Berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 49166 Tahun 1994 Mendefinisikan istilah trafficking : Berdasarkan Global Alliance Againts traffic in Women GAATW

h. Berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 49166 Tahun 1994 Mendefinisikan istilah trafficking :

“Trafficking is the illicit and clandestine movement of person across national and international borders, largely from developing countries and some countries with economies in transition, with the ean goal of forcing women and girl children into sexually or economically oppressive and exploitative situations for thr profit of recruiters, trafficking, and crime syndicates, as well as other illegal actives related to trafficking, such as forced domestik labour, false marriages, clandestine employment and false adoption”. Perdagangan adalah suatu perkumpulan gelap oleh beberapa orang di lintas nasional dan perbatasan internasional, sebagian besar dari negara- negara yang berkembang dengan perubahan ekonominya, dengan tujuan akhir memaksa wanita dan anak-anak perempuan bekerja di bidang seksual dan penindasan ekonomis dan dalam keadaan eksploitasi untuk kepentingan agen, penyalur dan sindikat kejahatan, sebagaimana kegiatan illegal lainnya yang berhubungan denganperdagangan seperti pembantu rumah tangga, perkawinan palsu, pekerja gelap dan adopsi. 34

i. Berdasarkan Global Alliance Againts traffic in Women GAATW

Mendefinisikan istilah perdagangan trafficking yaitu : “Tradingisalleffortoractionrelating to therecruitment, sale, transferor receipt ofdeliveryby usingdeceptionto pressures, includingthe use ofthreat of violenceorabuse of powerbondedwiththe aim ofplacing or holdingsuchperson, whether for payornottoworkisnotdesirabledomestic orsexualreproductive in forced laboror inslavery-like conditions, in an environmentother than the placewherehe lives,ata timeof deception,pressureordebt bondagefirsttime”. Perdagangan adalah semua usaha atau tindakan yang berkaitan dengan perekrutan,penjualan, transfer pengiriman atau penerimaan seseorang dengan menggunakan penipuan atas tekanan, termasuk penggunaan ancaman kekerasan atau penyalahgunaan kekuasaan lilitan hutang dengan tujuan untuk menempatkan atau menahan orang tersebut, baik dibayar atau tidak untuk kerja yang tidak diinginkan atau domestik seksual atau reproduktif dalam kerja paksa atau dalam kondisi perbudakan, dalam suatu lingkungan lain dari tempat dimana orang itu tinggal, pada waktu penipuan, tekanan atau lilitan hutang pertama kali. 35 34 Chairul BariahMozasa, Op cit, hlm 4. 35 Ibid, hlm 5. Universitas Sumatera Utara

j. Berdasarkan Protocol To Prevent, Suppress And Punish Trafficking In

Dokumen yang terkait

Analisis Juridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Percobaan Tindak Pidana Perdagangan Orang Dikaitkan Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

3 59 100

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Pemalsuan Dokumen Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 (Studi Putusan No. 2960/PID.B/2008/PN.Medan)

0 34 116

Analisa Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Putusan Hakim Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 43 146

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Anak Yang Masih Dalam Kandungan Dihubungkan Dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 2 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Juridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Percobaan Tindak Pidana Perdagangan Orang Dikaitkan Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

0 0 27

BAB II FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG - Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/20

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN - Analisa Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Putusan Hakim Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 28