Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua

uang mereka tidak cukup. Kelompok II dan IV merupakan kelompok yang modalnya paling besar dibanding kelompok lainnya, sehingga sangat mudah untuk membeli jajanan-jajanan yang lebih banyak dan berkualitas. Kelompok III dengan modal yang tidak terlalu banyak, namun mereka dapat memperkirakan jajanan yang kiranya diminati pembeli. Selesai siswa melakukan praktek simulasi jual beli di pasar, siswa kembali ke sekolah. Jarak sekolah dan pasar sekitar 100 meter. Sampai di sekolah siswa istirahat sebentar melepas lelah. Saat istirahat seperti ini, kondisi siswa masih ngos-ngosan dan terlihat sekali-sekali mengipas-ngipaskan buku ke wajahnya, guru sesaat bertanya kepada anak-anak. G: “Bagaimana perasaan kalian saat di pasar tadi?” S: “Senaaaaaang..”. G: “Capek apa tidak?” S: “Capeeeek..” Semua siswa “Panaaas…” S: “Tapi senang, Bu…” Beberapa siswa menimpali S: “Bu, besok lagi ya bu, ya…” Mamad siswa yang selalu aktif G: “Ada yang merasa tidak senang?” S: “Saya” Fauzan angkat tangan G: “Alasannya tidak suka kenapa?” F: “Hehehehe….” cengar-cengir “Nggak, nggak, Bu… becanda Hehehe..Senang kok Bu..” G: “Ada pendapat lain?” S: “Malu, Bu..tadi di pasar..” Sarina siswa yang terlihat menonjol G: “Malu kenapa?” B: “Dilihati orang-orang di pasar” G: “Ada yang merasa malu seperti Sarina?” M: “Iya Bu, malu Bu.. papanggih tatanga..” Jamil 5 Selanjutnya siswa laki-laki mempersiapkan meja dan bangku sebagai tempat berjualan. Waktu berjualan mereka adalah saat istirahat berlangsung, target pembeli adalah seluruh warga sekolah. Jam istirahat sekolah berdentang, inilah waktu yang ditunggu- tunggu siswa kelas III. Semua siswa sudah siap dengan barang dagangannya pada bangku kios masing-masing kelompok. Suasana 5 Wawancara dengan siswa di ruang kelas III , setelah kegiatan simulasi jual beli di pasar. Selasa, 24 Maret 2013 seperti ini dapat dilihat pada lampiran foto lampiran 19 . Jam istirahat di MI Darunnajah ini lumayan panjang, yakni dari pukul 09.20-09.50. Lima menit pertama keadaan kios masih sepi, karena masih banyak siswa kelas lain yang belum keluar kelas. Selanjutnya banyak siswa yang mulai berdatangan melihat kegiatan bazar kecil- kecilan ini. Banyak siswa yang cukup melihat dan ragu-ragu untuk membeli. Ada beberapa siswa kelas II yang masih membeli jajanan di koperasi sekolah dan di luar sekolah. Siswa yang berperan sebagai penjual, terlihat sibuk mempromosikan barang dagangannya. Berikut hasil pengamatan peneliti pada kegiatan tiap kelompok: Kelompok I Kios Naruto Kelompok 1 ini berdasarkan kesepakatan kelompok diberi nama kios Naruto, sebagaimana terlihat pada foto lampiran 19 gambar 5 . Terdiri dari Dzulkifli, Ajeng, Alfin, Amanda,Sri, dan Ana. Kios ini menjual mie dan aneka stik coklat yang semua harganya Rp.100,- dengan modal awal Rp.3600,-. Pada perkiraan awal, barang jualan kelompok 1 ini akan segera habis karena harganya yang terjangkau dibanding dengan kelompok lain. Ternyata barang dagangan mereka kurang diminati pembeli, mungkin karena isi dari kemasan terlalu sedikit. Sehingga barang dagangan laku agak lama. Usaha kelompok dalam mempromosikan dagangan kurang. Terlihat enggan dan sering ditinggal pergi. Satu-satunya siswa yang setia menunggu kios adalah Amanda, namun jika ada pembeli ia terlihat cuek dan kurang antusias. Kelompok 1 ini terlihat kurang semangat dalam menjajakan dagangannya. Yang membeli dagangan mereka rata-rata adalah para guru, mungkin para guru merasa kasian karena dagangan mereka jarang sekali diminati pembeli. Hanya beberapa siswa yang berminat membeli. Dari 20 buah barang yang dijual, hanya sisa 2 buah. Kelompok II Kios Bunga Kelompok II ini beranggotakan Andi, Arfi, Dahra, Dzikra,Sova, dan Elis. Kios mereka diberi nama kios bunga. Kelompok ini merupakan kelompok yang paling aktif dan kompak. Ini sudah terlihat sejak memilih barang ketika di pasar tadi, mereka kompak memilih barang apa yang akan dijual. Dan pada saat kegiatan jual beli di sekolah, seluruh kelompok kompak dalam bekerja sama dan menjaga kios bersama-sama. Sebagaimana tergambar pada lampiran 19 foto 6. Barang dagangan kelompok ini semua berharga Rp. 500,- dengan modal awal Rp. 10.500,-, terdiri dari makroni dan roti. Pada awalnya dagangan mereka belum laku, hanya ada satu dua yang terjual. Itupun yang membeli kelompok mereka sendiri, tapi lama- lama dagangan mereka mulai habis. Kelompok ini tergolong kreatif dan semangat, ini terbukti karena mereka mempromosikan dagangan secara berkeliling bahkan ke ruang guru juga. Dari 25 buah barang dagangan, sisa 8 buah. Sisa yang paling banyak adalah roti bolu. Kelompok III Kios Persib Kios persib ini merupakan nama kios dari kelompok III foto lampiran 19 gambar 7, yang beranggotakan Intan, josep, fairil, fauzan, Hoki, dan hafidz. Modal awal Rp. 6.300,- dagangan yang dijual terdiri dari ringgo Rp.200,- dan tik tak Rp.500,-. Pada awal mula dagangan mereka langsung diserbu pembeli, karena ringgo dan tik tak termasuk jajanan yang banyak diminati siswa. Namun meski banyak yang berminat, namun dagangan mereka tidak sampai habis terjual. Kelompok ini dalam mempromosikan dagangan kurang semangat, mereka hanya menunggu pembeli dengan pasrah. Pernah sesekali josep sang ketua mempromosikan dagangannya ke siswa lain, itupun jika ia diingatkan oleh guru agar lebih semangat lagi. Jika tidak, mereka hanya menunggu dagangan dengan pasrah. Dari 18 buah barang dagangan yang dijual, sisa 6 buah. Kelompok IV Kios Cinta Beranggotakan Jamil, Reza, Rifa’i, Salman,Sarina, dan Sandi, kelompok IV ini memberi nama kiosnya kios cinta foto lampiran 19 gambar 8. Dengan modal Rp. 10.000,- barang dagangan mereka terjual habis. Barang yang dijual terdiri dari minuman rasa buah fansi dan wafer keju nabati, masing-masing berharga Rp.500,-. Kios ini yang paling cepat diserbu pembeli, karena satu-satunya kios yang menjual minuman. Pada saat itu bertepatan siswa kelas 6 selesai olahraga, otomatis mereka langsung menyerbu minuman yang dijual. Sepuluh buah minuman fansi rasa buah langsung ludes habis. Wafer keju nabati juga banyak diminati siswa. Kelompok ini juga termasuk kelompok yang aktif, barang dagangan yang masih sedikit mereka tawarkan ke teman-temannya yang lain agar cepat habis. Kelompok V Kios Doraemon Kios doraemon merupakan kios dari kelompok terakhir foto lampiran 19 gambar 9, yakni kelompok V. Terdiri dari Exalt, Husaeni, Novita, Bintang, dan Putri. Dengan modal Rp.7300,- dagangan mereka habis terjual semua. Kelompok V ini merupakan kelompok kedua yang berhasil menjual habis barang dagangannya setelah kelompok 4, meski tergolong lambat dalam penjualannya. Barang dagangan mereka adalah roti, biskuit, dan wafer top yang semuanya berharga Rp. 500,-. Pada awalnya jarang pembeli yang tertarik untuk mampir di kios mereka, ini berlangsung hingga hamper berakhirnya jam istirahat. Namun dengan ketelatenan dan dengan tidak putus asa mempromosikan jajanannya, barang dagangan mereka berhasil habis. Exalt yang merupakan ketua kelompok mereka sangat aktif keliling menawarkan dagangannya. Dalam penelitian ini, peneliti membuat pedoman observasi sebagaimana pada tabel 4.10 berikut. Tabel 4.14 Data Observasi Kegiatan Simulasi Jual Beli di Sekolah . Aspek yang diobservasi Kelompok I II III IV V Aktif dalam melakukan tawar menawar. 60 80 70 90 80 Inovatif , mencari cara agar barang dagangan cepat laku 60 90 70 90 80 Jujur dalam jual beli 90 90 90 90 90 Menata barang dagangan dengan baik 80 90 80 80 80 Partisipasi setiap anggota 50 90 80 70 70 kelompok yang baik Jumlah 340 440 390 420 400 Rata-rata 68 88 78 84 80 Dari data tersebut di atas bahwa praktek simulasi jual beli telah berhasil. Ini terbukti dari jumlah rata-rata dari nilai observasi tiap kelompok lebih dari 60, sebagaimana indikator ketuntasan minimal yang telah dipaparkan sebelumnya pada bab III. Setelah jam istirahat selesai jam masuk berdentang, siswa mulai meringkas barang dagangannya sekaligus bangku-bangku tempat mereka jualan tadi ke dalam kelas. Setelah semua bangku rapi dan keadaan sudah terkondisikan lagi, siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Sesuai petunjuk guru, siswa mulai menghitung untung dan rugi hasil penjualan. Selanjutnya uang hasil penjualan dibagi rata pada setiap anggota kelompok, lengkap dengan keuntungan jika penjualan untung. Jika ada sisa dagangan yang belum laku, dibagikan sesuai dengan kebijakan kelompok masing- masing. Guru juga menanyakan bagaimana kesan siswa terhadap praktek simulasi tadi baik di pasar dan di lapangan sekolah tadi. Mereka serempak menjawab senang dan ingin lagi. Berikut hasil penjualan siswa, pada tabel 4.11. Tabel 4.15 Jumlah Hasil Penjualan Siswa Kelompok Modal Hasil Penjualan Untung Sisa Barang I Rp 3.600 Rp 3.200 - 2 biji II Rp 10.500 Rp 7.000 - 8 biji III Rp 6.300 Rp 6.300 - 6 biji IV Rp 10.000 Rp 11.000 Rp 1.000 - V Rp 7.300 Rp 8.000 Rp 700 - 2 Siklus ke II minggu ke 2 Pada akhir pertemuan ini, merupakan kegiatan evaluasi, untuk memastikan tercapainya kompetensi dasar secara individual. Maka dari itu diadakan tes tulis individual. Pada kesempatan ini, guru menyebarkan kertas kosong untuk mengisi kesan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan metode simulasi. Skor tes individual sebagaimana disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.16 Data Nilai Tes Formatif Siswa No Interval skor Frekuensi Status 1 95-100 5 Lulus 2 90-94 7 Lulus 3 85-89 4 Lulus 4 80-84 6 Lulus 5 75-79 3 Lulus 6 70-74 3 Lulus 7 65-69 Lulus 8 60-64 Lulus 9 55-59 Tidak Lulus 10 50-54 1 Tidak Lulus 11 00-49 1 Tidak Lulus Jumlah 28 Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan kelas adalah 92.00 yakni dari 30 siswa, yang dinyatakan lulus adalah 28 siswa. Sedangkan yang gagal sebanyak 2 orang siswa atau sebesar 8.00, karena skor tesnya kurang dari nilai Ketuntasan yakni 60. Berdasarkan pengamatan peneliti, 2 orang yang tidak lulus ini dikarenakan mempunyai kemampuan yang rendah, keduanya belum bisa membaca dan menulis dengan lancar. Keduanya merupakan salah satu siswa yang tidak tinggal kelas lebih dari satu tahun. Guru dan wali kelas sudah berusaha membimbingnya semaksimal mungkin, tetapi keadaan dari siswa sendiri gampang sekali lupa ditambah tidak adanya dukungan dari orang tua di rumah. Sedangkan berdasarkan pendapat siswa dengan metode resitasi dan simulasi ini, tanggapan mereka bermacam-macam. Guru membagikan kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang pengalaman meraka selama menggunakan metode resitasi dan simulasi, serta saran dan kesan pada pembelajaran kali ini. Hasil rekapan angket berdasarkan dari pendapat siswa terhadap pertanyaan “Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi dan simulasi?”. Jawaban rata-rata siswa singkat dan padat, karena berdasarkan pengamatan peneliti kemampuan siswa kelas III dalam perbendaharaan bahasa Indonesia masih kurang. - “Perasaan saya saat mengikuti pelajaran ini adalah senang karena dengan bu Fitriya diajak ke pasar, dan berjualan di halaman sekolah. Saya dan teman-teman juga diberi tugas menggunting dan menggambar. Karena saya suka menggambar. Saya ingin seperti ini terus. ” - “Tugas yang diberikan bu Fitriya tidak membosankan, tetapi menyenangkan. Banyak gambar-gambarnya. Pada saat ke pasar rasanya senang, capek, dan malu. Ketika berjualan di depan sekolah, daganganku masih banyak, tapi akhirnya dibeli oleh guru- guru dan jualanku masih sedikit.” - “Saya senang, karena saya diajak pergi ke pasar sama bu lia. Ini pertama kali saya pergi ke pasar dengan teman-teman. Besok- besok lagi ya bu ya.. Karena saya senang sekali, teman-teman juga sama senang. - Apalagi jualan saya habis semua, dapat untung. Saya senang sekali dengan bu Fitriya ” - “Aku suka jika tugasnya kelompokan, karena mudah mengerjakannya. Apalagi aku senang disuruh gunting-gunting dan menempel. Aku juga suka diajak ke pasar walau rasanya capek dan panas. Aku juga suka berjualan di halaman sekolah, banyak yang membeli jualan saya dan habis. Aku senang” Sesuai dengan rata-rata isi angket siswa berpendapat mereka senang dan ingin lagi, tidak ada yang merasa tidak senang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran simulasi dan resitasi setelah diterapkan di kelas III MI Darunnajah ini memberikan manfaat dan pengalaman baru bagi siswa. Siswa merasa senang diajak belajar di luar kelas dan dengan pengalaman langsung. Siswa juga merasa senang jika bekerja secara kelompok, karena lebih ringan dalam mengerjakan tugas. Hal ini sebagaimana diungkapkan siswa dalam angket yang mereka isi. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa, maka peneliti mengadakan pretest kepada siswa melalui pemberian soal pilihan ganda yang dilaksanakan pada akhir pertemuan 3 siklus II. Adapun perolehan nilai pretest IPS siswa kelas III dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel. 4.17 Data hasil Pretest Siklus II Pertemuan ke 3 Siswa Nilai Keterangan A1 80 Tuntas A2 80 Tuntas A3 60 Tuntas A4 50 Belum A5 70 Tuntas A6 70 Tuntas A7 40 Belum A8 70 Tuntas A9 60 Tuntas A10 80 Tuntas A11 30 Belum A12 70 Tuntas A13 20 Belum A14 80 Tuntas A15 60 Tuntas A16 80 Tuntas A17 50 Belum A18 60 Tuntas A19 70 Tuntas A20 50 Belum A21 70 Tuntas A22 50 Belum A23 50 Belum A24 70 Tuntas A25 40 Belum A26 70 Tuntas A27 50 Belum A28 70 Tuntas A29 50 Belum A30 80 Tuntas Jumlah 1760 Nilai Rata-rata 58,66 Nilai terendah 20 Nilai tertinggi 80 Tuntas 19 63.33 Tidak tuntas 11 36.66 nilai = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 60 x 100 Jumlah siswa Adapun perolehan nilai postest pada siklus II pertemuan minggu ke 4 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. 4.18 Data hasil Posttest Siklus 2 pertemuan ke 4 Siswa Nilai Keterangan A1 90 Tuntas A2 90 Tuntas A3 90 Tuntas A4 80 Tuntas A5 76 Tuntas A6 90 Tuntas A7 84 Tuntas A8 85 Tuntas A9 83 Tuntas A10 95 Tuntas A11 52 Belum A12 85 Tuntas A13 45 Belum A14 95 Tuntas A15 80 Tuntas A16 95 Tuntas A17 75 Tuntas A18 81 Tuntas A19 96 Tuntas A20 76 Tuntas A21 95 Tuntas A22 70 Tuntas A23 80 Tuntas A24 85 Tuntas A25 70 Tuntas A26 91 Tuntas A27 70 Tuntas A28 92 Tuntas A29 85 Tuntas A30 93 Tuntas Jumlah 2555 Nilai Rata-rata 85.16 Nilai terendah 45 Nilai tertinggi 96 Tuntas 28 92.00 Tidak tuntas 2 8.00 nilai = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 60 x 100 Jumlah siswa

c. Observasi Siklus II

1 Observasi Guru Hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan kontekstual pada materi jual beli. Pengamatan dilakukan oleh observer wali kelas yang mencatat seluruh aktivitsa guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi dari tindakan pertama terhadap guru sesuai dengan perencanaan dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.19 Lembar Observasi Guru Siklus 2 No Kegiatan Guru keterangan Pert. 1 Pert 2 1 Menjelaskan manfaat dari pembelajaran yang √ √ 2 Menggali pengetahuan awal tentang materi yang akan dipelajari √ √ 3 Melakukan pembagian kelompok √ √ 4 Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan tugas √ √ 5 Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi √ √ 6 Melakukan pengamatan dan penilaian hasil belajar siswa secara individu atau kelompok √ √ 7 Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari √ √ 8 Memberikan pengarahan kepada siswa untuk pembelajaran selanjutnya √ √ Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel di atas terkait kegiatan guru, guru telah melakukan setiap langkah dalam RPP. Guru dapat mengkondisikan siswa untuk melakukan tugas simulasi jual disekolah dan di pasar. Sebagai fasilitator guru sudah menempatkan fungsinya sebagaimana mestinya, yakni membimbing dan mengarahkan siswa. 2 Observasi siswa Untuk deskripsi data hasil observasi siswa pada materi jual beli diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.20 Lembar Observasi Siswa Siklus 2 No Kegiatan Siswa Pert. 1 Pert. 2 B C K B C K 1 Keberanian bertanya dan berpendapat √ √ 2 Kesadaran kerjasama kelompok √ √ 3 Keaktifan dalam melaksanakan tugas kelompok √ √ 4 Antusias √ √ 5 Mengerjakan tugas tepat waktu √ √ Berdasarkan tabel diatas terlihat dari aspek yang diamati siswa banyak yang bertanya jika mengalami kesulitan, lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. Setiap kelompok sudah terlihat kompak dalam diskusi memecahkan masalah. Pemahaman siswa pun semakin bertambah terhadap materi yang diajarkan. Hal ini menunjukan perubahan yang positif karena keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat baik berbeda dengan pertemuan siklus I.

d. Refleksi Siklus II

Pada kegiatan siklus pertama secara keseluruhan, menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan RPP. Dan pada tahap pelaksanaan tampak adanya peningkatan aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, baik aktif bertanya, berdiskusi dan memecakan masalah, kesadaran siswa untuk bekerjasama semakin meningkat dan mulai memahami pentingnya kerjasama dalam kehidupan sosial. Antusias siswa dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode resitasi dan simulasi ini menunjukan hasil yang baik. Terjadi peningkatan indikator keberhasilan belajar yang telah mencapai ketentuan yang diharapkan yaitu 80, sehingga tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah berhasil memenuhi KKM sebesar 60 sesuai dengan ketentuan sekolah tempat penelitian. Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan pada siklus ini. Sehingga, tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dianggap telah berhasil dan tindakan ini dihentikan sampai dengan siklus II. C. Pembahasan Dalam hal ini dapat diuraikan beberapa pembahasan dari temuan-temuan penelitian yang merupakan hasil refleksi terhadap penerapan metode resitasi dan simulasi pada mata pelajaran IPS khususnya materi jual beli untuk meningkatkan Hasil Belajar. Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, pemberian pertanyaan dalam angket, dan hasil tes atas penerapan metode resitasi dan simulasi pada mata pelajaran IPS materi jual beli, telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa dalam penelitian ini terjadi peningkatan dari minggu pertama ke minggu selanjutnya. Bukti-bukti secara kuantitatif adalah berdasarkan hasil tes kelompok pada penerapan metode resitasi di siklus 1 minggu ke 1 dan pada minggu ke 2 menunjukkan semua kelompok memperoleh skor dalam rentang lulus. Semua kelompok terjadi peningkatan yang signifikan dari minggu pertama ke minggu kedua, kecuali satu kelompok yang mempunyai nilai stagnan dari minggu pertama ke minggu ke 2, yaitu kelompok 4. Pada siklus ke 2 merupakan kegiatan simulasi jual beli di pasar dan di sekolah, kegiatan ini dinilai lulus semua dilihat dari hasil skor nilai yang diperoleh siswa melebihi batas minimal yang ditetapkan. Pada siklus ke 2 minggu ke 2 merupakan evaluasi dari penerapan metode resitasi dan simulasi pada minggu sebelumnya. Untuk mendapatkan evaluasi secara kuantitatif, peneliti menggunakan tes tulistes formatif. Dan untuk mendapat penilaian secara kualitatif, peneliti menggunakan angket untuk mendapatkan penilaian pribadi siswa selama pembelajaran berlangsung. Secara individu ada dua orang yang tidak lulus pada tes formatif, karena berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh dari wali kelas bahwa kedua siswa mempunyai kemampuan rendah, belum mampu membaca dan menulis dengan baik, gampang sekali lupa serta kurang adanya dukungan dari pihak keluarga siswa. Namun yang menjadi catatan penting dalam pengamatan peneliti di sini kedua siswa tersebut saat metode resitasi dan simulasi diterapkan, mereka terlihat antusias, aktif, dan ikut andil. Saat pembagian perhitungan hasil penjualan, kedua siswa tersebut ikut mendiskusikan pembagian uang yang harus mereka dapatkan. Ini merupakan suatu kemajuan yang signifikan, karena sebelum diterapkan metode resitasi dan simulasi di kelas ini, berdasarkan laporan dari wali kelas bahwa kedua siswa tersebut terlihat enggan dan kurang memahami apa yang diharapkan guru. Sedangkan secara kualitatif dapat dijelaskan dari banyaknya siswa yang dinyatakan senang terhadap metode pembelajaran ini; tumbuhnya rasa kebersamaan dalam kelompok; suasana belajar menjadi lebih hidup; keberanian mengemukakan pendapat dapat ditumbuhkan; adanya pengalaman baru bagi siswa dalam melakukan praktek jual beli. Enam temuan penelitian di bawah ini merupakan indikator yang merupakan dampak positif dari penerapan metode resitasi dan simulasi. Secara garis besar penerapan metode pembelajaran tersebut dapat dilihat dampaknya pada enam indikator yang dijadikan variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui dan memahami teori jual beli baik secara tulis maupun lisan. 2. Keaktifan individu dalam mengajukan pertanyaan dan ide. Aktif berdiskusi dan kerjasama kelompok. 3. Mampu mempresentasikan hasil resitasi kelompok. Kreatif dan inisiatif dalam bekerja. 4. Mampu mempraktekkan teori jual beli pada kegiatan simulasi jual beli di pasar dan di sekolah. Dan pada aplikasinya Metode resitasi dan simulasi dapat meningkatkan hasil belajar dan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan social sehari-hari.

Dokumen yang terkait

Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI pangkalan Kota Sukabumi

4 11 221

Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ips Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kota Tangerang

0 6 142

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

PENGGUNAAN METODE MENCARI PASANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR Penggunaan Metode Mencari Pasangan Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester I Madrasah Ibtidaiyah Tlawong 2012/2013.

0 0 17

PENDAHULUAN Penggunaan Metode Mencari Pasangan Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester I Madrasah Ibtidaiyah Tlawong 2012/2013.

0 1 6

NASKAH PUBLIKASI Penggunaan Metode Mencari Pasangan Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester I Madrasah Ibtidaiyah Tlawong 2012/2013.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS.

0 0 8

Penerapan storytelling dalam rangka meningkatkan keterampilan bercerita peristiwa menyenangkan pada mata pelajaran IPS di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yaqin Surabaya.

0 0 119

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH PUI SEGERAN KIDUL KECAMATAN JUNTINYUAT KABUPATEN INDRAMAYU - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 23

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas X IPS 4 SMA Negeri 3 Gorontalo - Tugas Akhir

0 0 8