2 Merekrut, menampung, mengangkut, menyediakan atau mendapatkan
seseorang, untuk bekerja atau memberikan pelayanan melalui paksaan, penipuan atau kekerasan untuk tujuan penghambaan,
penjerataan hutang atau perbudakan.
37
5. Pelaku Tindak Pidana menurut KUHP
Sebagai mana kita ketahui secara umum subjek hukum
38
Dalam hukum pidana pengertian pelaku menurut KUHP pelaku dipidana sebagai pelaku yaitu “mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, yang
turut serta melakukan, dan mereka yang sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan”
terbagi atas dua yaitu Orang Perorangan atau Individuoneperson dan Badan Hukum.Hal yang
sama juga tercermin didalam hukum pidana, yang kerat kali menyebutkan “barang siapa” atau dengan kata “setiap orang” pernyataan demikian merupakan salah satu
unsur terpenting untuk menentukan suatu perbuatan adalah perbuatan tindak
pidana atau dengan kata lain memenuhi unsur tindak pidana.
39
a. Pendapat yang luas ekstentif
. Kalimat yang mengatakan dipidana sebagai pelaku memberikan perbedaan pendapat dikalangan para pakar hukum pidana, yaitu
apakah yang disebut pasal 55 ayat 1 KUHP itu adalah pelaku dader atau hanya disamakan sebagai pelaku alls dader, dalam hal ini ada 2 dua pendapat yaitu :
Pendapat ini memandang sebagai pelaku dader adalah setiap setiap orang yang menimbulkan akibat yang memenuhi rumusan tindak pidana, artinya mereka
yang melakukan serta memenuhi syarat bagi yang terwujudnya akibat yang
37
ACILS-IMC-USAID, Panduan Penanganan Anak Korban Perdagangan Manusia, Bandung: Lembaga Advokasi Hak Anak, 2003, hlm 1.
38
Subjek hukum adalah Segala sesuatu yang mempuyai hak dan kewajiban. Lihat Mudjiono, Sistem Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta : Liberty, 1997, hlm 43.
39
Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Universitas Sumatera Utara
berupa tindak pidana. Jadi, mereka semua yang disebut dalam pasal 55 ayat 1 KUHP itu adalah pelaku dader. Penganut pendapat ini adalah M.v.T, Pompe,
Hazewinkel Suringa, Van Hanttum, dan Moeljatno.
40
b. Pendapat yang sempit Resktriktif
Pendapat ini memandang dader adalah hanyalah orang yang melakukan sendiri rumusan tindak pidana. Jadi, si pelaku dader itu hanyalah yang disebut
pertama atau mereka yang melakukan perbuatan pasal 55 ayat 1 KUHP, yaitu yang personal persoonlijk dan materiil melakukan tindak pidana, dan mereka
yang disebut pasal 55 ayat 1 KUHP bukan pelaku deder, melainkan hanya disamakan saja ask dader. Penganut pendapat ini adalah H.R. Simons, Van
Hamel, dan Jonkers, mereka yang melakukan tindak pidana zij die het feit plgeen sebagaimana diuraikan oleh Simons, bahwa yang dimaksudkan dengan zij
die het feit plgeen bilamana seseorang melakukan sendiri suatu tindak pidana alleendaderschaft.
6. Pembantu Tindak Pidana menurut KUHP