Pemodelan dengan Metoda Sistem Dinamik

39 upaya untuk menyusun aturan main ekonomi yang adil, yaitu menempatkan ekonomi rakyat pada posisi yang sederajat dengan usaha menengah dan besar. Pemihakan affirmative actions tidak berarti memenangkan yang lemah, tetapi agar persaingan berjalan sehat dan seimbang in a level playing field, antara ekonomi konglomerat yang minoritas dengan ekonomi rakyat yang mayoritas. Meskipun demikian, dibutuhkan prakondisi agar bisa sampai pada keadaan di mana partisipasi rakyat dalam pembangunan berjalan secara optimal antara lain: 1 ketiadaan kesenjangan kemampuan dan produktivitas, 2 kesempatan atau akses yang proporsional terhadap sumber dana dan daya antar pelaku ekonomi di pedesaan, dan 3 adanya kemitraan antar sesama pelaku ekonomi pedesaan. Pemberdayaan ekonomi rakyat berkelanjutan sekurang-kurangnya mencakup tiga dimensi yaitu tujuan ekonomi, tujuan sosial, dan tujuan ekosistem Anwar dan Rustiadi, 2000

2.7. Pemodelan dengan Metoda Sistem Dinamik

Maarif dan Tanjung 2003, menyatakan bahwa model merupakan abstraksi dari suatu sistem yang dikembangkan untuk tujuan studi. Untuk membuat suatu model diperlukan beberapa tahapan sebagai berikut : a penetapan struktur model yang meliputi system boundary, entity, atribut dan aktivitas; b pemenuhan datainfo yang meliputi nilai atribut serta mendefinisikan hubungan dalam aktivitas, yang biasanya dituangkan dalam bentuk flowchart. Model menurut Suryadi dan Ramdhani 2002 diartikan sebagai tiruan dari kondisi sebenarnya, atau dengan kata lain, model didefiniskan sebagai representasi atau formulasi dalam bahasa tertentu yang disepakati berdasarkan sudut pandang tertentu dari suatu sistem nyata, atau penyederhanaan dari gambaran sistem yang nyata. Dengan kata lain model adalah suatu perwakilan atau abstraksi dan sebuah obyek atau situasi aktual. Model memperlihatkan hubungan-hubungan langsung maupun tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam pengertian sebab akibat Eryatno, 2003. Model dapat dikategorikan menurut jenis, dimensi, fungsi, tujuan pokok pengkajian, dan derajat keabstrakannya. Secara umum model dikelompokkan menjadi model ikonik, model analog, dan model simbolik. Mengacu pada beberapa definisi model yang telah disebutkan di atas, maka peneliti berpendapat bahwa model adalah suatu 40 bentuk abstraksi atau penyederhanaan yang sengaja dibuat manusia untuk menirukan suatu gejala alam yang nyata. Model dimaksudkan sebagai gambaran dari sistem yang ada di alam, sehingga suatu model adalah penyederhanaan sistem interaksi antar komponen di alam dengan meniadakan komponen yang pengaruhnya kecil. Model yang dibuat oleh peneliti hanyalah menggambarkan sebagian dari komponen yang ada di alam, sehingga hasil dari suatu analisis model selalu memiliki kesalahan atau ketidaktepatan. Karena itu suatu model harus dinilai validitasnya atau tingkat kebenarannya. Apabila uji validasi dari suatu model rendah berarti model tersebut tidak dapat dipakai. Kesalahan dari model yang rendah validitasnya umumnya adalah karena kesalahan dalam memilih komponen yang dimasukkan atau dibuang. Beberapa penelitian menggunakan kriteria validitas model sebagai berikut : a kebenaran 95 disebut sangat baik; b kebenaran 85 – 94 disebut cukup baik; c kebenaran 75 - 84 disebut baik; dan d kebenaran 74 disebut tidak baik Suratmo, 2002. a. Pendekatan Sistem dan Berpikir Sistemik Sistem menurut Marimin 2004, adalah sekelompok metoda, prosedur, teknik atau objek yang berhubungan dan terorganisir, saling berkaitan satu sama lain, yang membentuk kesatuan secara menyuluruh dalam rangka mencapai tujuan atau sub-tujuan. Arti lainnya, sistem adalah kumpulan tertentu, mesin dan metoda yang terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem oleh Suryadi dan Ramdhan 2002, diartikan sebagai suatu disiplin untuk melihat secara keseluruhan dan keterkaitan dibanding sesuatu yang berdiri sendiri, meninjau pola perubahan dibanding tinjauan statis. Sedangkan Samsudin 2001, mengemukakan sistem adalah setiap fenomena, baik struktural maupun fungsional yang memiliki paling sedikit dua komponen yang saling berinteraksi. Berdasarkan pendapat para ahli sistem tersebut penulis mengartikan bahwa sistem adalah suatu tata keteraturan menilik hubungan searah dan timbal balik di alam nyata tatanan normatif yang berproses secara alamiah atau rancangan manusia untuk mencapai suatu hasil final atau hasil derivatif. Menurut Patten 1972, analisis sistem ialah serangkaian teknik yang mencoba untuk : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat makro dari suatu sistem, yang merupakan perwujudan dari adanya interaksi didalam dan diantara sub-sistemnya. 41 2. Menjelaskan interaksi proses-proses yang berpengaruh terhadap sistem secara keseluruhan yang diakibatkan karena adanya berbagai masukan. 3. Menduga atau meramal apa yang mungkin terjadi pada sistem bila beberapa faktor yang ada dalam sistem berubah. Pendekatan sistem ialah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis. Manajemen sistem dapat diterapkan dengan mengarahkan perhatian kepada berbagai ciri dasar sistem yang perubahan dan gerakannya akan mempengaruhi keberhasilan suatu sistem Marimin, 2004 Tujuan analisis sistem menurut Suryadi dan Ramdhani 2002 ialah untuk mendidik para pengambil keputusan untuk berfikir dengan cara yang teratur dan menyeluruh, lebih dari sekedar menyusun formula, atau bermain dengan angka-angka dan komputer. Analisis Sistem ialah suatu keterampilan memanfaatkan perangkat komputer secara kreatif. Suratno 2002 menyatakan bahwa analisis sistem merupakan kajian untuk memahami ciri, perilaku atau cara kerja dari interaksi fungsional antar berbagai komponen yang ada. Penyederhanaan komponen dan interaksi dapat dilakukan dengan menghilangkan komponen-komponen yang kurang berpengaruh atau pengaruh interaksinya kecil. Cara penyederhanaan ini disebut sebagai model. Berpikir sistemik systems thinking adalah sebuah disiplin baru untuk memahami konteksitas dan perubahan-perubahan Maani dan Cavana, 2000. Berfikir sistemik mempunyai tiga dimensi yaitu, paradigma, bahasa dan metodologi. Syarat awal untuk berfikir sistemik adalah adanya kesadaran untuk mengapresiasi dan memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem. Kejadian apapun, baik fisik maupun non-fisik, difikirkan sebagai unjuk kerja atau dapat berkaitan dengan unjuk kerja dari keseluruhan interaksi antar unsur dalam batas lingkungan tertentu Muhammadi, et al., 2001. Berdasarkan pemahaman tentang kejadian sistemik tersebut, maka ada lima langkah yang harus ditempuh untuk menghasilkan model bangunan pemikiran yang bersifat sistemik. Kelima langkah tersebut adalah : 1 identifikasi proses untuk menghasilkan kejadian nyata; 2 identifikasi kejadian yang diinginkan; 3 identifikasi kesenjangan antara kenyataan dengan keinginan; 4 identifikasi mekanisme untuk menutup kesenjangan; dan 5 42 Analisis kebijakan. Kelima langkah tersebut dapat digambarkan secara skematis yang disajikan dalam Gambar 4. 1 2 5 3 Gambar 4. Langkah-langkah dalam berfikir sistemik Sumber: Muhammadi et al., 2001 b. Metoda Sistem Dinamik Metoda sistem dinamik pertama kali diperkenalkan oleh Forrester pada sekitar tahun 1950 di Massachussets Institute of Technology, Amerika Serikat. Metoda ini dikembangkan dari ilmu keteknikan control system, khususnya tentang kontrol automatis cybernetics Muhammadi et al., 2001. Ada dua keuntungan pendekatan dengan sistem model dinamik Muhammadi, et al., 2001, pertama dapat menyederhanakan masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana, dan kedua dapat memperidiksi perilaku sistem pada masa yang akan datang, sehingga memudahkan untuk mempersiapkan strategi secara lebih dini. Metoda sistem dinamik berhubungan erat dengan pertanyaan-pertanyaan tentang trend atau pola perilaku dinamik sejalan dengan berjalannya waktu dari sebuah sistem yang kompleks. Penggunaan sistem dinamik diarahkan kepada bagaimana dengan memahami perilaku sistem tersebut, orang dapat meningkatkan efektifitas dalam merencanakan suatu kebijakan dan pemecahan masalah yang timbul. Selanjutnya, Muhammadi et al., 2005 menyatakan bahwa tujuan sistem dinamik adalah untuk : 1 memahami bagaimana cara kerja masing-masing unsur yang membangun sebuah sistem; 43 2 mengoptimalkan hasil kerja sistem setelah difahami cara kerja masing- masing unsur sistem; dan 3 meramalkan kinerja sistem di masa yang akan datang berdasarkan hasil kerja yang optimal. Obyek yang dimodelkan dalam metoda sistem dinamik adalah struktur informasi sistem. Model tersebut berisi aktor-aktor, sumber-sumber informasi, dan jaringan aliran informasi yang menghubungkan keduanya. Analogi fisik dan matematik untuk struktur informasi itu dapat di buat dengan mudah. Sebagai analogi fisik, sumber informasi adalah suatu gudang tempat penyimpanan sedangkan keputusan menambah atau mengurangi barang adalah aliran yang masuk ke dalam atau ke luar dari gudang. Dalam analogi matematik gudang sumber informasi dinyatakan sebagai variabel keadaan, sedangkan keputusan merupakan turunan dari variabel keadaan tersebut Muhammadi et al., 1995 dalam Soesilo, 2005. Muhammadi et al., 2001 menyatakan bahwa pembuatan model dan simulasi model sebagai bagian dari metode sistem dinamik dilakukan melalui beberapa tahap yakni : 1 pembuatan konsep; 2 pembuatan model; 3 simulasi model; 4 validasi model; dan 5 analisis kebijakan Tahap-tahap tersebut secara sederhana dapat dibuat menjadi sebuah diagram yang disajikan pada Gambar 5. 1 5 4 2 3 Gambar 5. Tahap-tahap Pembuatan dan Simulasi Model Sumber: Soesilo, 2005 44 Tahap-tahap pembuatan dan simulasi model sebagaimana disajikan pada Gambar 5 di atas, secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Pembuatan konsep Tahap pertama adalah mengenali permasalahan, mencari siapa yang menanganinya, dan mengapa masalah tersebut terjadi. Salah satu yang menarik dari system dynamic ini adalah mempelajari ulang permasalahan untuk mendapatkan solusi. Pada tahap ini suatu kejadian dipelajari sehingga mendapatkan suatu pola. Setelah mendapatkan suatu pola, maka kita dapat merumuskan suatu permasalahan. Pola tersebut dinamakan mental model. Setelah memahami permasalahan, maka mental model yang dihasilkan dijabarkan dalam sebuah model diagram yang disebut dengan diagram lup kausal atau Causal Loop Diagram CLD. Causal loop diagram adalah pengungkapan tentang kejadian hubungan sebab akibat causal relationship ke dalam bahasa gambar tertentu. Tanda panah digunakan untuk menggambarkan hubungan, saling mengait sehingga membentuk sebuah causal loop, dimana hulu panah mengungkapkan sebab dan ujung panah mengungkapkan akibat. 2 Pembuatan Model Setelah CLD terbentuk, kemudian dibangun sebuah model komputer yang disebut dengan diagram alir atau Stock Flow Diagram SFD. Pada tahap ini dapat dipilih satu dari beberapa perangkat lunak yang tersedia antara lain Dynamo Professional, Vensim, Power Sim, Stella, Ithink, My Strategi. CLD diterjemahkan lebih luas dengan menggunakan simbol- simbol komputer sesuai dengan perangkat lunak yang dipilih. Simbol- simbol tersebut meliputi simbol yang menggambarkan stock, level, flow, rate, auxiliary, dan constant. 3 Memasukkan Data ke Dalam Model Data Input Untuk dapat menganalisis sebuah model, maka data yang diperoleh dari observasi lapangan baik data primer maupun data sekunder diinput ke dalam diagram alir SFD. Metoda memasukkan data ke dalam model sangat tergantung pada jenis data dan sebagai unsur apa data tersebut dimasukkan. Data dapat dimasukkan ke dalam model sebagai stock, sebagai flow, sebagai auxiliary, dan dapat pula sebagai constant. 45 4 Simulasi Model Berdasarkan modeldiagram alirstruktur yang datanya telah dimasukkan, dilakukan simulasi untuk mendapatkan hasil. Sebelum simulasi dilakukan terlebih dahulu ditentukan spesifikasi simulasi yang meliputi kurun waktu simulasi, metoda integrasi, dan inkremen waktu. Keluaran hasil simulasi dapat berupa grafik perilaku waktu time graph atau tabel perilaku waktu time table. Model simulasi menurut Ma’arif dan Tanjung 2003, adalah gabungan antara model prosedural dan model matematika. Ada lima langkah yang diperlukan dalam simulasi yakni : a pernyataan masalah; b kebutuhan data; c formulasi model; d estimasi parameter simulasi; e validasi. Menurut Suratno 2002, simulasi adalah kegiatan atau proses percobaan dengan menggunakan suatu model untuk mengetahui perilaku sistem dan akibat pada komponen-komponen dari suatu perlakuan pada beberapa komponen. Simulasi ini sering dilakukan untuk mengevaluasi akibat dari suatu kebijakan dalam memberikan perilaku atau untuk mencari kebijakan yang optimum. Simulasi dari model ini merupakan pengganti percobaan di lapangan yang akan banyak menggunakan waktu, tenaga dan biaya. Kelebihan lain dari cara simulasi adalah tanpa mengganggu keadaan lapangan. Model yang melibatkan komponen yang banyak seperti dalam bidang ilmu lingkungan perlu dibantu dengan komputer dan “software” yang telah disusun para ahli. Penggunaan simulasi dengan komputer disamping banyak dipakai pada bidang multidisiplin seperti lingkungan juga telah banyak dipakai dalam bidang sosial, ekonomi, biologi, fisik, kimia seperti dibidang kedokteran, hidrologi, dan lain sebagainya. Simulasi suatu model dapat dilakukan dengan mencari model matematika antar komponen untuk menggambarkan hubungan interaksi antara komponen atau parameter yang diteliti, begitu pula dengan komponen selanjutnya. Dengan melakukan simulasi dari suatu model dengan menggunakan berbagai alternatif perlakuan, dapat diketahui tingkat sensitivitas parameter atau komponen dan perubahan komponen atau parameter lain. Penggunaan model dan simulasi juga dapat digunakan untuk memprediksi atau meramal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 46 Sensitivitas model diartikan sebagai tingkat kestabilan model apabila dipakai di tempat lain dan pada waktu yang berbeda. Sedangkan sensitivitas komponen atau parameter adalah sejauh mana pengaruh perubahan perlakuan pada suatu komponen atau parameter terhadap komponen-komponen atau parameter-parameter lain. 5 Validasi Model Validasi adalah kegiatan membandingkan hasil simulasi dengan karakteristik patron serta data empirik, sehingga model ini dapat dinyatakan sebagai model yang valid dan dapat digunakan untuk menirukan keadaan dunia nyata. Validasi utama yang dilakukan adalah uji konsistensi dimensi dan validasi output dengan menggunakan metoda statistik sederhana yaitu menghitung Absolute Mean Error AME atau Absolute Variation Error AVE antara data hasil simulasi dengan data empirik. Validasi model merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan pemodelan. Dalam hubungannya dengan penelitian, validasi model identik dengan pengujian hipotesis, yang dalam hal ini model itu sendiri merupakan hipotesis. Hal ini berarti tahap validasi perlu dilaksanakan dalam rangka menunjukkan bahwa model yang dirancang ataupun digunakan dapat dinyatakan relatif sebagai model, yang mewakili solusi dari permasalahan yang dihadapi. Singkatnya pengujian model dimaksudkan untuk mengetahui kegunaan dan keterbatasan model. Validasi model dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain; 1 secara deskriptif, yakni dengan membandingkan antara hasil keluaran model dengan hasil pengukuran lapang pada grafik; 2 melalui pengujian secara kuantitatif, umumnya dilakukan menggunakan uji statistik seperti χ 2 , uji-t, berpasangan serta regresi; dan 3 menggunakan map atau peta, khususnya untuk model-model spasial. Secara umum tidak ada aturan yang mengharuskan apa saja yang harus diuji; namun secara etis harus ditunjukkan komponen apa yang dapat diprediksi oleh model dengan baik serta yang tidak sesuai dengan hasil pengamatan. Suatu model dinamis dapat saja menghasilkan keluaran model yang sangat banyak, namun yang ditampilkan dari suatu validasi mungkin saja hanya beberapa karena keterbatasan sumber daya untuk melakukan validasi seluruh output 47 model. Hal yang perlu diuji secara prinsip adalah yang sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan dalam penyusunan model. Validasi model dalam penelitian ini akan dilakukan menggunakan uji deskriptif dan uji secara kuantitatif. Pada penelitian ini, model yang disiapkan akan mensimulasikan perubahan hasil degradasi lahan, produksi tanaman pangan, hortikultura, tanaman buah-buahan, dan tanaman perkebunan yang berbeda jika terjadi perubahan dalam kompetensi organiser, keterampilan transmigran, pemberdayaan transmigrasi, usaha tani agribisnis, kualitas pembukaan lahan, kualitas lahan, curah hujan, dan pendapatan transmigran. Pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan degradasi lahan, produksi tanaman pangan, hortikultura, tanaman buah-buahan, dan tanaman perkebunan hasil penelitian di lokasi dengan hasil simulasi berbagai perlakuan teknologi misalnya teknologi konservasi tanahair dalam agribisnis di lokasi transmigrasi. Masa bias dalam proses validasi yang disebabkan data yang digunakan perlu diwaspadai dan difahami. Model empirik atau statistik yang telah disusun dengan menggunakan teknik regresi dapat menghasilkan koefisien korelasi yang sangat tinggi. Meskipun demikian, korelasi tersebut mungkin hanya berlaku untuk data yang digunakan, dan belum tentu berlaku untuk data yang lain. Hal ini disebabkan karena tahap uji tersebut baru merupakan tahap kalibrasi, dan belum dilakukan validasi. Melaksanakan suatu validasi, berarti bahwa persamaan yang telah didapat dari analisis regresi tersebut digunakan untuk prediksi, kemudian dibandingkan dengan data pengukuran yang sama sekali berbeda. Jika proses ini telah dilakukan sebaiknya lebih dari sekali, maka model tersebut dapat dianggap valid dan siap untuk diaplikasikan secara operasional. Sebelum melakukan proses pemodelan sebaiknya dimulai dengan pemilihan data yang akan digunakan untuk validasi dan data yang akan digunakan untuk kalibrasi. Untuk menghindari bias data tersebut harus benar-benar terpisah. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam validasi model adalah : 1 tujuan penyusunan model, kesesuaian dan batasan model; 2 struktur fisik model dan cara pengambilan keputusan; 3 jenis data dapat berupa numerik angka, diagram dan lainnya; dan 4 sensitivitas model dan kegunaan model. 48 Uji sensitivitas model yang telah disusun perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil akan berubah apabila nilai dari parameter berubah. Teknik dan prosedurnya adalah dengan melakukan analisis terhadap besaran–besaran sebagai berikut : 1 Koefisien Determinasi R 2 ; 2 Mean Absolute Error MAE; 3 Mean Absolute Percentage Error MAPE; 4 Mean Absolute Error as a fraction of mean MAE Mean; dan 5 Root Mean Square Error RMSE. 6 Uji Sensitivitas untuk Intervensi Model dan Analisis Kebijakan. Kebijakan adalah upaya atau tindakan untuk mempengaruhi sistem mencapai tujuan yang diinginkan. Sebelum menentukan kebijakan yang akan diambil, dilakukan uji sensitivitas terhadap model yang telah dinyatakan valid. Tujuan uji sensitivitas adalah untuk mendapatkan titik pengungkit leverage point yang digunakan sebagai titik intervensi kebijakan. Penentuan kebijakan yang optimal dapat ditempuh melalui titik intervensi ini.

BAB III KERAGAAN UMUM WILAYAH