Penerapan sanitasi hygiene Sanitasi Hygine

78 menjamin keamanan makanan, disamping untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit melalui makanan. Semua kegiatan pengolahan makanan dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh. Hal ini mencakup semua aturan hygiene yang menjadi tanggung jawab individu terutama pengelola makanan. Personal hygiene meliputi hal-hal sebagai berikut : a Kebersihan badan b Kebersihan tangan dan jari tangan c Kesehatan rambut d Kebersihan pakaian kerja e Mulut dan hidung 2 Sanitasi hygiene peralatan Alat merupakan komponen penting dalam proses pengolahan makanan, untuk mendapatkan hasil masakan yang bersih dan sehat, salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah kebersihaan alat-alat yang digunakan baik alat untuk persiapan, pengolahan maupun alat untuk penyajian. http:iguidepost.blogspot.com200808sanitasi-peralatan.html. Tujuan dari membersihkan dan memelihara peralatan adalah : 1. agar peralatan yang kotor menjadi bersih kembali dari sisa makanan, debu dan lain-lain 2. menjauhkan diri dari sumber penyakit 3. menghemat biaya 79 4. peralatan menjadi lebih tahan lama masa pakainya. Tempat mencuci peralatan haruslah, terbuat dari bahan yang kuat, aman tidak berkarat dan mudah dibersihkan, air untuk keperluan pencucian dilengkapi dengan air panas dengan suhu 40 ˚C-80˚C dan air dingin yang bertekanan 1,2 kgcm², tempat pencucian peralatan dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah, bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak pencuci yaitu untuk mengguyur, menyabun dan membilas. http:hidayat2.wordpress.com2009032023. 3 Sanitasi hygiene lingkungan Sanitasi hygiene lingkungan sangat penting bagi penyelenggara makanan, di dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku. Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, tidak merupakan sumber pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup saptick tank dan riol, sistem perpipaan pada bangunan bertingkat harus memenuhi persyaratan menurut pedoman 80 plumbing Indonesia, saluran air limbah dari dapur harus perangkap lemak grease trap.http:hidayat2.wordpress.com2009032023.

10. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Unsur-unsur sebuah pesantren, untuk memberi definisi sebuah pondok pesantren atau dapat disebut juga madrasah harus kita melihat makna perkataannya. Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk makan dan istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari pengertian asrama-asrama bagi para santri. Perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Maka pondok pesantren adalah asrama tempat tinggal para santri. Menurut Wahid 2001:171, “pondok pesantren mirip dengan akademi militer atau biara monestory, convent dalam arti bahwa mereka yang berada di sana mengalami suatu kondisi totalitas.” Sekarang di Indonesia ada ribuan lembaga pendidikan Islam terletak diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di Aceh, surau di Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa Azra, 2001:70. Pondok pesantren di Jawa itu membentuk banyak macam- macam jenis. Perbedaan jenis-jenis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu yang diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan atau perkembangan ilmu teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur pokok pesantren yang harus dimiliki setiap pondok pesantren. Unsur- 81 unsur pokok pesantren, yaitu kyai. masjid, santri, pondok dan kitab Islam klasik atau kitab kuning, adalah elemen unik yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya. Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren. Jadi dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren asrama tempat tinggal para santri, yaitu sebagai tempat latihan bagi santri untuk mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren.

b. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Pusat pendidikan Islam adalah langgar masjid atau rumah sang guru, di mana murid-murid duduk di lantai, menghadapi sang guru, dan belajar mengaji. Waktu mengajar biasanya diberikan pada waktu malam hari biar tidak mengganggu pekerjaan orang tua sehari-hari. Pendidikan pesantren memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem sorogan, yang sering disebut sistem individual, dan sistem bandongan atau wetonan yang sering disebut kolektif. Dengan cara sistem sorogan tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari kyai atau pembantu kyai. Metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren ialah sistem bandongan atau wetonan. Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan seorang 82 guru yang membaca, menerjemahkan, dan menerangkan buku-buku Islam dalam bahasa Arab. Sistem sorogan juga digunakan di pondok pesantren tetapi biasanya hanya untuk santri baru yang memerlukan bantuan individual. Pesantren dapat dibedakan kepada dua macam, yaitu pesantren tradisional dan pesantren modern. Sistem pendidikan pesantren tradisional sering disebut sistem salafi. Yaitu sistem yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Pondok pesantren modern merupakan sistem pendidikan yang berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal seperti madrasah. Sehingga dapat disimpulakan bahwa system pondok pesantren adalah sistem pendidikan yang mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional, sistem sekolah formal, dan tetap mempertahankan pengajaran kitab- kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Kesimpulan Pondok Pesantren dalam penelitian ini adalah