proses  pembelajaran.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Peymen  et.al.  2014 memberikan hasil bahwa siswa yang memiliki gabungan dua gaya belajar disebut
bi-modal,  gabungan  tiga  gaya  belajar  disebut  tri-modal,  dan  gabungan  keempat gaya belajar VARK disebut quad-modal.
2.1.7 Lembar Kerja Siswa LKS
Lembar  Kerja  Siswa  adalah  lembaran-lembaran  berisi  tugas  yang  harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Bentuk-bentuk LKS terdiri dari LKS eksperimen dan LKS  non  eksperimen.  LKS  eksperimen  berupa  lembar  kerja  yang  memuat
petunjuk  praktikum  yang  menggunakan  alat-alat  dan  bahan-bahan.  LKS  non eksperimen  berupa  lembar  kegiatan  yang  memuat  teks  yang  menuntut  siswa
melakukan kegiatan diskusi suatu materi pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh Trianto dalam Afifah 2009 bahwa Lembar
Kerja  Siswa  adalah  paduan  siswa  yang  digunakan  untuk  melakukan  kegiatan penyelidikan  atau  pemecahan  masalah.  Lembar  Kerja  Siswa  LKS  adalah  suatu
media pembelajaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar Kerja  Siswa  LKS  biasanya  memuat  judul,  kompetensi  dasar,  indikator  yang
akan  dicapai,  waktu  penyelesaian,  alatbahan  yang  diperlukan  untuk menyelesaikan, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan
laporan yang harus disampaikan Sugiarto, 2010.
2.1.8  Model  Pembelajaran  Matematika Knisley  Berbantuan  Lembar  Kerja
Siswa LKS
Model pembelajaran matematika Knisley pelaksanaannya menitikberatkan pada  kegiatan  penemuan  konsep  terbimbing  yang  dibangun  oleh  siswa  sendiri
secara berkelompok. Melalui model Knisley siswa diharapkan dapat belajar secara aktif  untuk  mencari  informasi  yang  diperlukan,  siswa  dituntut  untuk  terampil
bertanya  dan  mengemukakan  pendapat,  menemukan  informasi  yang  relevan  dari sumber  yang  telah  ada,  mencari  berbagai  alternatif  solusi  dengan  konsep  baru
yang  diperoleh,  dan  menentukan  cara  yang  paling  efektif  untuk  memecahkan masalah melalui konsep baru yang telah dibangun oleh siswa sendiri.
Sedangkan  LKS  merupakan  media  pembelajaran  berisi  tugas  yang  harus dikerjakan  oleh  siswa,  mulai  dari  menemukan  rumus,  menggunakan  rumus  pada
permasalahan  yang  ada  sampai  dengan  menyelesaikan  soal  dengan  tepat,  serta menjadi  media  pemecahan  masalah  peserta  didik  dengan  algoritma  yang  runtun.
Jadi,  dapat  dibentuk  sebuah  kombinasi  model  pembelajaran  matematika  Knisley berbantuan  Lembar  Kerja  Siswa  LKS  yang  diharapkan  dapat  membentuk
keterampilan  pemahaman  konsep  terhadap  susatu  permasalahan  yang  hasil akhirnya mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. 2 Penelitian yang Relevan
Penelitian  terhadap  gaya  belajar  yang  dilakukan  oleh  Halim  2012 memperoleh  hasil  bahwa  gaya  belajar  yang  paling  dominan  pada  siswa  adalah
gaya  belajar  auditorial  yang  memperoleh  hasil  belajar  lebih  tinggi  dibandingkan kelompok lainnya.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  M.  Afrilianto  2012  bertujuan  untuk menelaah  peningkatan  pemahaman  konsep  matematika  dan  kompetensi  strategis
matematis  antara  siswa  yang  memperoleh  pembelajaran  dengan  pendekatan metaphorical thinking, dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Hasil
penelitian  menunjukkan  bahwa  1  Terdapat  perbedaan  peningkatan  pemahaman konsep  dan  kompetensi  strategis  matematis  antara  siswa  yang  memperoleh
pembelajaran  dengan  pendekatan  metaphorical  thinking,  dengan  siswa  yang memperoleh  pembelajaran  biasa;  2  Siswa  menunjukkan  sikap  yang  positif
terhadap pembelajaran dengan pendekatan metaphorical thinking. Penelitian  oleh  Endang  Mulyana  yang  berjudul,  bertujuan  untuk
memperoleh  bukti  empirik  tentang  pengaruh  MPMK  terhadap  peningkatan pemahaman  disposisi  matematika  siswa  kelas  XI  SMA  program  IPA.  Dari
penelitian  ini  diperoleh  1  pada  sekolah  level  bawah,  MPMK  berpengaruh  baik terhadap  peningkatan  pemahaman  matematika  siswa;  2  pada  sekolah  level
sedang, MPMK
berpengaruh baik
terhadap peningkatan
conceptual understanding, pada sekolah level bawah dan pada seluruh level sekolah, MPMK
berpengaruh  baik  terhadap  conceptual  understanding  dan  adaptive  reasoning siswa; 3 MPMK tidak berpengaruh terhadap peningkatan  disposisi matematika,
4  tidak  terjadi  interaksi  antara  model  pembelajaran  dan  level  sekolah  dalam peningkatan  pemahaman  dan  disposisi  matematika,  tetapi  terjadi  interaksi  antara
model  pembelajaran  MPMK  dan  MPMB  dan  level  sekolah  Atas,  Sedang  dan
Bawah  yang  berarti  dalam  peningkatan  procedural  fluency  dan  adaptive reasoning
Perbedaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  yang  sebelumnya  adalah peneliti  ingin  menganalisis  kemampuan  pemahaman  konsep  mtematika  siswa
berdasarkan gaya belajaranya dengan menggunakan model Knisley.
2.3 Kerangka Berpikir
Matematika memiliki peran dalam berbagai dimensi kehidupan sehingga menjadikan  matematika  sebagai  mata  pelajaran  yang  menduduki  posisi  sangat
penting. Akan tetapi,  siswa kesulitan dalam belajar matematika  yang disebabkan oleh  sifat  obyek  matematika  yang  abstrak  dan  membutuhkan  pemahaman  yang
tepat untuk dapat memecahkan persoalan dengan baik dan benar. NCTM merumuskan bahwa siswa harus mempelajari matematika melalui
pemahaman  dan  aktif  membangun  pengetahuan  baru  dari  pengalaman  dan pengetahuan  yang  dialami  sebelumnya.  Untuk  mewujudkannya  dirumuskan  lima
tujuan  umum  pembelajaran  matematika,  yaitu  1  belajar  untuk  berkomunikasi mathematical  communication,  2  belajar  untuk  bernalar  mathematical
reasoning, 3 belajar memecahkan masalah mathematical problem solving, 4 belajar  untuk  mengaitkan  ide  mathematical  connection,  dan  5  pembentukan
sikap positif terhadap matematika. Semua itu disebut  Mathematical Power daya matematis.
Menyadari  pentingnya  suatu  pemahaman  konsep  dasar  dalam pembelajaran  matematika,  sudah  sepantasnya  kemampuan  pemahaman  konsep