67 4. Peningkatan Skor Kuis Individu
Peningkatan skor individu diperoleh dengan cara membandingkan skor kuis dengan skor awal peserta didik. Peningkatan skor individu digunakan
sebagai pedoman dalam menentukan skor kelompok. Berikut adalah daftar kelompok yang mendapatkan peningkatan skor :
Tabel 14. Penigkatan Skor Individu dan Penghargaan Kelompok
Kelompok Jumlah peserta
didik yang mendapat skor
Skor rata- rata
kelompok Kriteria
5 10
20 30
Garuda 3
1 2
- 10,83
Baik Rajawali
2 2
2 -
11,67 Baik
Elang 3
- 2
1 14,17
Baik Cendrawasih
1 2
1 2
17,5 Sangat Baik
Kakak tua 1
2 3
1 16,43
Sangat Baik 5. Penghargaaan Kelompok
Kelompok yang mendapatkan hadiah adalah kelompok yang berhasil mendapatkan skor tertinggi dan mencapai kriteria tertentu. Penghargaan
kelompok untuk kuis diberikan pada akhir pertemuan, dan kelompok yang mendapatkan hadiah terlihat sangat senang dan bersemangat karena hanya
kelompok mereka yang mendapatkan hadiah.
c. Tahap Observasi
Selama pelaksanaan tindakan berlangsung, observer melakukan observasi terhadap keseluruhan kegiatan yang terjadi selama berlangsungnya
proses pembelajaran di kelas.
d. Tahap Refleksi Penelitian tindakan siklus I dilaksanakan selama satu kali pertemuan
pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah STAD. Seluruh tahap-tahap
68
pelaksanaan STAD telah dilaksanakan mulai dari tahap persiapan, penyajian materi, kerja kelompok, pemeriksaan hasil kerja kelompok, tes individual,
pemeriksaan tes individual hingga penghargaan kelompok.
Tahap persiapan belum terlaksana dengan baik karena kelompok yang terbentuk belum sesuai dengan karakteristik kelompok dalam STAD yang
heterogen. Dalam tahap kerja kelompok sampai tahap pemeriksaan hasil kerja kelompok, kekurangan yang ditemukan adalah kegiatan pembelajaran masih
terasa kaku karena siswa merasa bingung akan apa yang harus dilakukan. Rendahnya kemampuan berbicara siswa juga menjadi masalah yang
menghambat proses pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator tidak berjalan maksimal. Guru seharusnya dapat mengkondisikan kelas sehingga siswa dapat
belajar secara mandiri. Bimbingan secara pribadi maupun kelompok belum
terlihat berjalan optimal. Tahap tes individu dilaksanakan setelah pemeriksaan
hasil kerja kelompok. Setelah pelaksanaan tes individu dilanjutkan pemeriksaan dan penghargaan kelompok. Tahap-tahap tersebut telah terlaksana dengan baik
sesuai langkah-langkah STAD.
Pelaksanaan refleksi dilakukan pada akhir siklus I oleh guru. Refleksi bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran yang telah dilakukan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Berdasarkan hasil observasi dan tes yang diperoleh pada siklus I,
keaktifan dan hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan. Rata-rata persentase keaktifan dari hasil observasi siswa pada siklus I baru mencapai
62,67 dan berada pada kategori baik, belum mencapai kategori sangat baik. Nilai rata-rata siswa kelas XI Jasa Boga 1 pada siklus I adalah 67,90.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan dan prestasi belajar siswa pada siklus I,
69 ditemukan beberapa kekurangan saat pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga diperlukan perencanaan ulang
untuk melaksanakan tindakan siklus II.
Tabel 15. Hasil Penelitian Siklus I dan Rencana Tindakan Siklus II
No. Hasil Penelitian Siklus I
Rencana Tindakan Siklus II
1. Guru mengalami kesulitan dalam
penyajian materi
pada awal
pembelajaran. Guru masih terburu- buru dalam menjelaskan.
Guru mempelajari
kembali keterampilan mengajar guru. Pada
siklus berikutnya
dalam penyajian
materi harus lebih pelan dan sistematis disertai
pengkondisian untuk
memusatkan perhatian siswa. 2.
Kelompok yang terbentuk pada siklus I kurang heterogen, terbukti dengan
hasil tes
individu siswa
yang menunjukkan bahwa siswa-siswa yang
memperoleh nilai yang tinggi berada pada satu kelompok.
Membentukan kelompok yang lebih heterogen
terutama dalam
tingkat kecerdasan
dengan memperhatikan
perolehan nilai siklus I serta nilai-nilai yang diperoleh sebelumnya.
3. Siswa kesulitan dalam kegiatan diskusi
kelompok dan cenderung tergantung instruksi guru.
Mendorong siswa untuk bekerja secara mandiri melalui bimbingan dan motivasi.
Guru harus berkeliling kelas memantau jalannya diskusi kelompok.
4. Kemampuan berbicara dari siswa
masih rendah. Mereka terlihat malu dan enggan untuk menyampaikan
gagasan dan pendapatnya. Guru mendorong siswa untuk mau
berlatih berbicara
dengan menghilangkan
suasana tegang.
Pembelajaran yang
menyenangkan dapat meningkatkan keberanian siswa.
5. Kurang
aktifnya siswa
dalam menanggapi hasil presentasi kelompok
lain. Guru memberikan tugas kepada setiap
kelompok untuk membuat pertanyaan kepada
kelompok yang
sedang mepresentasikan hasil diskusi.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II, secara umum kegiatan yang dilakukan peneliti sama dengan kegiatan perencanaan pada siklus I. Namun terdapat
perbaikan pelaksanaan tindakan yang berdasarkan pada hasil refleksi siklus I yang telah diuraikan sebelumnya.