Usulan Program Pastoral Pasien Kanker Pasca Kemoterapi

131

2. Shared Christian Praxis SCP

Berdasarkan gagasan E. Kubler-Ross yang termuat dalam bukunya On Death and Dying sebagaimana dikutib oleh Dr. P. Go., O. Carm 1984: 72-76 dapat membantu petugas pastoral atau pendamping untuk semakin mengenal dan menyadari bahwa pasien tidak hanya membutuhkan perawatan secara fisik belaka, melainkan kebutuhan sosial, emosional, intelektual, dan kebutuhan spiritual atau religius juga harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan ini juga harus disesuaikan berdasarkan kondisi di masing-masing usia. Pada bagian ini akan difokuskan kepada taraf usia remaja dan dewasa. Seperti telah diketahui sebelumnya mengenai psikologi perkembangan secara khusus taraf usia remaja, usia remaja merupakan usia yang memiliki pola psikis menyerupai pola masa anak-anak, yang membedakan adalah rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajad, secara khusus pada pengendalian diri untuk mengungkapkan sesuatu Hurlock, 2002: 213. Pada usia ini kaum remaja tidak mau lagi disebut anak-anak, cara mengungkapkan perasaan amarah pun juga berbeda, dan lain sebagainya seperti yang diungkapkan pada bab II. Menurut Elizabeth B. Hurlock 2002: 247 masa anak-anak dan remaja merupakan periode “pertumbuhan” dan masa dewasa merupakan masa “pengaturan atau sattle down”. Maksudnya adalah ketika anak-anak dan remaja, individu hanya sekadar bertumbuh mulai dari fisik, pola pikir, emosi, dan lain sebagainya. Namun mulai menginjak masa dewasa pertumbuhan itu sudah digantikan dengan pola pengaturan, mulai mengendalikan emosi, merencanakan masa depan yang riil dan pasti, dan lain sebagainya. 132 Pola pendampingan untuk usia remaja dan dewasa pun berbeda degan pola pendampingan usia anak-anak. Pada kesempatan ini, pola yang akan diterapkan sebagai bentuk usulan pendampingan pasien kanker pasca kemoterapi usia remaja dan dewasa adalah model Shared Christian Praxis yang disesuaikan dengan golongan usia. Menurut pencetus model katekese Shared Christian Praxis yakni Thomas Groome, katekese model ini disusun sebagai sarana umat beriman Kristiani mengadakan sharing-dialog yang berisi refleksi kritis tentang pengalaman iman mereka pada saat ini, dalam terang Tradisi dan Visi iman Kristiani, sehingga menimbulkan suatu aksi nyata dalam iman Kristiani Groome, 1980: 191-193. Yang khas dari katekese model ini adalah pengalaman peserta menjadi sumber yang kemudian dibagikan kepada peserta yang lain dalam suatu pertemuan. Melalui hal ini, dapat membantu membangkitkan, memperluas, memperdalam, mengungkapkan, dan membagikannya kepada peserta lain, sehingga dapat melibatkan eksistensi pribadi dan bersama menuju suatu kematangan iman Sumarno Ds., 2009: 5-6. Model ini mencakup lima langkah, yakni mengungkapkan pengalaman hidup peserta, mendalami pengalaman hidup peserta, menggali pengalaman iman Kristiani, menerapkan iman Kristiani dalam situasi hidup peserta secara konkrit, dan mengusahakan suatu aksi nyata sebagai bentuk tindak lanjut Sumarno Ds., 2009: 29-30. Alasan penulis menggunakan model ini sebagai bentuk pendampingan pasien kanker pasca kemoterapi adalah pertama model ini bertitik tolak dari 133 pengalaman hidup peserta, kedua langkah-langkah yang digunakan praktis untuk dilaksanakan oleh siapa saja, ketika peserta berasal dari kondisi yang sama sehingga dapat membantu melihat proses pengolahan pribadi dari pengalaman dan situasi yang sama, keempat peserta diajak untuk merumuskan niat yang akan dilaksanakan, hal ini menjadi ukuran kesuksesan pendampingan mengingat pendampingan yang digagas tidak melulu hal yang bersifat ritual.

H. Pemilihan Tema dan Tujuan

Tema dan tujuan pendampingan dipilih berdasarkan sintesa antara situasi dan kondisi pasien kanker pasca kemoterapi yang diolah dari kajian pelbagai sumber yang didapat oleh penulis dengan konsep pendampingan pastoral orang sakit yang dikaji juga dari pelbagai sumber kepustakaan, yaitu untuk usia remaja dan dewasa pertama menerima penderitaan sebagai suatu berkat dan kedua membangun konsepsi yang positif mengenai proses hidup dan Tuhan. Adapun tema dan tujuan pendampingan dengan model katekese ini dibedakan menjadi tema dan tujuan umum, tema dan tujuan khusus, tema dan tujuan 1 dan 2, serta judul pertemuan sebagai berikut: Tema umum : Blessing Indisguise Tujuan umum : Menerima penderitaan sebagai berkat untuk membangun konsep positif tentang hidup dan Tuhan Tema 1 : Perwujudan iman dalam kondisi yang terbatas.