tidak mampu membayar restitusi, maka pelaku dikenai pidana kurungan
pengganti paling lama 1 satu tahun, maka ketika pelaku tidak sanggup memenuhi hak restitusi maka korbanpun tidak dapat apa-apa. Selanjutnya bunyi
pasal tersebut dapat diartikan sama denganpenjatuhan hukuman tambahan atau subsidair pada sanksi tindak pidana pada umumnya. Alangkah baiknya bila pelaku
tidak dapat memenuhi restitusi korban, maka biaya yang timbul tersebut harus ditanggung dibayarkan oleh negara kepada korban, sebab terjadinya TPPO
merupakan salah gambaran ketidak mampuan kelalaian negara dalam memberikan perlindungan kepada rakyatnya, akan tetapi penjatuhan hukuman
kurungan kepada pelaku harus tetap dijatuhkan.
Universitas Sumatera Utara
4. Perbandingan Putusan dengan unsur perkara yang sama