Hasil Uji Homogenitas Hasil Uji Hipotesis I Uji Proporsi Satu Pihak Hasil Uji Hipotesis II Uji Beda Dua Rata-rata

dijadikan sebagai data akhir yang dianalisis melalui uji normalitas, uji homogenitas, uji proporsi, dan uji beda rata-rata. Data-data yang diperoleh peneliti berdasarkan nilai tes kemampuan pemahaman konsep matematis kedua kelas tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 4.4 Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas N Rata-rata Simpangan Baku Nilai tertinggi Nilai terendah Eksperimen 32 76,9375 18,6827 100 20 Kontrol 31 65,3871 26,3034 100 20 4.1.6.1 Hasil Uji Normalitas Untuk mengukur kenormalan data sampel yang diambil maka digunakan uji Chi Kuadrat, adapun hipotesis yang digunakan adalah: � : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal � : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Berdasarkan uji normalitas nilai awal dengan nilai rata-rata 71, nilai simpangan baku , , nilai tertinggi , dan nilai terendah , diperoleh � hitung = , dan � tabel = � −� − = , dengan � = dan � = . Karena � hitung = , � tabel = , , maka � diterima. Hal ini berarti data akhir berdistribusi normal, untuk perhitungan selengkapnya lihat Lampiran 21.

4.1.6.2 Hasil Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas data awal menggunakan statistik Chi Kuadrat dalam uji Bartlet, adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: � : � = � , artinya data memiliki varians homogen � : � ≠ � , artinya data memiliki varians yang tidak homogen Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data awal diperoleh varians kelompok kontrol , , varians kelompok eksperimen , , varians gabungan dari semua sampel , , harga satuan B , , statistik � dalam uji Bartlet , . Untuk � = dengan dk = 2-1 = 1, maka diperoleh � tabel = � −� − = 3,84. Karena � hitung = , � tabel = , , maka � diterima. Hal ini berarti data awal memiliki varians yang homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

4.1.6.3 Hasil Uji Hipotesis I Uji Proporsi Satu Pihak

Uji proporsi digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan model pembelajaran matematika Knilsey mencapai ketuntasan klasikal pada materi segitiga. Kriteria ketuntasan klasikal yaitu persentase siswa yang tuntas secara individu mencapai minimal 75 dari keseluruhan siswa dalam kelas tersebut. Uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak, yaitu pihak kiri. Hipotesisnya adalah sebagai berikut: H : � , , artinya proporsi nilai kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen kurang dari dan tidak mencapai ketuntasan klasikal H 1 : � , , artinya proporsi nilai kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen mencapai dan mencapai ketuntasan klasikal Berdasarkan hasil perhitungan uji proporsi satu pihak diperoleh ℎ� �� = , dan � = , dengan � = . Karena ℎ� �� = , � = , , maka � ditolak. Hal ini berarti kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen mencapai 75 dan mencapai ketuntasan klasikal. Untuk perhitungan selengkapnya lihat Lampiran 24.

4.1.6.4 Hasil Uji Hipotesis II Uji Beda Dua Rata-rata

Untuk menguji kesamaan dua rata-rata antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen maka digunakan satu pihak. Uji ini digunakan untuk menjawab salah satu rumusan masalah yang tercantum pada Bab 1. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut. � : � � , artinya rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan model pembelajaran matematika Knisley berbantuan LKS kurang dari atau sama dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas dengan pembelajaran ekspositori. � : � � , artinya rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan model pembelajaran matematika Knisley berbantuan LKS lebih dari rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas dengan pembelajaran ekspositori. Berdasarkan perhitungan uji beda data akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh ℎ� �� = , dan variansnya , . Untuk nilai � = dengan � = + − = , maka diperoleh � = , . Karena nilai dari − � = − , ℎ� �� = , � = , , maka � ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata data kelompok eksperimen lebih dari rata-rata data kelompok kontrol. Rata-rata data kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan rata-rata data kelompok kontrol. Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 23. Dari keempat uji yang dilakukan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui bahwa data akhir antara kedua kelas tersebut normal dan homogen tetapi tidak mempunyai rata-rata yang sama, karena rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol. Ini berarti kemampuan pemahaman konsep matematis siswa antara kelas eksperimen yang dikenai model pembelajaran matematika Knisley lebih baik jika dibandingkan dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori oleh guru. Diketahui pula, persentase siswa yang tuntas secara individu mencapai minimal 75 dari keseluruhan siswa. Ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas tersebut telah mencapai ketuntasan klasikal.

4.1.7 Pemilihan Subjek