Pelayanan Pastoral sebagai Perwujudan dari Diakonia

88 Meskipun tidak dengan sendirinya pastoral orang sakit ini membawa pasien pada kesembuhan, tetapi ada kemungkinan sentuhan manusiawi dapat membuka jalan bagi hidup yang lebih berarti dengan memberikan perhatian kepada pribadi orang sakit secara utuh. Hal ini juga ditekankan oleh Pedoman Etis dan Pastoral Rumah Sakit Katolik yang diterbitkan oleh KWI sebagaimana dikutib oleh Ana Suprihatin 1999: 56 sebagai berikut: Melalui pendampingan yang profesional dan manusiawi, penderita dapat menggali dan menemukan kembali makna hidup yang mendalam. Ia dapat makin terbuka dan mampu memberikan tanggapan yang tepat dalam relasinya dengan Pencipta. Juga pada saat penderitaan harapan dan makna hidup tak menjadi padam. Sedang dalam rawatan terminal, penderita didampingi untuk menempuh jalan kembali kepada Pencipta dan Bapa dengan penuh kepercayaan. Sebagai dampak dari perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, Gereja kini mendapatkan tantangan untuk semakin memperhatikan jemaatnya yang sedang dilanda keterbatasan secara khusus jemaatnya yang sedang sakit. Tantangan ini merupakan pengejawantahan sikap Yesus yang memberikan penyembuhan kepada siapapun yang sakit atau menderita tidak hanya dari segi fisik, melainkan dari segi psikis dan iman. Dengan demikian, pelaksanaan pastoral orang sakit yang merupakan bentuk pelayanan Gereja kepada jemaatnya, diharapkan dapat membantu jemaatnya untuk mendengarkan sapaan Allah, mengarahkan hati kepada Allah untuk mencapai tujuan hidup, membantu jemaatnya untuk mewujudkan imannya sebagai bentuk perjumpaan dengan Allah yang semakin besar yang kemudian jemaat tersebut dapat mengungkapkan imannya Kieser, 1990: 8. 89

c. Fungsi Pastoral Orang Sakit

Di dalam pembahasan sebelumnya, dituliskan bahwa pendampingan pastoral dipahami sebagai suatu profesi pertolongan dari seorang pendeta atau pastor yang mengikatkan dirinya dalam hubungan pertolongan dengan orang lain, agar melalui terang Injil dan persekutuan dengan Gereja Kristus dapat bersama- sama menemukan jalan keluar bagi pergumulan dan persoalan kehidupan dan iman Heitink, 1992: 404. Di dalam usha untuk membantu menemukan jalan keluar bagi pergumulan pasien, pendampingan pastoral memiliki sejumlah fungsi, yakni fungsi penyembuhan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan, dan mengasuh atau memelihara Clinebell, 2002: 53-55. Ketika sakit, orang acap kali tidak mengungkapkan pengalaman pahit atau perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan kepada keluarga atau tim medis secara lengkap dan tanpa disadari pengalaman atau perasaan tersebut menjadi akar permasalahan sehingga orang tersebut sakit. Peristiwa demikian ini seringkali disebut sebagai psikosomatis. Berdasarkan Faber 2003: 15 psikosomatis dipahami sebagai kondisi di mana sejumlah konflik psikis dan kecemasan menjadi sebab timbulnya macam-macam penyakit jasmaniah atau justru menjadi semakin parahnya suatu penyakit jasmaniah yang sudah ada. Berdasarkan kondisi ini, fungsi penyembuhan menjadi salah satu upaya menolong orang sakit untuk mengbati pertama-tama adalah hatinya atau berdamai dengan masa lalunya. Tidak semua pasien dapat terbuka dengan orang-orang di sekitarnya, hal ini tergantung dari tipe individu tersebut dan kepribadiannya. Pada fungsi ini,