Agresi Militer Belanda II

150 Gambar 35. Peta wilayah Indonesia berdasarkan Perjanjian Renville

e. Agresi Militer Belanda II

Pidato Beel tanggal 18 Desember 1948 mengatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi atas hasil perundingan Renville. Pernyataan tersebut berdasarkan alasan bahwa Indonesia telah melanggar kesepakatan yang dibuat dalam perundingan Renville. Keesokan harinya Belanda dengan kekuatan pasukan yang dimilikinya melakukan Agresi Militer II. Tujuan agresi tersebut yakni menyerbu dan menduduki kota Yogyakarta. Serangan Belanda yang ditujukan untuk menguasai Yogyakarta sangat mendadak. Belanda melakukan penyerbuan atas Yogyakarta dari semua arah. dengan mengerahkan pasukan terjun, pasukan dari laut dan kekuatan persenjataan dari angkatan darat. Pada agresi militer Belanda II, Sukarno, Muhammad Hatta, Sutan Syahrir, Agus Salim, A.K.Pringgodigdo ditawan Belanda. Semua pimpinan nasional itu diasingkan ke beberapa daerah berbeda oleh Belanda. Tujuannya yakni untuk melakukan isolasi agar mereka tidak dapat melakukan kontak dan bertukar fkiran antara satu dengan yang lainnya. Dari sekian banyak tokoh nasional yang berkedudukan di Yogyakarta saat itu, hanya Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang menjabat Menteri Negara Koordinator Keamanan tidak ditawan Belanda. Alasan tidak melakukan penawanan terhadap Hamengkubuwono IX karena Belanda takut akan terjadi pemberontakan di seluruh kota yogyakarta. Untuk menjaga kelangsungan pemerintahan Republik Indonesia, Sukarno mengirimkan radiogram kepada Syafrudin Prawiranegara di Bukit Tinggi Sumatra Barat sebelum ia diasingkan. Radiogram itu berisikan pesan agar Syafrudin Prawiranegara segera mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia PDRI sebelum RI kembali dalam kondisi normal. Alasan menjadikan daerah Sumatra Barat menjadi pusat PDRI antara lain adalah bahwa Sumatra merupakan alternatif karena wilayah Jawa sudah 151 dua pertiga diduduki Belanda. Apalagi Belanda menerapkan blokade ekonomi. Ketokohan Muhammad Hatta juga harus diperhitungkan selain tokoh asal Sumatra Barat lainnya yang berada di pusat pemerintahan saat itu. Sumatra juga merupakan jalan penghubung yang mudah untuk ke luar menuju Malaysia maupun ke Singapura.

f. Peristiwa PKI Madiun Tahun 1948