Layanan yang pernah dialami ini akan menjadi standar perbandingan akan layanan yang diterima sekarang. Suryani, 2008.
13
2. Karakteristik Customer Value
Secara  umum  customer  value  memiliki  sejumlah  karakteristik utama, yaitu
14
: a.
Nilai  bersifat  instrumental,  artinya  produk  dan  jasa  sebenarnya hanyalah  alat  untuk  memenuhi  kebutuhan  dan  keinginan  pelanggan.
Oleh  karena  itu,  pemasar  tidak  hanya  wajib  menciptakan  nilai  dalam penawarannya,  namun  juga  harus  mengaitkan  penawaran  tersebut
dengan  kebutuhan  dan  keinginan  spesifik  setiap  pelanggan  sasaran. Setiap  orang  hanya  akan  mempersepsikan  sebuah  produk  objek  atau
gagasan sebagai sesuatu yang bermanfaat apabila ia bisa menemukan instrumentalitas dalam mewujudkan tujuan atau keinginannya.
b. Nilai  bersifat  dinamis  seiring  dengan  perubahan  kebutuhan  dan
keinginan pelanggan. c.
Nilai  bersifat  hierarkis,  dimana  nilai  universal  merupakan  fondasi utamanya.
3. Dimensi Customer Value
Hoolbrook  1994  menyusun  tipologi  customer  value  berdasarkan tiga  dimensi  utama,  yaitu  nilai  ekstrinsik  versus  nilai  intrinsik,  self-
oriented  value  versus  other-oriented  value,  dan  nilai  aktif  versus  nilai
13
Tatik Suryani,Perilaku  Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Graha Ilmu Candi Gerbang Permai, 2008, h. 119.
14
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, h. 301-302.
reaktif.  Berdasarkan  ketiga  dimensi  ini,  Holbrook  mengidentifikasi delapan  tipe  utama  customer  value  dalam  pengalaman  konsumsi  sebagai
berikut
15
: a.
Efficiency value   :  merupakan  nilai  ekstrinsik  yang  dihasilkan  dari penggunaan  secara  aktif  berbagai  cara  untuk  mewujudkan  tujuan
orientasi pribadi. b.
Excellence value  :  merupakan  tipe  nilai  ekstrinsik  yang  ditujukan pada pemuasan tujuan pribadi, namun mencakup respons yang bersifat
reaktif. c.
Political value :  merupakan  nilai  yang  mencakup  upaya  aktif
mengejar kesuksesan yang diberikan orang lain. d.
Esteem value :  merupakan  nilai  politis  yang  bersifat  reaktif  dan
tercermin dalam bentuk reputasi atau penghargaan sosial. e.
Play value :  mencerminkan  pengalaman  self-oriented  yang
aktif dan dinikmati demi kepentingan sendiri. f.
Esthetic value :  mirip  dengan  play  value,  hanya  saja  perbedaan
utamanya  terletak  pada  karakteristik  nilai  estetis  yang  didapatkan sebagai hasil apresiasi reaktif.
g. Morality value   : mencerminkan active other-oriented value.
h. Spiritual value
:  mirip  dengan  moralitas,  namun  fokusnya  lebih pada pencapaian intrinsic other-oriented value.
15
Ibid, h. 297-298.
Sweeny,  dkk,  dalam  Tjiptono  2007  mengemukakan  bahwa customer value terdiri dari empat dimensi, yaitu
16
: a.
Emotional  value,  yaitu  utlitas  yang  bersal  dari  perasaan  atau afektifemosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.
b. Social value, yaitu utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk
meningkatkankonsep diri-sosial konsumen. c.
Qualityperformance  value,  yaitu  utilitas  yang  didapat  dari  produk karena reduksi biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.
d. Pricevalue  of  money,  yaitu  utilitas  yang  diperoleh  dari  persepsi
terhadap kinerjayang diharapkan dari suatu produk atau jasa. Pendapat  lain  yakni  Hamburg,  dkk  2003  dalam  Senoaji  2008
mengemukakan  bahwa  customer  value  dapat  dikategorikan  ke  dalam  5 dimensi nilai, yaitu :
a. Functional  value  yaitu  nilai  yang  diberikan  oleh  konsumen  dari  fitur
produk atau layanan yang dikonsumsi. b.
Social value meliputi prestise dan status c.
Epistemic value meliputi keunikan, varietas atau keragaman d.
Emotional value meliputi mood dan kondisi emosi e.
Conditional  value  meliputi  manfaat  dalam  situasi  tertentu  atau  situasi khusus.
16
Ibid, h. 298.