berupa tindak pidana. Jadi, mereka semua yang disebut dalam pasal 55 ayat 1 KUHP itu adalah pelaku dader. Penganut pendapat ini adalah M.v.T, Pompe,
Hazewinkel Suringa, Van Hanttum, dan Moeljatno.
40
b. Pendapat yang sempit Resktriktif
Pendapat ini memandang dader adalah hanyalah orang yang melakukan sendiri rumusan tindak pidana. Jadi, si pelaku dader itu hanyalah yang disebut
pertama atau mereka yang melakukan perbuatan pasal 55 ayat 1 KUHP, yaitu yang personal persoonlijk dan materiil melakukan tindak pidana, dan mereka
yang disebut pasal 55 ayat 1 KUHP bukan pelaku deder, melainkan hanya disamakan saja ask dader. Penganut pendapat ini adalah H.R. Simons, Van
Hamel, dan Jonkers, mereka yang melakukan tindak pidana zij die het feit plgeen sebagaimana diuraikan oleh Simons, bahwa yang dimaksudkan dengan zij
die het feit plgeen bilamana seseorang melakukan sendiri suatu tindak pidana alleendaderschaft.
6. Pembantu Tindak Pidana menurut KUHP
Uraian tentang pembantu suatu tindak pidana dalam KUHP meliputi :
41
a. Mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan
b. Mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk
melakukan kejahatan
7. Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang menurut Undang-Undang
21 Tahun 2007 tentang PTPPO “setiap orang adalah orang perorangan atau korporasi yang melakukan
tindak pidana perdagangan orang”
42 40
Chazawi Adami, Op Cit, hlm 62.
41
Pasal 56 KUHP.
42
Pasal 1 ayat 4 UU No 21 Tahun 2007 tentang PTPPO.
Universitas Sumatera Utara
“Korporasi adalah kumpulan orang danatau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.”
43
Hal yang sama juga disebutkan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak menyebutkan pelaku tindak pidana perdagangan orang adalah “Setiap orang
adalah orang perorangan atau Korporasi”
44
1 Orang perseorangan, yaitu individu perorangan yang secara langsung
bertindak melakukan perbuatan pidana perdagangan orang. .
Pelaku dader tindak pidana perdagangan orang dapat digolongkan menjadi empat kelompok, sebagai berikut :
2 Kumpulan orang atau kelompok, yaitu kumpulan dua orang atau lebih
yang bekerja sama melakukan perbuatan pidana perdagangan orang. 3
Korporasi, yaitu perkumpulan.organisasi yang didirikan dan dapat bertindak sebagai subjek hukum yang bergerak di bidang usaha yang
dalam pelaksanaannya melakukan penyalahgunaan izin yang diberikan.
4 Aparat, yaitu pegawai negeri atau pejabat pemerintah yang diberi
wewenang tertentu namun melakukan penyalahgunaan dari yang seharusnya dilakukan.
45
Dalam KUHP tidak mengenal subjek tindak pidana berupa korporasi, tetapi dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
43
Pasal 1 ayat 6 UU No 21 Tahun 2007 tentang PTPPO.
44
Pasal 1 ayat 16 UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
45
Wirjono Prodjodikoro, Tindak Pidana tertentu di Indonesia, Jakarta-Bandung :PT.Eresco, 1980 hlm 128.
Universitas Sumatera Utara
Tindak Pidana Perdagangan Orang mengenal subjek tindak pidana berupa korporasi.
Adapun subjek tindak pidana perdagangan orang dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang adalah sebagai
berikut : a.
Orang Perseorangan “Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan,
pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat ataupun memperoleh persetujuan dari
orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia”
46
“Setiap orang yang memasukkan orang ke wilayah negara Republik Indonesia dengan maksud untuk dieksploitasi di wilayah negara Republik
Indonesia atau dieksploitasi di negara lain”
47
“Setiap orang yang membawa warga negara Indonesia ke luar wilayah negara RI dengan maksud untuk dieksploitasi di luar wilayah negara
Republik Indonesia”
48
“Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak dengan menjanjikan sesuatu atau memberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi
Pasal 5, dan setiap orang yang melakukan pengiriman anak ke dalam atau ke luar negeri dengan cara apa pun yang mengakibatkan anak tersebut
tereksploitasi”
49
“Setiap orang yang berusaha menggerakkan orang lain supaya melakukan tindak pidana perdagangan orang dan tindak pidana itu tidak terjadi Pasal
9, dan setiap orang yang membantu atau melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana perdagangan orang, Setiap orang yang
merencanakan atau melakukan pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana perdagangan orang. Setiap orang yang menggunakan atau
memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang dengan
46
Pasal 2 UU No 21 Tahun 2007 tentang PTPPO.
47
Pasal 3 UU No 21 Tahun 2007 tentang PTPPO.
48
Pasal 4 UU No 21 Tahun 2007 tentang PTPPO.
49
Pasal 6 UU No 21 Tahun 2007 tentang PTPPO.
Universitas Sumatera Utara
melakukan persetubuhan atau perbuatan cabul lainnya dengan korban tindak pidana perdagangan orang, mempekerjakan korban tindak pidana
perdagangan orang untuk meneruskan praktik eksploitasi atau mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan orang.
50
b. Aparat
Setiap penyelenggara negara yang menyalah gunakan kekuasaan yang mengakibatkan terjadinya tindak pidana perdagangan orang sebagai
mana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 8 UU PTPPO.
c. Korporasi
Tindak pidana perdagangan orang dianggap dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang-orang yang
bertindak untuk danatau atas nama korporasi atau untuk kepentingan korporasi, baik berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain,
bertindak dalam lingkungan tersebut baik sendiri maupun bersama-sama, sebagi mana yang terdapat dalam pasal 13 ayat 1.
Dalam hal tindak pidana perdagangan orang dilakukan oleh suatu korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, maka penyidikan,
penuntutan, dan pemidanaan dilakuka terhadap korporasi danatau pengurusnya, Pasal 13 ayat 2.
d. Kelompok yang Terorganisir
Dalam hal tindak pidana perdagangan orang dilakukan oleh kelompok terorganisir, maka setiap pelaku tindak pidana perdagangan
orang dalam kelompok yang terorganisir tersebut dipidana dengan pidana
50
Pasal 9 dan Pasal 10 UU No 21 Tahun 2007 tentang PTPPO.
Universitas Sumatera Utara
yang sama sebagai pelaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditambah sapertiga Pasal 16.
Dalam rumusan unsur Pasal 16 UU PTPPO menunjukkan bahwa peran atau kapasitas masing-masing pembantu pelaku dalam keikut
sertaannya adalah melakukan tindak pidana sama dengan pelaku. Dengan demikian, pidana yang diancam kepada pembantu sanksinya disamakan
dengan pelaku, sehingga ketentuan ini berbeda dengan ketentuan dalam KUHP, berdasarkan Pasal 55 dan 56 membedakan peran atau kapasitas
masing-masing pembantu pelaku dalam keikutsertaan. Pelaku dalam perdagangan orang serimg digambarkan sebagai bagian dari organisasi
kejahatan lintas yang terorganisir. Walaupun gambaran ini mungkin saja benar dalam sebagian kasus, banyak pula pelaku perdagangan orang yang
jelas-jelas diketahui bukan bagian dari kelompok kejahatan terorganisir, sebagian beroperasi secara independen, sementara sebagian lagi
merupakan tokoh terhormat dalam komunitasnya.
51
8. Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang