Dasar Penyajian Laporan Keuangan lanjutan

BRISyariah Laporan Tahunan 2015 190 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BANK BRISYARIAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK BRISYARIAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2015 and for the Year Then Ended Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated 18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN lanjutan

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued

c. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Produktif dan Aset Non-Produktif

c. Allowance for Impairment Losses on Earning and Non-Earning Assets

Aset produktif terdiri dari giro dan penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah FASBIS, giro dan penempatan pada bank lain, investasi pada surat berharga, piutang murabahah, piutang istishna, pinjaman qardh, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, aset yang diperoleh untuk ijarah, serta komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko pembiayaan seperti bank garansi. Earning assets consist of current accounts and placements with Bank Indonesia in the form of Bank Indonesia Sharia Certificates SBIS and Bank Indonesia Sharia Deposit Facilities FASBIS, current accounts and placements with other banks, investments in marketable securities, murabahah receivables, istishna receivables, funds of qardh, mudharabah financing, musyarakah financing, assets acquired for ijarah, and commitments and contingencies which carry financing risk, such as bank guarantees. Aset non-produktif adalah aset Bank selain aset produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk rekening antar kantor, agunan yang diambil alih dan suspense accounts. Non-earning assets are the Bank’s assets other than the earning assets which have potential loss, consist of inter-office accounts, foreclosed collaterals and suspense accounts. Aset produktif atas piutang murabahah sesuai dengan PSAK No. 102 Revisi 2013 “Akuntansi Murabahah”, dan aset produktif atas giro dan penempatan pada Bank Indonesia, giro dan penempatan pada bank lain dan investasi pada surat berharga mengacu pada PAPSI 2013. Earning assets for murabahah receivables accordance with SFAS No. 102 Revised 2013 “Accounting for Murabahah” and earning assets for current accounts and placements with Bank Indonesia, current accounts and placements with other banks and investment in marketable securities accordance with PAPSI 2013. Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. The Bank assesses whether there is any objective evidence that a financial assets is impaired at each statement of financial position date. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Financial assets are impaired when an objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the asset and that the loss event has an impact on the future cash flows of the financial asset that can be estimated reliably. Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: The criteria used by the Bank to determine objective evidence of impairment are as follows: 1 kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; 1 significant financial difficulty of the issuer or obligor; 2 pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau margin; 2 a breach of contract, such as a default or delinquency in margin or principal payments;