Alasan Perlu Dilaksanakan Pastoral Orang Sakit

92 ilmu kedokteran dan pemeliharaan hidup rohani yang dijalankan oleh para teolog. Model ini sudah dipraktikkan di gereja-gereja Eropa, seperti di Jerman. Melalui perikop Lukas 10:25-37 ini dengan jelas hendak mengajarkan kepada setiap manusia yang membaca dan menglhaminya bahwa sesama bagi setiap manusia adalah siapapun, tidak terbatas oleh ras ataupun golongan yang membutuhkan pertolongan. Maka belas kasihan tidak hanya berarti merasa kasihan, tetapi kasih itu harus diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Perikop ini hendak mengajarkan kepada setiap insan, sebagai murid- murid Kristus diajak untuk membagikan belas kasih kita kepada sesama. Sesama di sini bukan hanya teman, tetapi juga mereka yang bukan teman, bahkan musuh ataupun orang yang membenci kita. Perumpamaan ini menjelaskan perintah Kr istus, “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu… “Luk 6:27; lih. Mat 5:43. Sebab kasih yang tulus sifatnya memberi, tanpa mengharapkan balasan; menolong karena mengetahui bahwa orang tersebut membutuhkan pertolongan. 2 Mengikuti Cara Pelayanan Yesus dan Menggunakan Pendekatan Holistik Manusia tidak hanya terbatas sebagai makhluk sosial, melainkan juga merupakan suatu kesatuan yang utuh antara tubuh dan jiwa, yang membuat cara penyembuhan haruslah bersifat multidimensi Jacob, 2003: 20. Model ini memungkinkan bagi siapapun yang memiliki kualifikasi dalam bidang medis ataupun bidang teologi mempraktikkan pelayanan pendampingan pastoral.Yang 93 menjadi dasar dari model ini adalah sosok Yesus sebagai pribadi yang menyembuhkkan. Pendekatan ini mendasarkan pada perbuatan-perbuatan Yesus ketika melakukan mukjizat penyembuhan. Mukjizat-mukjizat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus merupakan sesuatu yang nyata. Namun demikian, peristiwa ini perlu untuk dilihat hubungannya dengan Injil secara utuh. Penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus menunjukkan hubungan yang terjadi di antara proses penyelamatan dan proses penyembuhan Jacob, 2003: 49. Proses penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus secara umum, tidaklah berhubungan dengan kesehatan manusia secara fisik dan mental belaka, namun lebih kepada peran Yesus yang mengajak setiap manusia yang disembuhkan datang ke hadapan Tuhan. Sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan oleh Yesus, Yesus menarik diri apabila orang-orang hendak menyalahartikan dan mengalahgunakan pribadi- Nya sebagai seorang tabib dan pekerja mukjizat Mrk 1:38. Yesus tidak mengehendaki penyembuhan yang dilakukan oleh-Nya disalahartikan dan dipisahkan dari kerangka Injil Jacob, 2003: 50. Selain mendasarkan pada cara pelayanan Yesus, model ini juga mengedepankan pendekatan holistik. Pendekatan holistik pada pasien ini memiliki sejumlah dimensi, di antaranya adalah dimensi psikologis strategi kooping. Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima. Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Mekanisme koping dapat dipelajari, sejak awal timbulnya stresor dan orang menyadari 94 dampak dari stressor tersebut. Kemampuan koping dari individu tergantung dari temperamen, persepsi, dan kognisi serta latar belakang budayanorma di mana dia dibesarkan. Mekanisme koping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat. Belajar di sini adalah kemampuan adaptasi seseorang pada pengaruh faktor internal dan eksternal

e. Dinamika Pendampingan Pastoral untuk Orang Sakit

Di dalam proses pendampingan pastoral untuk orang sakit, setiap orang dapat dan memiliki hak untuk turut serta dan terlibat secara aktif di dalam perjuangan pasien untuk mendapatkan kesembuhan. Tetapi kenyataan yang seringkali dijumpai, masih sedikit orang yang sadar dan mau melakukan kegiatan pendampingan pastoral untuk orang sakit ini. Yang menjadi fenomena umum dan terjadi di mana-mana adalah orang-orang cenderung suka mengunjungi orang yang sakit entah itu kerabat, saudara, teman, rekan kerja bahkan tetangga dengan berpakaian bagus dan membawa hantaran berupa bunga, makanan, dan barang- barang yang digemari pasien yang sekiranya dapat membantu memberikan kegiatan bagi pasien. Akan tetapi, begitu sedikit orang yang mau hadir dan ikut mendampingi atau terlibat di dalam proses situasi hidup yang sedang dialami pasien tatkala terbaring lemah Kieser, 1984: 40. Di dalam proses pendampingan pastoral untuk orang sakit, orang diminta untuk benar-benar merelakan dirinya untuk orang yang sedang sakit. Dengan demikian yang mendampingi memberikan peluang kepada si sakit atau pasien untuk membicarakan keadaan yang tengah dialami, pergulatan yang selama ini