Penetapan Model Struktural Pengaruh kualitas layanan dan customer value terhadap kepuasan nasabah serta implikasinya terhadap loyalitas nasabah: studi pada nasabah BNI Syariah Cabang Fatmawati

D. Penilaian Model Fit

Untuk menilai fit atau tidaknya model yang digunakan, perlu dilakukan beberapa tahap analisis hingga model dinyatakan fit untuk mengukur model yang diteliti. Tahapan analisis tersebut yaitu : 1. Evaluasi Model Awal Tahapan ini terdiri dari beberapa tahap pengujian sehingga data dinyatakan siap untuk dianalisis. Tahapan pengujian tersebut yaitu tahapan pemeriksaan data yang meliputi pengujian asumsi normalitas univariat dan normalitas multivariat. Berdasarkan pengujian awal terhadap model, didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Statistik Skewness dan Kurtosis untuk Pemeriksaan Normalitas Variable Min max skew c.r. kurtosis c.r. Y1 5.000 15.000 -.446 -2.441 .389 1.064 Y2 9.000 15.000 .094 .516 .631 1.728 Y3 8.000 15.000 .002 .012 .624 1.710 X21 2.000 5.000 -.607 -3.325 1.430 3.916 X22 2.000 5.000 -.344 -1.886 1.811 4.959 X23 2.000 5.000 -.375 -2.052 1.020 2.795 X24 3.000 5.000 .263 1.441 .681 1.866 X25 6.000 10.000 -.023 -.125 1.211 3.317 Z5 5.000 10.000 -.140 -.767 .669 1.833 Z4 3.000 5.000 .265 1.454 1.293 3.540 Z3 3.000 5.000 .238 1.305 .116 .317 Z2 3.000 5.000 .095 .522 .220 .603 Z1 3.000 5.000 .239 1.309 .798 2.185 X15 10.000 20.000 -.154 -.842 2.018 5.527 X14 8.000 15.000 -.193 -1.059 1.257 3.442 X13 14.000 25.000 -.241 -1.322 .910 2.493 X12 10.000 15.000 .400 2.192 -.567 -1.552 X11 6.000 25.000 -1.332 -7.298 9.063 24.821 Multivariate 123.486 30.872 Sumber : output AMOS Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan taraf signifikan yang disarankan oleh Dachlan 2014 yaitu taraf signifikan α=1 atau 2,58, tidak ada nilai c.r critical ratio yang dihasilkan untuk koefisien skewness tidak ada yang berada diatas 2,58. Demikian juga jika menggunakan rule of thumb dari Curran, dkk 1997, dapat dikatakan bahwa tidak ada koefisien skewness yang harga absolutnya lebih besar dari 3. Namun, jika melihat pada koefisien kurtosis yang dihasilkan, mengacu pada rule of thumb dari Curran, dkk 1997, terdapat 1 variabel yang memiliki nilai absolut yang lebih besar dari 8, yaitu variabel X11 yang memiliki koefisien kurtosis sebesar 9,063. Dengan demikian model yang diuji tidak memenuhi asumsi normalitas multivariat. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data tidak normal. Ketidaknormalan data ini disebabkan oleh adanya sumbangan dari keberadaan outlier dalam data. Berikut tabel pemeriksaan outlier : Tabel 4.9 Statistik D 2 untuk Memeriksa Outlier Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 22 104.692 .000 .000 30 57.696 .000 .000 23 54.927 .000 .000 143 46.289 .000 .000 32 40.769 .002 .000 129 40.586 .002 .000 139 37.398 .005 .000 142 36.988 .005 .000 Sumber : Output AMOS Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa 4 observasi pertama, yakni observasi ke 22, 30, 23, dan 143 memiliki nilai p1 dibawah atau sama dengan 0,001 taraf signifikan yang disarankan oleh Dachlan 2014 yaitu α = 1. Selain memiliki nilai p1 dan p2 yang kecil, keenam observasi tersebut juga memiliki nilai statistik D 2 yang nilainya jauh berbeda dibandingkan D 2 untuk observasi lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keeempat observasi tersebut terindikasi sebagai outlier sehingga data tersebut perlu dihapus satu persatu hingga asumsi normalitas multivariat telah terpenuhi. Setelah dilakukan penghapusan terhadap empat observasi yang terindikasi awal sebagai outlier, ternyata nilai koefisien kurtosis yang dihasilkan menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.10 Statistik Skewness dan Kurtosis Setelah Penghapusan Outlier Variable Min max Skew c.r. kurtosis c.r. Y1 8.000 15.000 -.188 -1.019 -.369 -1.000 Y2 9.000 15.000 .105 .566 .770 2.086 Y3 8.000 15.000 .003 .015 .713 1.931 X21 2.000 5.000 -.568 -3.075 1.363 3.690 X22 3.000 5.000 .287 1.552 .373 1.010 X23 3.000 5.000 .047 .254 -.060 -.163 X24 3.000 5.000 .352 1.905 .781 2.115 X25 6.000 10.000 -.004 -.024 1.289 3.491 Z5 5.000 10.000 -.140 -.760 .790 2.138 Z4 3.000 5.000 .300 1.627 1.398 3.786 Z3 3.000 5.000 .243 1.317 .174 .472 Z2 3.000 5.000 .141 .765 .301 .814 Z1 3.000 5.000 .272 1.471 .864 2.341 X15 12.000 20.000 .190 1.029 1.519 4.113 X14 8.000 15.000 .066 .359 .879 2.379

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Layanan Dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan Nasabah (studi kasus pada Bank BNI Syariah Cabang Medan)

7 92 97

Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Customer Value Terhadap Kepuasan Nasabah serta Dampaknya pada Loyalitas Nasabah (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri)

1 11 177

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Sragen).

0 0 15

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Pada Nasabah Bank Syariah Cabang Surakarta).

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Pada Nasabah Bank Syariah Cabang Surakarta).

0 4 7

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Pada Nasabah Bank Syariah Cabang Surakarta).

0 2 13

PENGARUH SERVICE PERFORMANCE DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK BNI SYARIAH (Studi pada Kantor Cabang Surabaya).

2 3 118

Pengaruh Kualitas Layanan Dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan Nasabah (studi kasus pada Bank BNI Syariah Cabang Medan)

0 0 11

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PURWOKERTO

0 0 17

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH DI BANK BNI SYARIAH CABANG CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 22