142
4 Registrasi, Notaris dan Konsultan
Biaya-biaya non teknis dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit yang menyangkut registrasi, notaris dan konsultan adalah sebagai berikut:
• Biaya Registrasi sebesar Rp. 30.000,- per hektar. • Biaya Notaris sebesar Rp. 20.000,- per hektar
• Biaya Sertifikasi Tanah Rp. 80.000,- per hektar • Biaya Survei Rp. 29.440,- per hektar
• Biaya Konsultan dan lain-lain Rp. 120.000,- per hektar
Dengan demikian, total biaya registrasi, notaris dan konsultan adalah sebesar Rp. 279.440,- per hektar.
b. Proyeksi Pendapatan Petani
Perhitungan proyeksi Cash flow, dengan asumsi bahwa semua biaya
investasi dibiayai secara kredit dengan asumsi bunga pinjaman sebesar 14 per tahun menunjukkan bahwa penghasilan petani sudah dapat meningkat cukup
signifikan pada tahun-tahun produksi yang diasumsikan dimulai pada tahun ke-5. Sementara menunggu kelapa sawit berproduksi, petani tetap dapat
memanfaatkan lahan perkebunan yang mereka miliki dengan menanam tanaman pertanian lainnya misalnya cabai, sawi, kacang panjang, tomat, bayam dan padi
gogo dengan cara tumpang sari. Peningkatan pendapatan petani dapat digambarkan dalam grafik sebagaimana disajikan pada Gambar 32.
PENDAPATAN PETANI PER BULAN
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
20 05
2006 20 07
2008 20 09
2010 20 11
201 2
201 3
2014 20 15
201 6
2017 2018 20 19
202 Tahun
R upi
a h
Pendapatan PetaniBulan
Hektar
Pendapatan PetaniBulan
2 Hektar
Gambar 32. Grafik Pendapatan Petani Perkebunan Kelapa Sawit dengan Asumsi Struktur Modal Murni Kredit
143 Dari Gambar 32 terlihat bahwa pendapatan petani mencapai diatas Rp.
500.000,- perhektar perbulan mulai pada tahun ke 9. Hal ini berati, untuk para transmigran yang memiliki tanah dua hektar akan mendapatkan penghasilan di
atas Rp 1.000.000,- per bulan setelah tahun ke 9.
c. Analisa Break Even Point
Break Event Point adalah suatu kondisi usaha dimana Total Pendapatan R telah menutupi Total Pengeluaran atau Total Biaya. Total biaya terdiri dari
biaya tetap FC dan biaya variabel VC. Dalam bentuk rumus, kondisi Break
Event Point dapat digambarkan pada saat :
R = VC + FC
Dari proyeksi Cash Flow Break Event Point dapat diprediksi dengan
mengakumulasikan total biaya dan total pendapatan setiap tahun, ketika dibuat suatu model total biaya dan total pendapatan yang divariabelkan terhadap waktu.
Model biaya dan pendapatan ini dapat dibuat dalam bentuk grafik seperti disajikan pada Gambar 33.
Dari grafik tersebut, terlihat bahwa Break Even Poin terjadi pada tahun
2011. Hal ini menunjukkan bahwa proyek ini sangat layak, mengingat produksi baru dimulai pada tahun 2009
Break Even Point
Tahun Akumulasi Pendapatan Akumulasi Biaya
2005 0 7.739.610
2006 0 9.757.160
2007 0 13.184.855
2008 0 16.118.290
2009 7.770.000 19.296.924
2010 18.330.000
22.801.058 2011
29.730.000 26.403.192
2012 42.330.000 30.145.326
2013 57.030.000 34.132.460
2014 72.930.000 38.259.594
2015 88.830.000 42.386.728
2016 105.030.000 46.548.862
2017 121.230.000 50.710.996
2018 137.430.000 54.873.130
2019 153.225.000 58.988.014
2020 167.925.000 62.975.148
144
ANALISA BREAK EVEN POINT
20.000.000 40.000.000
60.000.000 80.000.000
100.000.000 120.000.000
140.000.000 160.000.000
180.000.000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun R
upia h
Akumulasi Biaya
Akumulasi Pendapatan
Gambar 33. Grafik Analisa Break Even Point Kebun Kelapa Sawit
d. Pay Back Periode PBP