c. Evaluasi  kualitas  tidak  hanya  dilakukan  atas  hasil  jasa  namun  juga
mencakup evaluasi terhadap proses penyampaian jasa. Kotler  1980  mengemukakan  bahwa  salah  satu  tujuan  utama
adanya  pemasaran  dalam  perusahaan  jasa  adalah  peningkatan  kualitas layanan.  Menurutnya  kualitas  layanan  adalah  suatu  hal  yang  sangat  sulit
untuk  didefinisikan.  Namun  hal  ini  mungkin  dapat  dilihat  berdasarkan kemampuan  perusahaan  dalam  mempertahankan  konsumen  customer
retention  yang  dijadikan  Kotler  sebagai  ukuran  terbaik  dalam  mengukur kualitas layanan. Yang dimaksud Kotler dengan customer retention adalah
kemampuan  perusahaan  jasa  dalam  hal  konsistensi  penyampaian  nilai kepada konsumen guna mempertahankan konsumen.
5
2. Dimensi Kualitas Layanan
Gronroos  1990  menyebutkan  bahwa  pada  pprinsipnya  terdapat empat kemungkinan hasil evaluasi terhadap kualitas jasa suatu organisasi,
yaitu  underquality  negatively  confirmed  quality,  confirmed  quality, positively  confirmed  quality,  dan  overquality.  Empat  kemungkinan
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
6
:
5
Philip  Kotler  dan  Gary  Amstrong,  Principles  of  Marketing,  Thirteenth  Edition,  New Jersey : Pearson Prentice Hall, 2010, h. 272.
6
Christian  Gronroos,  Service  Management  and  Marketing  :  Managing  the  Moments  of Truth in Service Competition, New York : Lexington Books, 1990, h. 56.
Kualitas yang diharapkan Q
Evaluasi Kualitas yang
dialami Q
1
Q
1
Q Overquality
= too good quality to be
justifiable Q
1
Q Positively
Confirmed Quality =
good quality Q
1
=Q Confirmed
Quality = acceptable
quality Q
1
Q Negatively
Confirmed Quality =
bad quality
Gambar 2.1 Alternatif Hasil Evaluasi Kualitas Jasa
Sumber : Gronroos 1990 Gronroos  1990  juga  mengungkapkan  bahwa  terdapat  enam
kriteria kualitas jasa yang dipersepsikan baik, yakni sebagai berikut
7
: a.
Professionalism  and  Skills,  yaitu  pelanggan  mendapati  bahwa penyedia  jasa,  karyawan,  sistem  operasional,  dan  sumber  daya  fisik,
memiliki  pengetahuan  dan  keterampilan  yang  dibutuhkan  untuk memecahkan masalah mereka outcome-related criteria.
b. Attitudes and Behavior, yaitu pelanggan merasa bahwa karyawan jasa
customer  contact  personnel  menaruh  perhatian  besar  pada  mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah mereka secara spontan
dan ramah process-related criteria.
7
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa., h. 261.
c. Accessability and Flexibility, yaitu pelanggan merasa bahwa penyedia
jasa,  lokasi,  jam  operasi,  karyawan,  dan  sistem  operasionalnya, dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggn dapat
mengakses  jasa  tersebut  dengan  mudah.  Selain  itu,  juga  dirancang dengan  maksud  agar  dapat  menyesuaikan  permintaan  dan  keinginan
pelanggan secara luwes process-related criteria. d.
Reliability  and  Trustworthiness,  yaitu  pelanggan  memahami  bahwa apapun  yang  terjadi  atau  telah  disepakati,  mereka  bisa  mengandalkan
penyedia  jasa  beserta  karyawan  dan  sistemnya  dalam  memenuhi  janji dan  melakukan  segala  sesuatu  dengan  mengutamakan  kepentingan
pelanggan process-related criteria. e.
Recovery,  yaitu  pelanggan  menyadari  bahwa  bila  terjadi  kesalahan atau  sesuatu  yang  tidak  diharapkan  dan  tidak  dapat  diprediksi,  maka
penyedia  jasa  akan  segera  mengambil  tindakan  untuk  mengendalikan situasi dan mencari solusi yang tepat process-related criteria.
f. Reputation  and  Credibility,  yaitu  pelanggan  meyakini  bahwa  operasi
dari penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilaiimbalan yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan image-related criteria.
Pengukuran  kualitas  jasa  dalam  model  SERVQUAL  didasarkan pada  skala  multi  item  yang  dirancang  untuk  mengukur  harapan  dan
persepsi  pelanggan,  serta  gap  di  antara  keduanya  dalam  dimensi-dimensi