Memberikan tanda panah pada setiap hubungan antar Tujuan Pembelajaran KhususKompetensi Khusus.
Perumusan tujuan pembelajarankompetensi dapat berlandaskan pada teori dari Mager yang mempersyaratkan kriteria rumusan
tujuan dengan komponen Audience, Behavior, Condition, dan DegreeStandard
”, Sedangkan menurut Bullard kriteria rumusan kompetensi
minimal mengandung
tiga komponen
yaitu “Performance, Condition dan Standard”.
Kriteria perumusan dari ahli tidak berbeda, karena relevansinya pada pelaksanaan proses pembelajaran lebih nyatamemadai.
Contoh: siswa kelas XII SMK Negeri XYZ semester ganjil mampu menghitung mean, median, dan modus secara akurat bila
disediakan nilai hasil penjualan selama satu bulan.
Bila dianalisis rumusan tujuan ini memiliki kriteria lengkap yaitu sebagai berikut.
Audience adalah siswa yang belajar. Siapa?
Siswa kelas XII SMK Negeri XYZ semester ganjil. Behavior performance adalah perilaku yang akan dilakukan
siswa setelah mengikuti pelajaran, dengan menuliskan perilaku dalam bentuk kata kerja dan dilengkapi objeknya. Perilaku?
Menghitung mean, median dan modus dalam bentuk kuantitatif.
Condition adalah prasyarat atau syarat yang diberikan kepada siswa pada saat siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran
tugas evaluasi. Kondisi? Nilai hasil penjualan selama satu bulan. Degreestandard adalah tingkat keberhasilan siswa dalam
mencapai perilaku yang diharapkan. Standar? Secara akurat. Perumusan tujuan pembelajaran yang mengandung dua kriteria
yaitu audience dan behaviour sudah memadai tetapi akan memberikan
kesulitan dalam
proses pengukuran
karena ketidakjelasan kondisi dan standar keberhasilan.
2. Materi Pembelajaran
Komponen materi pembelajaran pada sistem rancangan pembelajaran merupakan salah satu isi pengalaman belajar, dirancang sebagai bahan
kajian yang disebut mata pelajaran. Hal ini dikemukakan dalam pasal 20 PP RI No 15 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap
perencanaan pembelajaran akan memuat antara lain materi ajar yang
dikelola secara sistematis setelah perumusan tujuan”. Tylor dalam model pengembangan kurikulum menyebut dengan istilah merinci konten dan
mengorganisasikan konten. Sedangkan Reigeluth menyebut dengan istilah pengorganisasian isi mata pelajaran.
Materi pelajaran adalah konten atau isi pelajaran yang diorganisasikan sesuai dengan tujuan pembelajarankompetensi ya ng dicapai peserta
didik. Isi pelajaran dalam perencanaan pembelajaran dirinci menjadi bagian-bagian kecil agar memudahkan siswa untuk menyampaikan,
mengolah, dan menggunakannya kembali. Bagian-bagian kecil isi pelajaran disusun mulai dari materi pokok pokok bahasantopik,
kemudian sub materi pokok sub pokok bahasansub topik dan terakhir adalah bahan ajar. Dengan demikian, isi pelajaran menjadi konsisten dan
memadai serta dapat dipertanggungjawabkan dari segi ontologi, epistimologis, dan aksiologi.
Beberapa
hal yang
harus diperhatikan
dalam merinci
dan
mengorganisasikan isi pelajaran menurut Tylor adalah dengan melakukan berikut.
Pengaturan Horizontal
Penataan isi secara horizontal berhubungan dengan keluasan dan kedalaman isi pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari pengulangan materi pelajaran.
Pengaturan Vertikal Penataan isi pelajaran vertikal berhubungan dengan muatan dan
kesinambungan yaitu penyajian menggambarkan kontinuitas sesuai kebutuhan siswa dan tuntutan keilmuan. Hal ini dilakukan untuk
menjamin keberlangsungan isi pelajaran dari konkrit menuju abstrak, dari sederhana menuju rumit, dari khusus menjadi umum, dari umum
menjadi khusus, dan lain-lain. Dengan demikian isi pelajaran ditata secara bertahap sesuai dengan perkembangan dan kesiapan peserta
didik serta berkelanjutan. Contoh:
Tujuan pembelajaran khususkompetensi dasar Siswa kelas X terampil memotret dengan tiga teknik
pencahayaan tanpa salah bila tersedia lampu photo studio dan kamera photo tipe FM 10.
Materi pembelajaran Memotret dengan teknik pencahayaan.
Isi pelajaran diatur dalam format peta konsep.
Gambar 22. Materi Pelajaran
Reigeluth dan Merill mengemukakan pengorganisasian isi pelajaran melalui tipe isi pelajaran menjadi empat yaitu sebagai berikut.
- Fakta yaitu isi pelajaran berbentuk objek, peristiwa, simbol yang
ada didalam lingkungan nyataimajinasi dan dapat merupakan asosiasi antara objek dan lainnya. Contoh: Ki Hajar Dewantara
adalah tokoh pendidikan nasional di Indonesia, beliau mendirikan organisasi Taman Siswa di Yogyakarta.
- Konsep yaitu isi pelajaran yang merupakan sekelompok objek,
peristiwa atau simbol yang memiliki karakteristik dan diidentifikasi dengan nama sama. Contoh: konsep ekonomi memiliki karakteristik
dan sebutan nama yang sama seperti definisi ekonomi, jenis kategori ekonomi, kegiatan ekonomi.
- Prinsip, yaitu isi pelajaran yang menggambarkan hubungan sebab
akibat antara konsep-konsep. Contoh: prinsip gizi masyarakat empat sehat lima sempurna bermakna pada konsep kategori
makanan dan pelengkap makanan serta dampak dari implementasi prinsip tersebut.
- Prosedur yaitu isi pelajaran yang menjelaskan urutan langkah
untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah atau sesuatu. Contoh: penyusunan neraca saldo keuangan rugi laba.
o Mencatat transaksi o Mengelompokkan transaksi debet dan kredit
o Menghitung sisa uang dari sisa transaksi o Dan seterusnya.
Memotret dengan teknik pencahayaan
Definisi Prasya
Prosed Sinar depan
Sinar samping Sinar belakang
Empat tipe isi pelajaran seluruhnya atau sebagian dapat terkandung di dalam materi pokok, dan biasanya terkait satu dengan lainnya.
Contoh: Materi pokok
: Kebutuhan pokok dalam ekonomi Fakta
: manusia mempunyai kebutuhan akan makan, pendidikan, rumah, dll.
Konsep : definisi kebutuhan teori kebutuhan
Prinsip : kebutuhan yang bersifat utama, penting dan segera
Harus menjadi prioritas. Prosedur
:usaha perdagangan wiraswasta, bekerja dalam pemerintahan
Tabel 10.Tipe Isi Pelajaran Fakta
Konsep Prinsip
Prosedur
Obyek Peristiwa
Simbol Asosiasi
ketiganya Definisi
Klasifikasi Ciri
Fungsi Aturan
Hukum Syarat
Urutan Cara kerja
Langkahtahapan
Ahli pembelajaran Tony Buzan mengemukakan pengembangan isi pelajaran dengan nama mind map peta pikiran, dimana cara kerjanya
disesuaikan teori belahan otak Sperry yaitu belahan otak kiri berpikir secara logika dan belahan otak kanan bekerja secara emosi. Oleh karena
itu, diperlukan tidak hanya teks, tetapi perlunya dengan gambar dan warna serta setiap rincian isi pelajaran dihubungkan dengan garis seolah-
olah adalah simbol neuron atau sel saraf, prinsip cabang-cabang pohon dan memudahkan penggambaran poin-poin utama.
Berdasarkan peta pikiran dapat dikembangkan ke dalam bentuk bahan ajar cetak dan atau non cetak disesuaikan dengan tipe isi pelajaran dan
gaya belajar siswa serta perkembangan kognitif siswa. Guru atau pembelajar dapat mengembangkan bahan ajar dengan format seperti:
bahan ajar mandiri modul, buku teks, diktat, hand out, CD pembelajaran, VCD pembelajaran, slide power point dan lain-lain.
Mengembangkan bahan ajar dapat dilakukan pembelajar dengan cara berikut.
- Menulis Sendiri Isi pelajaran
Isi pelajaran ditulis oleh pembelajar sendiri karena keahliannya kemampuan menulis yang dimilikinya.
- Mengemas Kembali Isi pelajaran. Isi pelajaran yang sudah ada dikumpulkan dan disusun kembali
dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai. Ketersediaan sumber referensi yang relevan sangat diutamakan.
- Menata Isi pelajaran dengan Kompilasi Isi pelajaran ditata berdasarkan sumber belajar tersedia dan kemudian
sumber tersebut di foto copy ulang atau cetak utang dan dikompilasi secara lengkap. Ketersediaan berbagai sumber belajar harus dipilih
secara akurat.
Penyajian bahan ajar dapat dikemas sesuai kebutuhan, tetapi perlu dipelihara keterbacaan dan kemudahan untuk dipelajari oleh siswa.
3. Strategi Pembelajaran