Pengertian Perancangan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Tujuan dan Manfaat Perancangan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

III-11 b. Manfaat bagi perusahaan, antara lain sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang promosi jabatangaji transfermutasi, PHK, atau untuk mengidentifikasi kebutuhan akan training sebagai dasar pemberian kompensasi yang lebih objektif, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja karyawan.

3.4.3. Langkah-langkah Penilaian Prestasi Kerja Karyawan.

Adapun langkah-langkah dalam penilaian prestasi kerja karyawan adalah 1. Menentukan standar keberhasilan Penilaian kerja membutuhkan standar penilaian. Standar ini berkaitan dengan hasil yang ingin dicapai suatu jabatan, dan tentunya tidak dapat ditetapkan sembarangan. Pengetahuan mengenai standar ini dapat diperoleh melalui job analysis. Standar penilaian yang diperoleh dari job description, seseorang penilai dapat menentukan hal-hal yang harus dievaluasi. Apabila informasi ini tidak cukup, maka standar di tetapkan memalui observasi atau diskusi bersama para atasan langsung. 2. Parameter ukuran penilaian Umumnya seorang atasan secara otomatis langsung ditetapkan sebagai penilai. Untuk itu ia harus memenuhi persyaratan: a. Cukup dekat untuk memahami pekerjaan karyawan, termasuk hambatan, masalah, maupun tindakan-tindakan. b. Mempunyai akses informasi terhadap prestasi, sikap kerja dan aspirasi karyawan yang bersangkutan. III-12 c. Berkemampuan untuk mengkonsultasikan pandangan dengan pihak lain untuk memperkaya sudut pengamatan. 3. Menentukan Tim Penilai a. Dilakukan tim penilai oleh atasan langsung yang kemudian diperiksa oleh atasannya lagi untuk menjaga objektivitas penilaian. Dilakukan oleh “komite penilai”, yang bisa terdiri atas atasan langsung, atasannya lagi, rekan kerja, bawahannya, serta juga konsumen bagian lain dalam perusahaan yang berkepentingan langsung dengan hasil kerja orang yang dinilai. Penilaian yang dilakukan oleh komite ini mempunyai kelebihan, yaitu melakukan penilaian dari berbagai sudut pandang sudut pandang atasan, rekan kerja, bawahan, serta konsumen. Dengan demikian diharapkan hasil penilaian akan lebih objektif, b. Rekan kerja menilai koleganya c. Bawahan menilai atasannya 3. Menentukan frekuensi penilai Secara formal penilaian dilakukan sebanyak sekali dalam setahun, atau sekali dalam enam bulan. Secara informal penilaian dilakukan setiap saat. 4. Melakukan interview Menjalin saling pengertian mengenai posisi kerja karyawan yang dinilai saat ini dalam kaitannya dengan pengembangan organisasi. Interview ini dapat dilakukan pada atasan karyawan, karyawan yang bersangkutan dan bawahan karyawan.