d. Mengadakan pembinaan disiplin dan Tertib Administrasi terhadap Warga Sekolah secara berkala;
e. Mengadakan Kesempatan dan memfasilitasi kepada Dewan guru dan staf kepegawaian Sekolah untuk meningkatkan Profesionalitas Guru
melalui Penataran , Pelatihan, dan kegiatan lain.
Tujuan Madrasah
a. Mewujudkan generasi muslim yang beriman, bertaqwa, dan berakhlaqul karimah, berguna bagi masyarakat dan Negara;
b. Mewujudkan generasi muslim yang kreatif, mandiri, dan kompetitif
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dan tata kerja MI Darunnajah Sukabumi
sebagaimana terlampir lampiran 2.
6. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana MI Darunnajah
NO NAMA
JUMLAH
1 Bangunan Sekolah
1 2
Kelas 7
3 Ruang Guru
1 4
Ruang Kepala Sekolah 1
5 Ruang Tamu
1 6
Ruang Perpustakaan 1
7 Ruang Laboratorium
1 8
Wc 3
9 Computer
3 10
Lemari 10
11 Meja belajar
300 12
Meja kerja 8
13 Media pembelajaran
4 B.
Deskripsi dan Analisis Data
1. Sebelum Tindakan
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti bertemu dengan kepala sekolah MI Darunnajah pada bulan Maret 2013. Dalam pertemuan itu peneliti
menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
Kepala sekolah serta guru IPS memberikan izin pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti dan guru IPS berdiskusi mengenai rencana penelitian
yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas III yang dijadikan sumber data penelitian. Dengan pertimbangan bahwa kelas III termasuk
kelas yang mempunyai kemampuan yang heterogen dan juga merupakan kelas yang aktif dalam artian negatif dan sebaiknya disalurkan pada
pembelajaran yang menuntut kegiatan pembelajaran kontekstual. Sebelum penelitian ini dilakukan, kondisi pembelajaran di kelas
secara keseluruhan rata-rata menggunakan metode tradisional konvensional, yakni metode ceramah dan demonstrasi. Karakteristik siswa
di kelas III merupakan siswa yang heterogen, rata-rata adalah siswa yang aktif baik dalam arti aktif positif dan aktif negatif. Aktif positif di sini
dalam arti aktif bertanya dan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran, sedangkan aktif negatef maksudnya kebanyakan siswa yang
suka berjalan-jalan di kelas atau bermain-main sendiri dengan temannya. Dengan alasan ini, peneliti berharap dapat menerapkan metode
pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa ke dalam pembelajaran yang merangsang mereka untuk lebih aktif dalam arti aktif positif, yakni
dengan menggunakan resitasi dan metode simulasi. Metode resitasi atau metode pemberian tugas dalam penelitian ini bukan sekedar pemberian
tugas yang menuntut siswa menyelesaikan pekerjaan sehingga merasa terbebani dengan tugas, akan tetapi diatur sedemikian rupa agar siswa
merasa senang dan merasa tidak tertekan. Penerapan metode resitasi dibuat secara berkelompok dengan aturan main tertentu. Sedangkan
pelaksanaan metode simulasi adalah dengan peniruan kegiatan sosial secara kontekstual.
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan Guru kelas, peneliti meminta data tentang kelas III, yaitu data
tentang kemampuan belajar siswa, sebagai tolak ukur dalam pengelompokan belajar dengan penerapan pendekatan kontekstual melalui
metode simulasi.