Metode Pemberian Tugas atau Resitasi

5 Langkah-Langkah Metode Resitasi 43 Fase memberikan Tugas Yaitu guru memberikan tugas pada siswa baik itu secara perseorangan atau kelompok. Dan hasil yang di peroleh dapat sesuai dengan yang di inginkan, hendaknya tugas yang diberikan pada siswa memperhatikan: a Tujuan yang akan dicapai b Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut c Sesuai dengan kemampuan siswa d Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerrjaan siswa e Sediakan waktu yang cukup untuk menegrjakan tugas tersebut Langkah pelaksanaan a Diberikan bimbingan atau pengawasan b Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja c Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain. d Dianjurkan agar siswa mencatat hasil- hasil yang diperoleh dan sistematis Fase mempertanggung jawabkan Tugas Hal yang harus dikerjakan siswa pada fase ini, antara lain: a Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya b Ada Tanya jawab atau diskusi kelompok c Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dari tes maupun non tes atau cara lainnya 43 Syaiful Bahri dan Aswan Zain Op. Cit. Hal. 86

5. Metode Simulasi

1 Pengertian Simulasi Menurut arti katanya, simulasi simulation cuplikan suatu situasi kehidupan nyata yang diangkat kedalam kegiatan pembelajaran. 44 Simulasi sebagai metode mengajar menurut uraian Soli Abimanyu dan Ngalim Purwanto adalah sebagai berikut: simulasi adalah suatu tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja. Dalam setiap bentuk simulasi akan terjadi hal-hal sebagai berikut: 1 para pemain yang memegang peranan yang mewakili dunia kenyataan, dan juga membuat keputusan-keputusan dalam mereaksi penilaian mereka terhadap setting dalam mana mereka temukan sendiri, 2 Mereka mengalami perbuatan-perbuatan tiruan yang berhubungan dengan dengan keputusan-keputusan mereka dan penampilan umum mereka. 3 Mereka memonitor hasil-hasil kegiatan masing-masing, dan diarahkan untuk merefleksi terhadap hubungan antara keputusan keputusan mereka sendiri dan konsekuensi-konsekuensi akhir yang menunjukkan gabungan dari berbagai perbuatan. Dengan demikian maka alam simulasi para pelaku dapat memperoleh kecakapan bersikap dan bertindak yang sesuai jika menghadapi situasi yang sebenarnya 45 . Simulasi sering dikaitkan dengan permainan. Terdapat perbedaan di antara kedua permainan tersebut. Di dalam permainan games, para pemain melakukan persaingan untuk mencapai kemenangan atau mengalahkan lawannya. Selain itu, permainan lebih memberi hiburan kesenangan kepada pemain-pemainnya. Menurut Derick, U dan McAleese yang dikemukakan pada Abu Ahmadi 46 , dalam simulasi unsur persaingan, mencapai kemenangan 44 Sudjana,”Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif”Bandung:Penerbit Falah Production,2001 hal. 112 45 Ibid. hal. 114 46 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya . Op. Cit. hlm. 83 dan peristiwa tersebut tidak ada, sehingga simulasi lebih bersifat realitas dan mengandung unsur pendidikan daripada permainan. Bentuk-bentuk simulasi dapat dilakukan dari yang paling sederhana sampai kegiatan yang paling kompleks, misalnya tiruan perbuatan atau peranan anggota keluarga ayah, ibu, anak-anak dalam menghadapi suatu masalah, tiruan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat jual beli di pasar, dan sebagainya, tiruan yang lebih sulit dari kejadian-kejadian penting dalam masyarakat sidang DPRD, sidang PBB, perundingan diplomasi, atau kejadian-kejadian sejarah yang penting 47 . 2 Pelaksanaan Simulasi Simulasi dilaksanakan oleh sekelompok siswa meskipun dalam beberapa hal dapat dilakukan secara individu sendiri atau berpasangan dua orang. Bila dilakukan secara kelompok kecil, tiap kelompok dapat melakukan simulasi yang sama dengan kelompok lainnya atau simulasi yang berbeda dengan kelompok lainnya. Di dalam pelaksanaan simulasi harus terjadi proses-proses kegiatan yang menimbulkan menghasilkan domain afektif misalnya menyenangkan, menggairahkan, suka, sedih, terharu, simpati, solidaritas, gotong royong, dan sebagainya. Di samping itu dalam simulasi juga harus dapat dilakukan korelasi antara beberapa bidang studi atau disiplin pendekatan interdisiplin. Simulasi juga harus menggambarkan situasi yang lengkap dan proses atau tahap dalam situasi tersebut hubungan sebab akibat, percobaan-percobaan, fakta-fakta, dan pemecahan masalah 48 . Beberapa tujuan dari kegiatan atau pelatihan simulasi adalah sebagai berikut 49 : 47 Ibid. hal. 83 48 Dahlan, M. D. “Model –Model Pembelajaran” Bandung: Penerbit PT Diponegoro 1990 cet. ke IV Hlm. 150-151. 49 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya . Op. Cit. hlm. 84 a Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya. b Untuk melatih siswa menguasai ketrampilan tertentu, baik yang bersifat profesional maupun yang penting bagi kehidupan sehari-hari. c Untuk pelatihan memecahkan masalah. d Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan belajar siswa. e Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusia dan situasisituasi masyarakat di sekitarnya. f Untuk melatih dan membantu siswa dalam memimpin, bergaul dan memahami hubungan antara manusia, bekerja sama dalam kelompok dengan efektif, menghargai dan memahami perasaan dan pendapat orang lain, dan memupuk daya kreatifitas siswa. 3 Kelebihan simulasi 50 a Siswa dapat berinteraksi social dengan lingkungan b Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran c Siswa dapat memahami permasalahan social d Membina hubungan personal yang posotif e Membina hubungan yang komunikatif f Dapat membangkitkan imajinasi dan estetika siswa dan guru 4 Kelemahan Simulasi 51 a Relative memerlukan waktu yang banyak b Apabila siswa tidak memahami konsep simulasi tidak akan efektif c Sangat bergantung pada aktifitas siswa d Pemanfaatan sumber belajar sulit e Adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang motivasi, simulasi kurang berhasil 50 Masitoh dan Laksmi Dewi, op.cit. Hal. 120 51 Ibid. hal. 120 5 Langkah-Langkah Metode Simulasi

Dokumen yang terkait

Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI pangkalan Kota Sukabumi

4 11 221

Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ips Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kota Tangerang

0 6 142

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

PENGGUNAAN METODE MENCARI PASANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR Penggunaan Metode Mencari Pasangan Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester I Madrasah Ibtidaiyah Tlawong 2012/2013.

0 0 17

PENDAHULUAN Penggunaan Metode Mencari Pasangan Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester I Madrasah Ibtidaiyah Tlawong 2012/2013.

0 1 6

NASKAH PUBLIKASI Penggunaan Metode Mencari Pasangan Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester I Madrasah Ibtidaiyah Tlawong 2012/2013.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS.

0 0 8

Penerapan storytelling dalam rangka meningkatkan keterampilan bercerita peristiwa menyenangkan pada mata pelajaran IPS di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yaqin Surabaya.

0 0 119

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH PUI SEGERAN KIDUL KECAMATAN JUNTINYUAT KABUPATEN INDRAMAYU - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 23

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas X IPS 4 SMA Negeri 3 Gorontalo - Tugas Akhir

0 0 8