Barang Bukti Tuntutan Terhadap dakwaan Jaksa Penuntut Umum

- Bahwa terdakwa membawa Lisna ke Hotel Pardede dan setelah sampai ke hotel terdakwa dan Lisna langsung masuk ke kamar dan di kamar ada sofa dan sebelahnya ada lagi kamar dan ranjang. - Bahwa setelah makan, terdakwa mengajak Lisna ke kamar lalu terdakwa memeluknya, terdakwa membuka pakaian Lisna sampai telanjang, lalu kami bercumbu, 10 sepuluh menit kemudian baru terdakwa setubuhi dengan posisi terdakwa diatas dan Lisna dibawah selanjutnya gantian Lisna minta supaya dia diatas dan terdakwa di bawah saat Lisna di bawah dia meminta supaya terdakwa membuka kondom yang terdakwa pakai tapi terdakwa tidak mau membukanya, setelah itu selesai. - Bahwa terdakwa mangaku salah karena terdakwa tahu Lisna masih dibawah umur dan terdakwa tetap melakukannya.

8. Barang Bukti

214 - 1 satu lembar fotocopy Akte Kelahiran No.1.960Th.1998 an. Lisna Widiyanti yang sudah dilegalisir yang edikeluarkan oleh Kepala Kantor Catatan Sipil Dra. Ratu wi Yayah Dj pada tanggal 16 Maret 1998. - 1 satu buah baju kaos warna kuning bertuliskan spongebob, 1 satu buah celana pendek warna hitam, 1 satu buah bra warna putih pink, 1 satu buah celana dalam warna pink. - 1 satu lembar Akte Kelahiran No.1.960Th.1998 an. Lisna Widiyanti ; Dikembalikan kepada saksi korban Lisna Widiyanti. - 1 satu lembar Buku Tamu Pardede International Cottage tanggal 08 Januari 2012, dikembalikan kepada Pardede International Cottage.

9. Tuntutan

Jaksa berpendapat dalam Requisatoirnya bahwa terdakwa ANDREAS GINTING ALIAS UCOK bersalah melakukan tindak pidana “Perdagangan 214 BAP Perkara No.1554PID.B2012PN.MDN dalam Putusan. Universitas Sumatera Utara Orang” yang didakwakan dalam Dakwaan Primair yang diatur diatur dalam pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang 215

10. Putusan menuntut

agar terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 4 empat tahun, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan, dan denda sebesar Rp 120.000.000,- Seratus Dua Puluh Juta Rupiah Subsidair 2 dua bulan kurungan. 216

a. Pertimbangan Majelis Hakim

1 Mengenai Keterangan dibawah sumpah yang diberikan oleh saksi- saksi yang pada pokoknya sama dengan keterangan dalam Berita Acara yang dibuat oleh Penyidik. 2 Berdasarkan keterangan dari saksi-saksi dan berdasarkan pendapat atau keyakinan Hakim, maka hakim berpendapat bahwa terdakwa melakukan perbuatan yang memenuhi seluruh unsur Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 21 Tahun 2007, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 3 Berdasarkan Pertimbangan yang pokonya dikutip diatas, maka Hakim pengadilan Negeri Medan sampai pada kesimpulan bahwa terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan “Eksploitasi Orang di Wilayah Negara Republik Indonesia”. 215 Lihat Pasal 2 ayat 1 UU No 21 Tahun 2007 Tentang PTPPO. 216 BAP Putusan No.1554PID.B2012PN.MDN. Universitas Sumatera Utara 4 Berdasarkan Pertimbangan yang pokonya dikutip diatas, bahwa setelah mempertimbangkan segala sesuatunya ternyata tidak ada didapati hal-hal yang dapat menghapuskan hukuman terdakwa atau alasan yang dapat menghilangkan pertanggungjawaban pidana atas diri terdakwa, karenanya terdakwa haruslah dinyatakan bersalah dan dihukum. 5 Berdasarkan Pertimbangan yang pokonya dikutip diatas, bahwa karena tidak ada alasan untuk mengeluarkan terdakwa dari dalam tahanan, sedangkan pidana yang akan dijatuhkan atas diri terdakwa melebihi masa penahanan yang telah dilalui, maka untuk itu terdakwa haruslah dinyatakan tetap ditahan. 6 Berdasarkan Pertimbangan yang pokonya dikutip diatas, bahwa tentang masa penagkapanan penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 7 Berdasarkan Pertimbangan yang pokonya dikutip diatas Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 48 ayat 1 Undang-Undang No.21 Tahun 2007, setiap korban tindak pidana perdagangan orang atau ahli warisnya berhak memperoleh Restitusi, maka Majelis Hakim berpendapat TuntutanGugatan Restitusi yang diajukan oleh Ibu kandung saksi korban Lisna Widiyanti, secara formal dapat diterimadan patut untuk dikabulkan. Universitas Sumatera Utara

b. Amar Putusan

217 1 Dalam Perkara Pidana Hakim Pengadilan Negeri Medan yang mengadili Perkara No 1554PID.B2012PN.MDN memberikan Putusan yang menyatakan bahwa, Perbuatan terdakwa ANDREAS GINTING ALIAS UCOK terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan “Tindak Pidana Perdagangan Orang” sebagaimana yang didakwakan dalam Dakwaan Primair Pasal2 ayat 1 Undang-Undang Reprublik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 dan menuntut agar terdakwa dijatuhi pidana selama 3 tiga tahun penjara dan denda sebesar Rp 120.000.000,- Seratus dua puluh juta rupiah dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 2 dua bulan. 2 Dalam Tuntutan Gugatan Hak Restitusi Mengabulkan Tuntutan Gugatan Hak Restitusi yang diajukan oleh Enong Suliyani Ibu kandung saksi korban Lisna Widiyanti dan Menghukum Terdakwa ANDREAS GINTING ALIAS UCOK untuk membayar Ganti Kerugian kepada ENONG SULIYANIIbu kandung saksi korban Lisna Widiyanti sebesar Rp. 64.700.000,- Enam puluh empat juta tujuh ratus ribu rupiah. 217 BAP Putusan No.1554PID.B2012PN.MDN. Universitas Sumatera Utara

E. Analisis Putusan

1. Dakwaan Primair

Dakwaan primair Jaksa Penuntut Umum adalah melanggar Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, sebagai mana berbunyi : “Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00 seratus dua puluh juta rupiah dan paling banyak Rp600.000.000,00 enam ratus juta rupiah”. Unsur-unsur Pasal tersebut sebagai berikut :

a. Unsur Setiap Orang

218 Pengertian Setiap Orang adalah perseorangan atau korporasi yang melakukan tindak pidana perdagangan orang. Orang perseorangan dalam hal ini dimaksudkan adalah orang sebagai subjek hukum yang dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum. 218 Lihat Unsur-Unsur Pasal 2 ayat 1 UU No 21 Tahun 2007 Tentang PTPPO. Setiap orang dalam kasus ini adalah : Universitas Sumatera Utara TerdakwaAndreas Ginting Alias Ucok,dari pengakuannya terbukti secara sah dan meyakinkan sebagai pelaku tindak pidana perdagangan orang dengan tujuan eksploitasi dan Semua Keterangan Saksi-saksi dalam kasus ini. Sedangkan kemampuan bertanggung jawab dilihat dari keadaan terdakwa yang sehat jasmani dan rohani serta dapat bertanggungjawab secara hukum yang disesuaikan dengan kesalahan atau perbuatan yang terdakwa lakukan, dalam hal ini melakukan tindak pidana perdagangan orang dengan tujuan eksploitasi sebagai mana yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan Primair dan fakta hukum dalam persidangan yang diperoleh dari keterangan terdakwa. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur setiap orang dalam kasus ini terpenuhi.

b. Unsur melakukan Perekrutan, Pengangkutan, Penampungan, Pengiriman, Pemindahan.

219 Melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan merupakan serangkaian unsur perbuatan tindak pidana perdagangan orang, dimana korban Lisna Widiyanti dibawa oleh saksi Titin Sumartini alias Entin atas permintaan terdakwa dari Sukabumi ke Jakarta dengan naik Bis, di Jakarta Korban nginap dirumah terdakwa selama 5 hari, setelah itu baru saksi korban berangkat ke Medan dengan naik pesawat Sriwijaya Air, Korban dibawa ke Medan dengan maksud untuk berkerja di cafe milik orang tua terdakwa yaitu Cafe Pesona, yang kemudian korban ditampung atau ditempatkan di suatu tempat yaitu di Cafe Pesona untuk bekerja sebagai pelayan. 219 Lihat Unsur-Unsur Pasal 2 ayat 1 UU No 21 Tahun 2007 Tentang PTPPO. Universitas Sumatera Utara Bahwa Saksi Asrat Nitawati istri terdakwa yang berada di Jakarta mengetahui ada orang Sukabumi yang mau datang ke Medan untuk bekerja di Cafe milik terdakwa, dimana nginap selama 2 hari ditempat Saksi Asrat Nitawati. Fakta lain dipersidangan bahwa Terdakwa mengetahui umur korban Lisna Widiyanti belum mencapai 15 Lima belas tahun pada saat itu, namun terdakwa tetap menerima dan mempekerjakan saksi korban sebagai pelayan di Cafe Pesona yang bekerja mulai dari pukul 20.00 Wib sampai dengan 03.00 Wib, suatu pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh seorang perempuan yang masih dibawah umur diperburuk lagi oleh terdakwa dengan menyetubuhi saksi korban di Berdasarkan uraian diatas, fakta hukum yang ditemukan dalam persidangan yang menguatkan unsur-unsur diatas yaitu : Berdasarkan keterangan saksi Titin Sumartini alias Entin bahwa dianya mendapatkan bonus dari terdakwa atas kesanggupannya untuk mencari orang sesuai pesanan terdakwa dengan via transfer sebesar pertama Rp 350.000,- Tiga ratus lima puluh ribu rupiah dan yang kedua Rp 200.000,- dua ratus ribu rupiah, berdasarkan keterangan ibu korban saksi Enong Sulyani bahwa pekerjaan yang diberitahu oleh saksi Titin Sumartini alias Entin kepada korban dan orang tua korban saksi Enong Sulyani yaitu sebagai kasir di Restoran dengan gaji sebesar Rp 1.000.000,- Satu juta rupiah perbulan tetapi kenyataannya ketika sampai di Medan korban tidak bekerja di restoran tetapi di cafe milik orang tua terdakwa, yang jabatannya bukan sebagai kasir malahan sebagai pelayan para tamu di cafe pesona tersebut. Universitas Sumatera Utara Hotel Pardede International Cottage, dengan janji akan bertanggungjawab atas perbuatannya. Berdasarkan uraian diatas, maka unsur melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan telah terpenuhi. c. Unsur Penerimaan Seseorang dengan ancaman Kekerasan, Penggunaan Kekerasan, Penculikan, Penyekapan, Pemalsuan, Penipuan, Penyalahgunaan Kekuasaan 220 Unsur-unsur tersebut merupakan unsur selanjutnya yang digunakan pelaku sebagai upaya atau modus operandi untuk mewujudkan tindak pidana perdagangan orang tersebut. 1 Unsur Penipuan Berdasarkan uraian diatas, fakta hukum yang ditemukan dalam persidangan yang menguatkan unsur-unsur diatas yaitu : Dimana saksi Korban Lisna Widiyanti pada awalnya telah ditipu, hal tersebut diketahui pada Keterangan Titin Sumartini alias Entin yang mengatakan kepada korban bahwa pekerjaan di Medan sebagai Kasir di Restoran dengan gaji Rp 1.000.000.- satu juta rupiah yang kenyataannya korban bekerja di Cafe bukan di Restoran bekerja sebagai pelayan para tamu bukan sebagai kasir. Selain itu Korban juga ditipu oleh terdakwa, yang diketahui dari Keterangan Korban Lisna Widiyanti bahwa dia akan bertanggungjawab atas perbuatannya dan menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan korban. Fakta lain diketahui dengan adanya perencanaan penipuan oleh terdakwa Andre terhadap 220 Lihat Unsur-Unsur Pasal 2 ayat 1 UU No 21 Tahun 2007 Tentang PTPPO. Universitas Sumatera Utara korban, dengan modus membawa korban jalan-jalan melihat rumah barunya, yang pada kenyataan di Persidangan korban dibawa ke hotel Pardede untuk disetubuhi. 2 Unsur Ancaman Kekerasan dan Unsur Penyekapan Unsur ini diketahui dari keterangan saksi korban Lisna Widiyanti yang mengatakan bahwa “terdakwa ada mengancam dan mengatakan Was, kalau kamu kabur, nanti di Sukabumi kamu tidak akan aman serta keluargamu dan jangan sampai ada yang tahu” fakta lain bahwa pada tanggal tanggal 13 Januari 2012 terdakwa menyekap saksi mulai dari pukul 20.00 Wib sampai dengan pukul 03.00 Wib dan HP saksi juga diambil oleh terdakwa dan besoknya saksi tetap bekerja seperti biasa. Berdasarkan uraian diatas, maka unsur Penerimaan Seseorang dengan ancaman Kekerasan, Penggunaan Kekerasan, Penculikan, Penyekapan, Pemalsuan, Penipuan, Penyalah gunaan Kekuasaan telah terpenuhi.

d. Unsur Untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di Wilayah Negara Republik Indonesia

221 Yang dimaksud dengan Eksploitasi 222 221 Lihat Unsur-Unsur Pasal 2 ayat 1 UU No 21 Tahun 2007 Tentang PTPPO. 222 Lihat Pasal 1 angka 7 UU No. 21 Tahun 2007 tentang PTPPO. adalah Tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi atau secara melawan hukum memindahkan atau mentranplantasi organ danatau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immaterial. Universitas Sumatera Utara Dari pertimbangan pada unsur kedua tersebut diatas dihubungkan dengan pengertian Eksploitasi sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 1 angka 7 undang- undang nomor 21 tahun 2007, perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa sebagaimana diuraikan diatas, dapat dikategorikan telah melakukan tindakan Secara melawan hukum memanfaatkan tenaga atau kemampuan korban, melakukan pelayanan paksa dalam bekerja untuk mendapatkan keuntungan materiil maupun immaterial. Berdasarkan uraian diatas, fakta hukum yang ditemukan dalam persidangan yang menguatkan unsur-unsur diatas yaitu : Fakta hukum terhadap unsur ini dibuktikan bahwa telah terjadi eksploitasi dalam wilayah negara RI yang dilihat dari keterangan saksi yang terungkap di Persidangan yang menyatakan Korban Lisna Widiyanti berangkat ke Jakarta pada tanggal 14 Desember 2011 dengan naik bis menuju Polu Gadung bersama dengan Iqbal dan Ibu Entin kaki tangan terdakwa untuk mencari pekerja mucikari bila dikaitkaan dalam peristiwa kasus ini. Selanjutnya bahwa setelah tiba di Jakarta, korban, Iqbal dan Ibu Entin tinggal dan menginap di rumah terdakwa Andreas Ginting selama 5 lima hari. Dan pada tanggal 19 Desember 2011 Korban dan Iqbal diberangkatkan ke Medan dengan naik pesawat Sriwijaya oleh isteri terdakwa, sedangkan Ibu Entin tidak ikut, dia kembali ke Sukabumi dan setelah korban dan Iqbal tiba di Medan sekitar pukul 23.00 Wib dijemput oleh terdakwa. Fakta lain yang terungkap bahwa korban diberi tempat tinggal atau mess untuk para pekerja di Cafe terdakwa. Universitas Sumatera Utara Selain fakta tersebut, berdasarkan keterangan terdakwa bahwa terdakwa juga mengambil keuntungan materill dan immaterill terhadap korban dengan tetap memperkerjakan korban walaupun masih dibawah umur yang bekerja dari mulai jam 20.00 wib sampai dengan jam 02.00 wib. Berdasarkan uraian diatas, maka unsur untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di Wilayah Negara Republik Indonesia telah terpenuhi.

2. Dakwaan Subsidair

Dakwaan Subsidair Jaksa Penuntut Umum adalah Pasal 82 Undang- Undang Reprublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yaitu : “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa,melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah”. Adapun unsur-unsur Pasal tersebut ialah sebagai berikut : a. Unsur Setiap Orang Pengertian Setiap Orang adalah perseorangan atau korporasi yang melakukan tindak pidana perdagangan orang. Orang perseorangan dalam hal ini dimaksudkan adalah orang sebagai subjek hukum yang dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum. Berdasarkan unsur setiap orang dalam kasus ini telah terpenuhi sebagaimana dalam dakwaan Primair. Universitas Sumatera Utara b. Sengaja melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan, Memaksa, melakukan Tipu Muslihat, Serangkaian Kebohongan. Perbuatan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa,melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan merupakan unsur tindak pidana perbuatan cabul dalam undang-undang perlindungan anak. Dimana Korban Lisna Widiyanti telah mengalami ancaman dari terdakwa Andreas Ginting alias Ucok, serta memaksa korban untuk bersetubuh, malakukan tipu muslihat atau kebohongan. 1 Unsur Ancaman Kekerasan Berdasarkan uraian diatas, fakta hukum yang ditemukan dalam persidangan yang menguatkan unsur-unsur diatas yaitu : Unsur ini diketahui dari keterangan saksi korban Lisna Widiyanti yang mengatakan bahwa “terdakwa ada mengancam dan mengatakan Was, kalau kamu kabur, nanti di Sukabumi kamu tidak akan aman serta keluargamu dan jangan sampai ada yang tahu” fakta lain bahwa pada tanggal tanggal 13 Januari 2012 terdakwa menyekap saksi mulai dari pukul 20.00 Wib sampai dengan pukul 03.00 Wib dan HP saksi juga diambil oleh terdakwa dan besoknya saksi tetap bekerja seperti biasa. 2 Unsur Memaksa Bahwa dari fakta hukum yang terungkap di Persidangan dimana saksi korban Lisna Widiyanti telah mengalami pemaksaan untuk melakukan hubungan suami istri oleh terdakwa Andreas Ginting alias Ucok dibuktikan dari keterangan korban saat tiba di Hotel dimana korban menanyakan kepada terdakwa “Ngapain kesini?” terdakwa bilang “biar adem-adem disini”, terus saksi dipegang-pegang Universitas Sumatera Utara dan terdakwa katakan “Saya bertanggung jawab sama kamu, nanti saya belikan rumah, mobil”, terus saksi bilang “Ngapain saya diraba-raba” waktu itu saksi merasa takut, lalu terdakwa bilang “jangan takut” terus saksi dicium, dipeluk tapi saksi tidak mau , kemudian terdakwa membuka semua pakaian saksi kemudian pakaiannya juga, kemudian terjadi hubungan suami istri. Ketika korban mengetahui alat kelaminnya mengeluarkan darah, saksi menolak terdakwa, tapi terdakwa mengatakan sambil marah-marah “Saya tanggung jawab”. 3 Unsur Tipu Muslihat atau Kebohongan Unsur ini dibuktikan dengan adanya keinginan terdakwa untuk menyetubuhi korban yang ditandai dari keterangan terdakwa yang mengatakan dianya bernafsu terhadap korban saat melihatnya. Untuk memenuhi hasyarat bejatnya itu terdakwa melakukan tipu muslihat atau kebohongan kepada korban Lisna Widiyanti dengan alasan mengajak korban jalan-jalan melihat rumah barunya yang pada kenyataannya korban dibawa ke hotel Pardede dan disetubuhi. Fakta lain yang terungkap, sebelumnya untuk sampai pada perbuatan ini terdakwa Andreas Ginting alias Ucok melakukan upaya-upaya untuk meyakinkan korban dengan membohongi korban lewat janji-janjinya untuk menikahi dan menafkahi korban. Berdasarkan uraian diatas, maka Unsur Sengaja melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan, Memaksa,melakukan Tipu Muslihat, Serangkaian Kebohongan telah terpenuhi. Universitas Sumatera Utara

c. Membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan Perbuatan Cabul

Perbuatan Membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan Perbuatan Cabul murupakan unsur subjektif perbuatan cabul dalam undang- undang perlindungan anak. Hal ini diketehui dengan adanya upaya-upaya atau bujukan-bujukan terdakwa kepada korban untuk terjadinya perbuatan cabul atau menyetubuhi korban. Unsur ini diketahui dalam fakta hukum di Persidangan melalui keterangan- keterangan saksi, khususnya keterangan korban yang mengatakan sesampainya di hotel “Ngapain kesini?” terdakwa bilang “biar adem-adem disini”, terus saksi dipegang-pegang dan terdakwa katakan “Saya bertanggung jawab sama kamu, nanti saya belikan rumah, mobil”, terus saksi bilang “Ngapain saya diraba-raba” waktu itu saksi merasa takut, lalu terdakwa bilang “jangan takut” terus saksi dicium, dipeluk tapi saksi tidak mau, kemudian terdakwa membuka semua pakaian saksi kemudian pakaiannya juga, kemudian terjadi hubungan suami istri. Ketika korban mengetahui alat kelaminnya mengeluarkan darah, saksi menolak terdakwa, tapi terdakwa mengatakan sambil marah-marah “Saya tanggung jawab”. Dari keterangan diatas jelas bahwa terdakwa melakukan upaya-upaya pembujukan, menenangi korban serta meyakinkan korban bahwa dia akan bertanggungjawab atas perbuatannya. Berdasarkan uraian diatas, fakta hukum yang ditemukan dalam persidangan yang menguatkan unsur-unsur diatas yaitu : Unsur Membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan Perbuatan Cabul, yaitu : Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian diatas, maka Membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan Perbuatan Cabultelah terpenuhi.

F. Pendapat Penulis dalam Perkara Putusan No 1554 Pid.B 2012

PN.Mdn

1. Terhadap dakwaan Jaksa Penuntut Umum

Penulis berpendapat bahwa Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah memenuhi unsur-unsur sebagaimana didakwakan kepadanya yaitu KESATU melanggar pasal 2 ayat 1 Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang PTPPO, atau KEDUA melanggar pasal 82 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum bersifat alternative maka kepada Majelis Hakim diberikan kewenangan untuk memilih salah satu dari Dakwaan itu pertama atau kedua sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan, dan apabila salah satu dari dakwaan itu telah terbukti dan terpenuhi maka untuk dakwaan yang lainnya tidak perlu dipertimbangkan lagi. Namun dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum JPU kurang menindak pelaku dengan mengabaikan unsur-unsur yang terdapat dari fakta-fakta penyelidikan dengan kata lain dari keterangan korban dan saksi-saksi. Unsur tersebut yakni bahwa Korban Lisna Widiyanti pada saat dia bekerja dan disetubuhi baru berumur 15 Tahun 223 Bertolak dari hal tersebut JPU seharusnya dalam dakwaan Primairnya membuat hubungan Pasal danatau dengan pemberatan sebagai mana dalam Pasal . 223 Lihat Pasal 17 UU No. 21 Tahun 2007 tentang PTPPO. Universitas Sumatera Utara 17 UU PTPPO yang berbunyi “Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4 dilakukan terhadap anak, maka ancaman pidananya ditambah 13 sepertiga. Seharusnya bila JPU memandang hal tersebut maka dakwaan Primairnya akan menjadi dua Pasal yang satu pasal yang muatannya murni dan yang satu adalah pemberatan.

2. Terhadap Tuntutan

Dokumen yang terkait

Analisis Juridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Percobaan Tindak Pidana Perdagangan Orang Dikaitkan Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

3 59 100

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Pemalsuan Dokumen Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 (Studi Putusan No. 2960/PID.B/2008/PN.Medan)

0 34 116

Analisa Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Putusan Hakim Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 43 146

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Anak Yang Masih Dalam Kandungan Dihubungkan Dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 2 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Juridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Percobaan Tindak Pidana Perdagangan Orang Dikaitkan Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

0 0 27

BAB II FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG - Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/20

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN - Analisa Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Putusan Hakim Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 28