penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi social untuk meningkatkan penalaran praktek social mereka
10
. Selain pendapat di atas, Elliot mengatakan bahwa penelitian tindakan
merupakan suatu kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.
11
Prosedur penelitian tindakan terdiri atas beberapa tahap. Menurut pendapat Kurt Lewin, ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan,
yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
12
1. Rencana Tindakan
Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran. Perencanaan yang disusun harus
dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran.
13
.
2. Melaksanakan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Tindakan adalah
perlakuan yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan focus masalah. Tindakan dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya, artinya
tindakan itu tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian.
14
.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui
pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan,
sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan
10
Wina Sanjaya,op.cit
. hal. 24
11
Ibid. hal. 25
12
Zainal Aqib hal. 49
13
Wina Sanjaya,op.cit. hal. 78
14
Ibid. hal. 79
refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya
15
.
4. Refleksi
Refleksi adalah aktifitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan.
16
. Sebagaimana gambar siklus berikut ini:
17
Gambar 3. 1 Siklus Pelaksanaan PTK Menurut Lewin
Berdasarkan pendapat Lewin, penelitian ini dirancang dengan langkah- langkah yang meliputi studi pendahuluan, persiapan tindakan, pelaksanaan
tindakan, dan refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Langkah awal
kegiatan penelitian ini dimulai dari identifikasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran, baik permasalahan yang ada dalam siswa, guru, maupun dalam
proses perencanaan. Setelah itu, diadakan analisis hasil permasalahan dan
15
Ibid. hal. 79
16
Ibid. hal. 80
17
Ibid. hal. 21-22 Identifikasi Masalah
Perencanaan
Tindakan Refleksi
Observasi
Perencanaan Ulang
Siklus 1
Siklus 2
diperoleh temuan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga kurang bisa mengembangkan kemampuan analisis secara
maksimal. Berdasarkan temuan itu, peneliti sekaligus menjadi guru menyusun rencana tindakan untuk diterapkan dalam pembelajaran analisis. Perencanaaan
tindakan kelas disusun guru berupa tujuan pembelajaran, satuan pelajaran, rencana pembelajaran, penilaian, dan bahan atau materi yang digunakan dalam
pembelajaran. Rencana tindakan itu dilaksanakan dalam siklus-siklus pembelajaran. Setelah selesai tindakan setiap siklusnya, peneliti mengadakan
refleksi untuk menentukan dasar tindakan perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya hingga tujuan penelitian tercapai.
C. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III, Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 30 orang.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dan juga perancang skenario pembelajaran dalam proses pembelajaran pada materi jual beli melalui
metode Resitasi dan Simulasi, sedangkan yang berperan sebagai observer adalah guru lain yang mengajar dikelas lain disekolah tersebut.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Paparan data dalam PTK dapat mengemukakan paparan dari tahap-tahap siklus PTK, yang mencakup 1 tahap perencanaan tindakan, yakni
mengemukakan kesesuaian dari rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, 2 tahap pelaksanaan tindakan yang waktunya bertepatan dengan pelaksanaan
pengamatanobservasi, yakni mengungkap beberapa kejadian atau peristiwa pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan 3 tahap
refleksi, yakni mengungkap hasil tinjauan atas pelaksanaan proses pembelajaran yang selesai dilaksanakan.
Berikut merupakan garis besar paparan data dari 4 kali pertemuan dalam 2 kali siklus yang akan peneliti lakukan dalam menerapkan metode simulasi untuk
meningkatkan tingkat pemahaman pada pelajaran IPS materi jual beli siswa kelas III MI Darunnajah Sukabumi.
1. Siklus Pertama
Pada siklus pertama merupakan bagian dari pemahaman konsep materi jual beli, terdiri dari dua kali pertemuan. Durasi waktu siklus pertama
ada 140 menit 4 jam pelajaran, dimana tiap pertemuan ada 70 menit 2 jam pelajaran. Materi yang disampaikan adalah mengenal macam-
macam kegiatan jual beli di lingkungan sekolah dan rumah. Pada pertemuan pertama menjelaskan tentang kegiatan jual beli di
lingkungan rumah dan pada pertemuan kedua menjelaskan tentang kegiatan jual beli di lingkungan sekolah. Media yang digunakan adalah
gambar kegiatan jual beli. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode resitasi. Strategi yang digunakan adalah diskusi kelompok dan
tanya jawab. 2.
Siklus Kedua
Pada siklus kedua merupakan kegiatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman kepada siswa tentang cara jual beli terdiri dari
satu kali pertemuan. Durasi waktu siklus kedua 140 menit 4 jam pelajaran. Pengalaman yang diberikan adalah pengalaman jual beli di
pasar dan di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan adalah metode simulasi. Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah diskusi
kelompok dan tanya jawab. Pada akhir petemuan, adalah kegiatan ujian sumatif. Ini untuk memastikan ketercapaian kompetensi dasar secara
individual. Serta refleksi dari penerapan metode simulasi ini.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Pada penelitian tindakan ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa hasil belajar siswa MI akan meningkat melalui metode Resitasi dan Simulasi pada
materi Jual Beli.
Dalam pelaksanaannya, peneliti terus mengupayakan untuk memberikan motivasi dengan menyajikan materi semenarik mungkin yaitu dengan melakukan
eksperimen secara berkelompok dan melakukan observasi langsung kelapangan agar siswa lebih tertarik dengan pelajaran IPS sehingga hasil belajarnya
meningkat. Ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila persentase siswa yang tuntas
atau siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 jumlahnya lebih besar atau sama dengan 80 dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas. Apabila
dari hasil tes siswa telah menunjukkan peningkatan maka tindakan dihentikan.
G. Jenis Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari para informan yang dianggap mengetahui secara rinci dan jelas mengenai
focus penelitian yang diteliti, yaitu upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran IPS di MI Darunnajah Sukabumi.
Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh
18
. Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data primer. Adapun data primer yang diperlukan adalah
data yang terkait langsung dengan lokasi penelitian, antara lain: beberapa informan dan data langsung yang berasal dari siswa kelas III MI Darunnajah
Sukabumi baik dan data dari pengajar maupun arsip-arsip yang dibutuhkan. Adapun subjek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, para guru dan sumber-sumber lain yang dimungkinkan dapat memberi informasi. Selain dari informan, data juga diperoleh dari hasil dokumentasi yang
menunjang terhadap data yang berbentuk kata-kata maupun tindakan. Selain itu data penelitian ini juga bersumber dari dokumen-dokument yang ada di MI
Darunnajah Sukabumi. Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari para informan yang dianggap mengetahui secara
rinci dan jelas mengenai focus penelitian yang diteliti, yaitu upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran IPS di MI Darunnajah Sukabumi.
18
Suharsimi Arikunto, Op Cit, hlm. 102.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaaan pengumpulan data diperlukan instrument pengumpulan data yang tepat. Secara terperinci instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Pedoman pengamatan atau catatan lapangan untuk menggali data tentang suasana kelas pada saat pembelajaran sedang berlangsung,
suasana di lapangan pada saat masing-masing kelompok mencari data di pasar dan di lokasi sekolah, keceriaan atau keantusiasan siswa dalam
mengikuti program pembelajaran materi jual beli, kerja sama kelompok pada saat melakukan praktik jual beli.
2. Pedoman wawancara untuk menggali data tentang tanggapan siswa terhadap penerapan strategi resitasi dan simulasi dalam pembelajaran
IPS materi jual beli yang telah dilaksanakan, ini berungsi untuk memperoleh informasi secara mendalam. Pedoman observasi siswa,
untuk mengamati pengalaman jual beli yang mereka lakukan, baik ketika di pasar maupun di lapangan sekolah.Tes tulis digunakan untuk
menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugas kelompok, dan skor tes kelompok.
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data di lapangan dalam rangka mendeskripsikan untuk menjawab fokus penelitian yang sedang diamati digunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut
19
: 1. Metode Observasi
Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan mata, dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pengamatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh panca indra
20
. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung dan membuat catatan-catatan
19
Husaini Usman Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,Jakarta:Bumi Aksara,2006 cetakan keempat, hal 52
20
Suharsimi Arikunto. Op.cit. hal. 156