Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ”. Hernawan dkk. 2008: 1.3 merumuskan kurikulum sebagai mata pelajaran yang harus ditempuh dengan tujuan untuk memperoleh ijazah. Hal tersebut menyebabkan setiap siswa wajib menguasai seluruh mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum. Dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X Pasal 37 Ayat 1: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 1 Pendidikan Agama, 2 Pendidikan Kewarganegaraan, 3 Bahasa, 4 Matematika, 5 Ilmu Pengetahuan Alam, 6 Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 Seni dan Budaya, 8 Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 9 Keterampilan Kejuruan, dan 10 Muatan Lokal. Salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan IPS merupakan ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Somantri 1993 dalam Winataputra dkk. 2008: 1.45 menyatakan “IPS adalah penyederhanaan, adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogispsikologis untuk tujuan pendidikan ”. Jarolimek 1967 dalam Soewarso 2013: 1 menyatakan IPS adalah ilmu yang mengkaji hubungan manusia dengan lingkungan sosial dan fisiknya. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan lingkungan yang terkait dengan berbagai peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi berkenaan dengan isu sosial yang ada di masyarakat. 4 Solihatin dan Raharjo 2008: 15 merumuskan tujuan IPS yaitu untuk mengembangkan diri siswa sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya. IPS juga menjadi bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pembelajaran IPS. Hal tersebut dikarenakan, guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator siswa dalam pembelajaran. Menurut Kosasih 1994 dalam Solihatin dan Raharjo 2008: 15, pembelajaran IPS harus mampu mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa. Guru harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran. Kemampuan dan keterampilan ini diperlukan supaya model ataupun metode yang digunakan sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan. Penggunaan model yang tepat akan menunjang proses dan hasil belajar yang maksimal, namun sebaliknya penggunaan model yang kurang tepat berdampak pada proses dan hasil belajar yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, guru harus senantiasa memodifikasi model ataupun metode yang digunakan dalam pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar menjadi inovatif dan menyenangkan. Namun demikian dalam praktiknya di kelas, guru cenderung mengabaikan kemampuan dan keterampilannya dalam memilih model ataupun metode pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi monoton karena tidak ada variasi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang terpusat pada guru menyebabkan siswa merasa jenuh karena tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. 5 Peneliti telah melakukan pengamatan pembelajaran dan wawancara dengan Ibu Pujiati, S. Pd. guru kelas V pada hari Selasa, 4 Februari 2015. Berdasarkan wawancara tersebut, diperoleh informasi mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPS. Disampaikan pada wawancara tersebut, guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Hal tersebut menyebabkan aktivitas belajar siswa rendah, dan berdampak pada hasil belajar siswa kurang optimal. Diketahui nilai hasil belajar rata-rata kelas V untuk mata pelajaran IPS sebesar 69,39. Kriteria Ketuntasan Mandiri KKM untuk mata pelajaran IPS di SD Negeri Tumiyang sebesar ≥ 70. Hal ini menunjukkan nilai rata-rata kelas masih di bawah KKM. Siswa kelas V sebanyak 13 siswa, dan hanya 7 siswa yang berhasil tuntas KKM. Ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 53,84. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah upaya perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penerapan suatu model yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Sutikno 2013: 1 menyatakan cara terbaik untuk membuat seseorang belajar yaitu dengan mengubahnya menjadi pengajar. Pernyataan tersebut bermakna, siswa akan lebih mudah memahami suatu materi pembelajaran jika siswa membelajarkannya pada orang lain. Berdasarkan pernyataan tersebut, model yang sesuai untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran aktif Everyone Is A Teacher Here. Everyone Is A Teacher Here merupakan model yang mudah untuk memperoleh partisipasi kelas karena memberikan kesempatan kepada setiap siswa 6 untuk menjadi guru bagi siswa lain Hamruni, 2012: 163. Model pembelajaran ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut meliputi kemampuan mengemukakan pendapat, menganalisis masalah, menuliskan pendapat, menyimpulkan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan dengan membantu siswa secara bertahap sehingga dapat membuat pertanyaan sendiri. Model Everyone Is A Teacher Here pernah diterapkan oleh Herningtyas 2013 dengan judul penelitian tindakan kelas “ Implementasi Metode Everyone Is A Teacher Here Berbantuan Media Kliping dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas V S DN Tugurejo 01”. Berdasarkan hasil penelitian, model Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Hasil penelitian menunjukkan data sebagai berikut: 1 Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 42,36 kategori baik, siklus II meningkat menjadi 49,96 kategori sangat baik; 2 Ketuntasan belajar siswa siklus I yaitu 59, kemudian siklus II ketuntasan meningkat menjadi 82,3. Nilai rata-rata kelas mencapai 77, 42. P enelitian lainnya dilakukan oleh Hendra 2013 dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SDN Dangin Putri”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara siswa yang diberikan pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here dengan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional yaitu t hitung = 2,85 t tabel = 2,00. Perolehan nilai rata-rata hasil belajar yang diberikan pembelajaran aktif Everyone Is A Teacher Here lebih besar daripada siswa yang 7 diberikan pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan model Everyone Is A Teacher Here berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N 2 Dangin Puri. Kedua kajian empiris tersebut mendasari peneliti untuk menerapkan model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri Tumiyang Kabupaten Banyumas. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas kolaboratif di kelas V SD Negeri Tumiyang. Penelitian yang dilaksanakan berjudul “Penerapan Model Everyone Is A Teacher Here untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD Negeri Tumiyang Kabupaten Banyumas ”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di SD Negeri Tumiyang Kabupaten Banyumas, diketahui siswa mengalami kesulitan belajar khususnya pada mata pelajaran IPS. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah. Siswa kelas V pada tahun ajaran 20132014 berjumlah 13 siswa. Persentase ketuntasan belajar klasikal hanya 53,85, padahal ketuntasan belajar klasikal sekurang-kurangya mencapai 75. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPS yaitu 70. Nilai tersebut sebenarnya tidak terlalu tinggi, namun demikian masih banyak siswa yang belum mencapai KKM. Hal tersebut menguatkan pendapat peneliti jika hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang masih rendah, 8 sikap meremehkan materi IPS, dan anggapan IPS membosankan. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yaitu faktor internal guru. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi di kelas berlangsung monoton. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi cepat jenuh. Kondisi demikian menyebabkan materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat dipahami siswa dengan baik.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, ada dua faktor yang mempengaruhi masalah dalam pembelajaran IPS yaitu: 1 faktor internal dan 2 faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sehingga mempengaruhi hasil belajar Susanto, 2013: 12. Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, kondisi fisik, dan kesehatan. Beberapa faktor internal yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS di antaranya yaitu: 1 Kurangnya motivasi terhadap pembelajaran IPS; 2 Siswa merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran konvensional; serta 3 Kurangnya pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran IPS. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa sehingga mempengaruhi hasil belajar Susanto, 2013: 12. Faktor eksternal meliputi: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Wasliman 2007 dalam Susanto 2013: 13 menyebutkan sekolah sebagai salah satu yang menetukan hasil belajar siswa. 9 Semakin tinggi kualitas pengajaran dan kemampuan belajar siswa, semakin tinggi pula hasil belajar yang diperoleh siswa. Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh peran seorang guru. Beberapa permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, khususnya IPS yaitu: 1 Guru lebih sering menggunakan model pembelajaran konvensional; 2 Kurangnya penguatan pembelajaran dari guru; serta 3 Kurang melibatkan partisipasi siswa sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna.

1.4 Pembatasan Masalah

Permasalahan yang terjadi di kelas begitu kompleks. Mempertimbangkan waktu dan biaya, penelitian hanya dibatasi pada kualitas pembelajaran. Kualitas

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Kelas Iv SD Negeri I Tempursari Klaten Tahun 2013/2014.

0 2 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Kelas Iv SD Negeri I Tempursari Klaten Tahun 2013/2014.

0 2 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN “EVERYONE IS A Penerapan Strategi Pembelajaran “Everyone Is A Teacher Here” Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pelem Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 19

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Siswa Kelas V Sd Negeri 2 Senting Sambi Boyolali Tahun 2012/2013.

0 2 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Siswa Kelas V Sd Negeri 2 Senting Sambi Boyolali Tahun 2012/2013.

0 1 14

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Pada Pembelajaran IPA KELAS V SD Negeri 1 Jepang Kudus Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Pada Pembelajaran IPA KELAS V SD Negeri 1 Jepang Kudus Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 2 13

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN TRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Quantum Teaching Dan Trategi Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Karangdukuh Jogonalan Klaten Pa

0 1 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDAWUNG 1 TAHUN 2010/2011.

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA.

0 1 22