Analisis Konsistensi Hirarki Pemberian Insentif
Selama ini pemberian insentif kepada karyawan pada PT. Bamindo yakni dengan menggunakan metode pembagian persenan laba yang masih
dilakukan secara periodik dan merata kepada setiap karyawan pada periode pelaksanaannya. Hal ini dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan kepada karyawan
yang akan mengakibatkan kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengikutsertakan penilaian
kompetensi. Tujuan dari pembagian insentif adalah untuk memotivasi tenaga kerja agar meningkatkan prestasi kerjanya dan memberikan kontribusi yang lebih
terhadap perusahaan. Selain itu dengan adanya insentif, tenaga kerja akan lebih meningkatkan potensi kinerjanya serta mampu meningkatkan kompetensi yang
dimilikinya. Dalam penelitian ini dikembangkan pemberian insentif financial berdasarkan kompetensi, yang nantinya penilaian kinerja karyawan yang
diusulkan akan lebih objektif dari yang sudah ada. Melalui penyebaran kuesioner kesepahaman, 20 kompetensi Spencer yang
dianalisi, maka terpilih 15 kompetensi yang memiliki bobot lebih tinggi untuk dijadikan sebagai faktor penilaian, dimana dengan memilih kompetensi tersebut
diharapkan akan meningkatkan kinerja karyawan dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Adapun 15 kompetensi yang terpilih adalah 1. Keahlian teknikalProfesionalManajerial
2. Percaya diri 3. Semangat untuk berprestasi
4. Membangun hubungan
5. Kerja kelompok dan kerja sama 6. FleksibilitasKemampuan untuk beradaptasi
7. InisiatifProaktif 8. Pengumpulam informasi, pendefinisian masalah
9. Kepedulian terhadap kepuasan pelanggan 10. Kesadaran berorganisasi
11. Pengendalian diri 12. Komitmen terhadap organisasi
13. Perhatian terhadap kerapian, kualitas dan ketelitian 14. Berfikir konseptual
15. Berfikir analitis Berdasarkan bobot kriteria kompetensi, maka dibuat model penilaian
prestasi kerja yaitu format penilaian prestasi kerja karyawan prestasi kerja setiap karyawan NPK. Dari hasil Nilai Prestasi kerja tersebut kemudian dihitung
besarnya insentif yang dieroleh masing-masing karyawan. Pembagian insentif terhadap masing-masing karyawan dapat dilakukan
secara objektif. Dengan demikian, sistem penilaian kerja dapat menimbulkan rasa puas dalam diri karyawan sekaligus memperbaiki kelemahan yang ada pada
karyawan. Selain itu, penilaian prestasi kerja yang lebih objektif dapat menunjang karyawan untuk berprestasi, melancarkan proses produksi, meningkatkan
kontribusi keberhasilan perusahaan.