Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda paling sedikit Kategori III dan paling banyak Kategori IV”. 28 Berdasarkan rumusan diatas terdapat tiga elemen yakni : 29 1 Setiap orang yang melakukan pengrekrutan, pengiriman, penyerah terimaan orang. 2 Dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan, penipuan, penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaatan posisi kerentanan atau penjeratan utang 3 Untuk tujuan mengeksploitasi, atau perbuatan yang dapat tereksploitasi orang tersebut.

d. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa suatu tindak pidana yang termasuk dalam kategori tindak pidana perdagangan orang ialah : “Setiap anak yang diperdagangkan, menjual atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun dan denda paling banyak 300 juta dan paling sedikit 60 juta rupiah” 30

e. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia

Undang-Undang tentang Hak Azasi Manusia melarang setiap unsur yang mengandung kejahatan perdagangan orang yang berbunyi : 1 Tidak seorangpun boleh diperbudak atau diperhamba 28 Pasal 552 RUU KUHP 2012 . 29 http:bagashera.wordpress.com 20120627 buku-kesatu-rancangan- kuhp - 2012 diakses pada hari selasa, tanggan 11 Februari 2014, Jam 16.45 Wib. 30 Pasal 83 UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Universitas Sumatera Utara 2 Perbudakan atau perhambaan, perdagangan budak, perdagangan wanita, dan segala perbuatan berupa apapun yang tujuannya serupa, dilarang 31

f. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Menurut Undang-Undang tentang Pengadilan HAM, kejahatan Kemanusiaan meliputi : “Salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematis yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan langsung terhadap penduduk sipil” 32 g. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 tahun 2004 tentang Penghapusan Perdagangan Trafficking Perempuan dan Anak Unsur-unsur pidana dalam pasal ini yaitu serangan yang meluas atau sistematis, yang diketahuinya, ditujukan langsung terhadap penduduk sipil. Kejahatan perdagangan orang memenuhi ketiga unsur tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perdagangan manusia dilakukan oleh organisasi kejahatan yang terorganisir secara sistematis dan profesional dan dilakukan dengan sengaja serta merupakan rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap penduduk sipil yang berhubungan dengan kejahatan perdagangan orang. Peraturan daerah Sumatera Utara memberikan defenisi TPPO yaitu : “Perdagangan Trafiking Perempuan dan anakadalah tindak pidana atau perbuatan yang memenuhi salah satu perbuatan yang memenuhi salah satu unsur-unsur perekrutan, pengiriman, penyerahterimaan perempuan dan anak dengan menggunakan kekerasan, penipuan, penculikan, penyekapan, penyalah gunaan kekuasaan, pemanfaatan posisi rentan atau penjeratan hutang untuk tujuan dan atau berakibat mengeksploitasi perempuan dan anak”. 33 31 Pasal 20 UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM. 32 Pasal 9 UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. 33 Pasal 1 huruf o Perda Provsu No 6 Tahun 2004. Universitas Sumatera Utara

h. Berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 49166 Tahun 1994 Mendefinisikan istilah trafficking :

Dokumen yang terkait

Analisis Juridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Percobaan Tindak Pidana Perdagangan Orang Dikaitkan Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

3 59 100

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Pemalsuan Dokumen Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 (Studi Putusan No. 2960/PID.B/2008/PN.Medan)

0 34 116

Analisa Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Putusan Hakim Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 43 146

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Anak Yang Masih Dalam Kandungan Dihubungkan Dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 2 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Juridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Percobaan Tindak Pidana Perdagangan Orang Dikaitkan Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

0 0 27

BAB II FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG - Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/20

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN - Analisa Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Putusan Hakim Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 28