Dari penjelasan singkat diatas tergambarkan bahwa tindak pidana perdagangan orang sangatlah berdampak bagi kelangsungan korban dan
masyarakat. Oleh karna itu timbullah suatu pertanyaan, mengapa peristiwa tindak pidana perdagangan orang terjadi ?. Sehubungan dengan itu dalam bab ini dibahas
tentang faktor-faktor penyebab tindak pidana perdagangan orang. Sebelum menguraikan berbagai faktor-faktor penyebab terjadinya tindak
pidana perdagangan orang, maka penulis beranggapan sebagai kejahatan yang terorganisir perlu mengingat akan sebab-sebab kejahatan. Oleh karena itu penulis
mencoba menguraikan sebab-sebab terjadinya kejahatan yang dilihat dari sudut pandang Kriminologi, sehingga nantinya kita dapat mengetahui bagaimana
hubungannya dengan penyebab terjadinya tindak pidana perdagangan orang.
C. Faktor-faktor penyebab TPPO dilihat dari sudut pandang
Kriminologi
1. Pengertian Kriminologi
Bagi orang yang baru pertama kali mendengar istilah kriminologi, biasanya akan memiliki pemikiran sendiri tentang pengertian dari kata tersebut.
Kebanyakan dari mereka memiliki persepsi yang salah tentang bidang ilmu pengetahuan ilmiah kriminologi ini. Sebagian besar orang memiliki persepsi
bahwa kriminologi adalah suatu studi pendidikan ilmu hukum. Kata kriminologi yang berhubungan dengan kejahatan, serta merta dikaitkan dengan pelanggaran
hukum pidana
61
61
Marjono Reksodiputro, Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana, Jakarta : UI, 1994. hlm 2.
. Ada juga yang mengaitkan kriminologi dengan pekerjaan detektif karena detektif bertugas untuk mengungkap suatu peristiwa kejahatan dan
Universitas Sumatera Utara
menangkap pelakunya. Hal ini tidak salah sepenuhnya, tetapi tidak dapat dikatakan benar.
62
Kriminologi dalam bahasa Inggris disebut criminology, bahasa Jerman kriminologie secara bahasa
63
, berasal dari bahasa latin, yaitu kata ”crimen” dan ”logos”. Crimen berarti kejahatan, dan logos berarti ilmu. Dengan demikian
kriminologi secara harafiah berarti ilmu yang mempelajari tentang penjahat. Di dalam kriminologi ada beberapa teori yang berpendapat mengenai sebab-sebab
terjadinya kejahatan.
64
Teori ini adalah seperangkat konsep atau konstruk, definisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan hubungan sistematis suatu fenomena,
dengan cara memperinci hubungan sebab-akibat yang terjadi. Dengan kata lain, teori merupakan serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistematis untuk
menjelaskan suatu fenomena sosial tertentu. Teori dalam kriminologi adalah penjabaran secara lebih merinci terhadap aliran yang telah ada.
65
Istilah kriminologi pertama kali digunakan oleh Topinard, seorang sarjana Perancis, pada akhir abad ke sembilan belas. Namun demikian, bidang penelitian
yang sekarang ini dikenal sebagai salah satu bidang yang berkaitan dengan ilmu kriminologi telah terbit lebih awal, misalnya karya-karya yang dikarang oleh:
Cesare Beccaria 1738-1794, Jeremy Bentham 1748-1832, Andre Guerry, yang mempublikasikan analisa tentang penyebaran geografis kejahatan di Perancis
tahun 1829, Adolphe Quetelet seorang Ahli matematika Belgia menerbitkan
62
http:zriefmaronie.blogspot.com201202pengantar-kriminologi.html , diakses pada
hari Rabu, tanggal 19 Februari 2014, Jam 19.35 Wib.
63
Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 2001.
64
Marjono
,
Op cit, hlm 3.
65
Edwin H.Sutherland, Asas-Asas Kriminologi,Bandung : Alumni, 1969 hlm 2.
Universitas Sumatera Utara
sebuah karya ambisius tentang penyebaran sosial kejahatan di Perancis, Belgia, Luxemburg, dan Belanda pada tahun 1835 dan terakhir Cesare Lambroso 1835-
1909 serta muridnya Enrico Ferri 1856-1928 menggunakan metode antropologi ragawi atau antropobiologi mengembangkan teori kriminalitas berdasarkan
biologis. Kriminologi kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahuan ilmiah,
yang mana dalam perkembangannya, kriminologi modern terpisah-pisah melandaskan diri pada salah satu cabang ilmu pengetahuan ilmiah tertentu, yaitu
sosiologi, hukum, psikologi, psikiatri, dan biologi.
66
a. W.A Bonger 1970
Dari uraian diatas, banyak ahli yang mengemukakan pendapat mereka tentang pengertian kriminologi secara khusus antara lain :
Memberikan batasan bahwa ”kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki kejahatan seluas-luasnya”.
67
1 Kriminologi praktis, yaitu kriminologi yang berdasarkan hasil
penelitiannya disimpulkan manfaat praktisnya Bonger dalam memberikan
batasan kriminologi, membagi kriminologi ke dalam dua aspek:
2 Kriminologi teoritis, yaitu ilmu pengetahuan yang berdasarkan
pengelamannya seperti ilmu pengetahuan lainnya yang sejenis, memperhatikan gejala-gejala kejahatan dan mencoba menyelidiki
66
Mahmud Mulyadi, Politik Hukum Pidana, Medan : USU Press, 2007, hlm 26 dan bahan mata kuliah Politik Hukum Pidana pada hari Jum’at tanggal 13 Desember 2013.
67
W.A Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan Ghalia Indonesia, 1982, hlm 8.
Universitas Sumatera Utara
sebab dari gejala tersebut etiologi dengan metode yang berlaku pada kriminologi.
Dalam kriminologi teoritis, Bonger memperluas pengertian dengan mengatakan baahwa kriminologi merupakan kumpulan dari
banyak ilmu pengetahuan Bonger, 1970:27. a
Antropologi kriminologi, yaitu ilmu pengetahuan tentang manusia yang jahat dilihat dari segi biologisnya yang merupakan bagian
dari ilmu alam b
Sosiologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai gejala sosial. Pokok perhatiannya adalah seberapa jauh
pengaruh sosial bagi timbulnya kejahatan etiologi sosial c
Psikologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan tentang kejahatn dipandang dari aspek psikologis. Penelitian tentang aspek
kejiwaan dari pelaku kejahatan antara lain ditujukan pada aspek kepribadiannya.
d Psi-patologi-kriminal dan neuro-patologi-kriminal, yaitu ilmu
pengetahuan tentang kejahatan yang sakit jiwa atau sakit sarafnya, atau lebih dikenal dengan istilah psikiatri.
• Penologi, yaitu ilmu pengetahuan tentang tumbuh berkembangnya penghukuman, arti penghukuman, dan
manfaat penghukuman. • Kriminologi praktis, yaitu berbagai kebijakan yang
dilaksanakan oleh birokrasi dalam menanggulangi kejahatan.
Universitas Sumatera Utara
• Kriminalistik, yaitu ilmu pengetahuan yang dipergunakan untuk menyelidiki terjadinya suatu peristiwa kejahatan.
Bonger, dalam analisanya terhadap masalah kejahatan, lebih mempergunakan pendekatan sosiologis, misalnya analisa tentang hubungan antara
kejahatan dengan kemiskinan.
b. Wood
Menurut beliau bahwa istilah kriminologi meliputi keseluruhan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan teori atau pengalaman yang bertalian
dengan perbuatan jahat dan penjahatnya termasuk didalamnya reaksi dari masyarakat terhadap perbuatan jahat itu dan para penjahatnya. Yang termasuk
didalamnya antara lain adalah :
68
1 Keseluruhan ilmu tentang kejahatan
2 Berdasarkan kepada teoripengalaman yang diperoleh dari ilmu
kejahatan 3
Melihat kejahatan dan penjahat 4
Reaksi dari masyarakat berupa pandangan, perbuatan atau tindakan seperti penaggulangan dan pencegahan.
c. Micheal Adler
Menurut Micheal bahwa kriminologi adalah keseluruhan keterangan mengenai perbuatan dan sifat dari penjahat lingkungan mereka dan cara mereka
68
Edwin H.Sutherland, Op cit, hlm 7.
Universitas Sumatera Utara
secara resmi diperlakukan oleh lembaga penertib masyarakat dan oleh para anggota masyarakat.
d. Edwin H. Sutherland
Edwin dikenal sebagai bapak kriminologi modern karena dia lah yang pertama sekali menghubungkan masalah kejahatan itu dengan masyarakat. Dalam
hal ini Edwin melihat dari segi sosiologi. Menurut Edwin H. Sutherlan menyatakan kriminologi adalah criminology is the body of knowledge regarding
crime as a social phenomena yang artinya keseluruhan pengetahuan tentang kejahatan sebagai gejala sosial. Beliau juga mengatakan bahwa selama
masyarakat masih ada perbuatan kejahatan juga akan tetap ada. Berlandaskan pada definisi diatas, Sutherland dan Cressey menjelaskan
bahwa kriminologi terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu:
69
1 Sosiologi hukum yaitu analisis ilmiah terhadap kondisi-kondisi yang
mempengaruhi perkembangan hukum pidana 2
Etiologi kriminal yaitu usaha secara ilmiah untuk mencari sebab-sebab kejahatan
3 Penologi dimana termasuk metode pengendalian sosial yaitu
pengetahuan yang mempelajari tentang sejarah lahirnya hukuman, perkembangannya serta arti dan kaedahnya.
69
Ibid, hlm 9.
Universitas Sumatera Utara
e. Constant
Menurut beliau kriminologi sebagai ilmu pengetahuan empirik yang bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
perbuatan jahat dan penjahat. Seorang ahli statistik yang bernama A.E.Quetelet tertarik kepada seorang manusia yang melakukan perbuatan yang tidak baik,
diamana dia terkait dengan alat-alat yang digunakan, sehingga ia berkesimpulan bahwa dalam setiap perbuatan yang sama dimana dalam hal ini pembunuhan
bahwa alat yang dilakukan untuk melakukan perbuatan itu hampir sama. Jadi dalam mempelajari kejahatan dari segi sosial maka selama ada
masyarakat kejahatan akan tetap ada, ini berarti masalah kejahatan tidak akan pernah habis dikikis dalam rangka penanggulangan kejahatan itu pendapat ini
sejalan dengan pendapat Edwin H. Sutherland.
f. Haskell dan Yablonsky
Beliau menekan definisi kriminologi pada muatan penelitiannya dengan mengatakan bahawa kriminologi secara khusus adalah merupakan disiplin ilmiah
tentang pelaku kejahatan dan tindakan kejahatan yang meliputi :
70
1 Sifat dan tingkat kejahatan
2 Sebab musabab kejahatan dan kriminalitas
3 Perkembangan hukum pidana dan sistem peradilan pidana
4 Ciri-ciri kejahatan
5 Pembinaan pelaku kejahatan
70
Mulyana Kusuma, Analisa Krimiologi tentang Kejahatan-Kejahatan Kekerasan. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1991, hlm 13.
Universitas Sumatera Utara
6 Pola-pola kriminalitas
7 Dampak kejahatan terhadap perubahan sosial.
g. Vernon Fox
Yang mana Vernon memberikan definisi kriminologi secara komperhensif dibandingkan dengan definisi-definisi sebelumnya di atas. Ia mengatakan bahwa
kriminologi merupakan kajian tentang tingkah laku jahat dan sistem keadilan. Ini merupakan kajian tentang hukum, dan pelaku pelanggaran hukum.
71
h. Prof. Muhammad Mustofa
Pemahaman terhadap gejala tersebut membutuhkan pemahaman terhadap seluruh ilmu-ilmu
tingkah laku, ilmu alam, dan sistem etika dan pengendalian yang terkandung dalam hukum dan agama. Kriminologi merupakan tempat pertemuan berbagai
disiplin ilmu yang memberikan pusat perhatian pada kesehatan mental dan kesehatan emosi individu dan berfungsinya masyarakat secara baik. Tingkah laku
jahat dapat diterangkan melalui pendekatan sosiologis, psikologis, medis dan biologis, psikiatris dan psiko-analisa, ekonomi, politik, budaya dan lain-lain
pendekatan sosial dan tingkah laku.
Dalam bukunya Kriminologi, mengatakan bahwa definisi kriminologi yang dikaitkan dengan pengembangan kriminologi di Indonesia adalah yang
berakar pada sosiologis.
72
71
Ibid, hlm 15.
72
Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi. Bandung : Mandar Maju, 1995, hlm 11.
kriminologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan ilmiah tentang, perumusan sosial pelanggaran hukum, penyimpangan sosial, kenakalan,
Universitas Sumatera Utara
dan kejahatan dimana munculnya suatu peristiwa kejahatan, serta kedudukan dan korban kejahatan dalam hukum dan masyarakat serta pola reaksi sosial formal,
informal, dan non-formal terhadap penjahat, kejahatan, dan korban kejahatan.
2. Ruang Lingkup Kriminologi