Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Kondisi eksisting lokasi penelitian jika dilihat dari aspek ekologi ternyata berdasarkan peta kelas lereng yang diperoleh dari hasil analisis automatisasi software GIS bahwa lahan pada lokasi Rantau Pandan SP 1 berturut-turut di dominasi dengan lahan bertopografi bergelombang, berbukit dan berombak, sedangkan pada lokasi Rantau Pandan SP 2 didominasi dengan lahan bertopografi curam. Dari aspek klimatologis lokasi penelitian memiliki tingkat curah hujan tinggi 205,79 mmbln. Dari aspek penggunaan lahan para transmigran melakukan pola usahatani konvensional. Dengan demikian berdasarkan aspek-aspek tersebut maka hasil analisis erosi yang dilakukan menunjukkan bahwa lokasi tersebut memiliki tingkat erpsi yang mengkhawatirkan. Ini sesuai dengan hasil simulasi trend laju erosi di kedua lokasi, dengan demikian perlu dilaksanakan tindakan usahatani yang berasaskan terhadap konservasi lahan. 2. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan yaitu Keputusan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan No. KEP.06MEN1999 tentang Tingkat Perkembangan Permukiman Transmigrasi dan Kesejahteraan Transmigrasi maka rata-rata pendapatan transmigran di Rantau Pandan SP 1 dan SP 2 rendah. Sumber pendapatan di kedua lokasi diperoleh dari kegiatan on-farm dan off-farm. 3. Kondisi sosial transmigran pada kedua lokasi yang meliputi pendidikan, kesehatan dan integrasi sosial umumnya rendah kecuali integrasi sosial. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan kondisi sosial terutama pada bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan. 4. Dilihat dari aspek kompetensiketerampilan transmigran di kedua lokasi memprihatinkan karena tingkat pendidikannya rendah, disertai dengan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan juga rendah, dengan demikian perlu dilakukan upaya peningkatan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan. 5. Dari aspek kelembagaan pada kedua lokasi transmigrasi ternyata belum dapat berfungsi secara maksimal. Dengan demikian untuk kedepan perlu 220 221 dilakukan pembentukan lembaga definitif, organisasi dan diisi oleh SDM yang berkompeten serta diberikan pelatihan dan dampingan. 6. Pemberdayaan masyarakat transmigrasi merupakan strategi yang spesifik, kecocokan kebijakan dan strategi tersebut berubah menurut waktu dan lokalita. Karena itu, strategi peningkatan keterampilan, pengembangan kelembagaan, pengembangan komoditi unggulan dan tindakan usahatani berkelanjutan dengan konsep SIPEMTRANSLKB perlu diwujudkan. Strategi pemberdayaan masyarakat transmigrasi dilakukan secara tersistem yang meliputi biofisik, kompetensi, sosial budaya, ekonomi, manajemen, institusi, teknologi dan hukum untuk mecapai keberlanjutan SIPEMTRANSLKB pada kategori baik IkB 76. 7. Pengelolaan LK di SP 1 dan SP 2 dipengaruhi oleh teknologi pengolahan lahan dari para transmigran yang menjadi penghuninya. Selama 20 tahun mendatang ketersediaan lahan masih memungkinkan untuk menampung pertambahan penduduk, tetapi aktifitas penduduk untuk memenuhi kebutuhannya yang menggantungkan pada LK memberikan pengaruh terhadap tingkat kerusakan LK. Pengolahan lahan yang monoton dan system pemanfaatan lahan yang monokultur akan menyebabkan peningkatan erosi. 8. Model dinamis pengelolaan LK berkelanjutan mampu memprediksi pola-pola laju erosi, tingkat kerusakan lahan, dan daya dukung lingkungan. Bentuk archetype yang menonjol pada model dinamik tersebut adalah the tragedy of the common, artinya kerusakan lingkungan akan semakin parah jika tidak ada upaya untuk merubah pola pengolahan LK yang dilakukan masyarakat. 9. Strategi alternatif yang tepat untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan LK adalah peningkatan keterampilan para transmigran melalui penyuluhan dan pengembangan kelembagaan yang melibatkan masyarakat setempat dan pemda setempat. Timbul kesadaran masyarakat untuk menjalankan ushataninya dengan primsip-prinsip konservasi. 10. Teknologi pengolahan lahan merupakan faktor pengungkit leverage factor pada pengelolaan LK yang berkelanjutan. Peningkatan teknologi pengolahan yang lebih baik memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan erosi, yang berarti juga penurunan tingkat kerusakan lingkungan. 11. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat transmigran pembukaan kebun kelapa sawit di LU II dengan pola kemitraan merupakan pilihan yang tepat 222 sebagai pendukung pada usaha tani yang berbasis tanaman pangan dan hortikultura.

6.2. Saran 1. Model Archetype dalam bentuk the tragedy of the common pada