BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Pasar Konsumen dan Peilaku Pembelian
Konsep penuntun untuk memilih produk mana yang memuaskan adalah nilai value. Nilai merupakan sebuah konsep yang rumit. Menurut Karl Max,
misalnya nilai suatu objek hanya tergantung pada seberapa banyak tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi sebuah sepeda motor diperlukan tenaga kerja
dua kali dibanding memproduksi sebuah sepeda. Pasar konsumen terdiri dari semua individu dan rumah tangga yang
membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk dikonsumsi secara pribadi. Pada tahap permulaan, para pemasar dapat memperoleh suatu pengertian mengenai
konsumen, melalui pengalaman sehari-hari pada waktu menjual sesuatu kepada para konsumen itu. Perusahaan dan pasar semakin besar, hilanglah peluang para
pembuat keputusan pemasaran dapat berhubungan langsung dengan para pelanggan.
5
Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan antara lain:
6
1. Pemilihan pasar yaitu memilih pasar yang akan dilayani.
Keputusan ini didasari atas faktor-faktor:
5
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Hal: 174-177.
6
Tjiptono, Fandi. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset. Hal: 6
Universitas Sumatera Utara
a. Persepsi terhadap fungsi dan pengelompokkan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi.
b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan fokus yang lebih sempit.
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error didalam menanggapi peluang dan tantangan.
d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi.
3.2 Strategi Kepuasan Pelanggan
7
Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses yang paling sederhana, yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung
mengambil keputusan untuk membeli merk favorit kegemarannya tanpa evaluasi alternatif. Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir
dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku pembeli. Konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang
akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang. Menurut
Singth, terdapat tiga tanggapan atau komplain terhadap ketidakpuasan yaitu:
7
Tjiptono, Fandi. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset. Hal: 19-29.
Universitas Sumatera Utara
1. Voice Customer Kategori ini meliputi usaha untuk menyampaikan keluhan secara langsung
dan atau meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bersangkutan, maupun kepada distributornya.
2. Private Response Tindakan yang dilaksanakan antara lain memperingatkan atau
memberitahu kolega teman, atau keluarganya mengenai pengalaman produk atau perusahaan yang bersangkutan. Tindakan ini sering dilakukan
dan dampaknya sangat besar bagi citra perusahaan. 3. Third-Party Response
Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara hukum, mengadu lewat media massa atau secara langsung mendatangi
lembaga konsumen, instansi hukum, dan sebagainya.
3.2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan
8
Kepuasan pelanggan merupakan kunci keberhasilan perusahaan. Pihak yang paling banyak berhubungan langsung dengan kepuasan ketidakpuasan
pelanggan adalah pemasar, konsumen, konsumeris, dan peneliti perilaku konsumen. Persaingan yang terjadi antar produsen yang menawarkan produk atau
jasa memberikan pilihan kepada konsumen untuk memilih kualitas produk atau pelayanan yang terbaik sehingga kekuatan tawar-menawar konsumen semakin
besar.
.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya
hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya
loyalitaskesetiaan pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.
Evaluasi kepuasan produk atau jasa suatu perusahaan mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi
kepuasan terhadap suatu perusahaan antara lain: 1. Kinerja performance
Karakteristik operasi produk dari produk inti core producti yang dibeli. Misalnya: kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat
diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi. 2. Keandalan reliability yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan
atau gagal dipakai 3. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specifications yaitu sejauh
mana karakterisktik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Daya tahan Durability, berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
5. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan.
8
Ibid. Hal: 35-40.
Universitas Sumatera Utara
6. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 7. Kualitas yang dipersepsikan perceived quality, yaitu citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut ciri-ciri produk atau jasa yang
akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merk, iklan, reputasi perusahaan, dll.
3.2.2 Karakteristik Jasa
9
Jasa memiliki karakteristik yang sangat mempengaruhi perencanaan program pemasarannya tersendiri. lima karakteristik pokok pada jasa yang
membedakannya dengan barang. Kelima karakteristik ini antara lain : 1. Intangibility tidak berwujud
Jasa berbeda dengan barang. Barang merupakan suatu objek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja
performance, atau usaha. 2. Insperability tidak dapat dipisahkan
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi
pada waktu dan tempat yang sama.
.
Universitas Sumatera Utara
3. Variability berubah-ubah Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.
4. Perishability kurangnya daya tahan Perishability berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Masalah
tidak akan terjadi apabila permintaan bersifat konstan, karena staf dan penyedia jasa bisa merencanakan untuk memenuhi permintaan.
5. Lack of ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan
manfaat produk yang dibelinya. Pelanggan hanya memiliki akses personal disaat perusahaan hanya menawarkan jasa untuk jangka waktu yang terbatas
misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan, dan pendidikan.
3.3 Metode Kano
10
Metode Kano dikembangkan oleh Noriaki Kano. Metode Kano adalah metode yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk maupun
jasa berdasrkan seberapa baik produk jasa tersebut mampu memuaskan
9
Tjiptono, Fandi. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.
10
http:library.binus.ac.ideCollseThesisBab22011-1-00737-tias202.pdf
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan pelanggan. Atribut-atribut layanan dapat dibedakan menjadi beberapa kategori.
1. Must Be atau Basic needs. Kategori keharusan must be atau kebutuhan dari basic needs, pelanggan
menjadi tidak puas apabila kinerja dari atribut yang bersangkutan rendah. Kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja
dari atribut tersebut tinggi. 2. One-dimensional atau performance needs
Kategori one dimensional atau performance needs, tingkat kepuasan pelanggan berhubungan linear dengan kinerja atribut sehingga kinerja atribut
yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan pelanggan pula. 3. Attractive atau excitement needs
Kategori attractive atau excitement needs, tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sampai tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Penurunan
kinerja atribut tidak akan menurunkan tingkat kepuasan. Ketidaktahuan terhadap atribut layanan dapat menimbulkan akibat negatif
bagi pihak perusahaan. Perusahaan yang bergerak dibidang produk jasa mengetahui adanya perbedaan keinginan konsumen. Keinginan pelanggan tidak
akan tetap sepanjang masa, keinginan pelanggan akan berubah sesuai dengan perkembangan waktu. Secara spesifik atribut attrctive akan menjadi one
dimensional,dan akhirnya akan menjadi atribut must be.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Keuntungan Mengklasifikasikan Kebutuhan Pelanggan dengan Model Kano
Keuntungan kita mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan model Kano antara lain:
1. Memprioritaskan pengembangan produk. Sebagai contoh , tidak akan berguna berinvestasi untuk meningkatkan atribut berkategori must-be yang merupakan
tingkat kebutuhan dasar, tetapi lebih meningkatkan atribut berkategori one- dimensional atau attractive yang mempunyai pengaruh lebih besar dalam
penerimaan kualitas produk dan konsekensinya meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Atribut-atribut produk dapat diketahui lebih baik. Kriteria produk yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan pelanggan.
3. Metode kano memberikan bantuan yang bernilai dalam menghadapi kondisi pada tahap pengembangan produk.
4. Menemukan dan memenuhi kategori attractive akan menciptakan kemungkinan besar untuk perbedaan dengan membedakan produk perusahaan
pesaingnya. 5. Kategori must-be, one dimensional, attractive adalah berbeda dalam
menentukan segmen pelanggan karena kebutuhan tiap segmen yang berbeda. 6. Metode Kano dapat secara optimal dikembangkan dengan model QFD
Quality Function Development.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Cara Perhitungan dan Analisa Menggunakan Model Kano
Cara perhitungan model Kano dapat digunakan tabel evaluasi kano seperti Tabel 3.1
Tabel 3.1 Evaluasi Kano
Sumber: A. Theresia. 2001
Keterangan :
Q = Questionable Diragukan R = Reverse Kemunduran
A = Attrctive Menarik I = Indefferent Netral
O = One dimensional Satu Ukuran M = Must be Keharusan
Universitas Sumatera Utara
Keterangan dari kuesioner Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Keterangan Kuisioner Kano No
Atribut FungsionalDisfungsional Skor
Kesesuaian dengan fasilitas 1. Suka
2. Mengharapkan 3. Netral
4. Toleransi 5. Tidak suka
Ketidaksesuaian biaya dengan fasilitas 1. Suka
2. Mengharapkan 3. Netral
4. Toleransi 5. Tidak suka
Sumber: A. Theresia. 2001
3.4 Quality Function Deployment QFD
11
3.4.1 Pengertian QFD
Quality Function Deployment QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen
kemudian menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan.
Rumah mutu Quality Function Deployment adalah alat perencanaan yang
11
Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal:135-148.
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.
3.4.2 Tahapan QFD
Tahapan dalam membuat QFD antara lain: 1. Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut produk
Metode ini dimulai dengan pengidentifikasian pelanggan dan pandangan mereka terhadap kebutuhan dan atribut produk yang diinginkan. Metode ini
disebut dengan klinik dimana pelanggan dapat dilibatkan dalam hal yang menyangkut dengan produk jasa tertentu dan tentang berbagai persaingan
produk yang telah disusun. 2. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut-atribut
Tidak semua atribut produk yang teridentifikasi akan memiliki kualitas yang sama pentingnya bagi pelanggan atau konsumen. Misalnya, mudah digunakan
dapat dinyatakan sebagai hal yang lebih penting daripada mudah dirawat. Tim perancang juga perlu mengetahui atribut dari desain produk yang merupakan
hal penting yang mempengaruhi persepsi konsumen dari produk yang dimiliki dan hal penting untuk menerapkan tingkat kepentingan relatif dari para
pelanggan. 3. Mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing
Performansi dari pesaing dianalisis keterangan mengenai atribut yang diprioritaskan pesaing.
4. Membuat matriks perlawanan antara atribut produk dengan karakteristik.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik yang digunakan para desainer akan diketahui dengan membuat matriks perlawanan yang akan mempengaruhi kinerja atau persepsi pelanggan.
5. Mengidentifikasi hubungan antara karakterisitik teknis dan atribut produk. Pemeriksaan yang dilakukan melalui sel-sel matriks digunakan untuk
mengidentifikasi karakteristik rekayasa yang mempengaruhi atribut produk. Hubungan antara karakteristik dan atribut tidak akan memiliki nilai yang
sama. Sebagian karakteristik akan memiliki pengaruh yang kuat pada beberapa atribut, sementara karakteristik lainnya hanya memiliki pengaruh
yang lemah. 6. Mengidentifikasi interaksi yang relevan diantara karakteristik teknis
Cara memeriksa interaksi ini adalah untuk menambahkan bagian lain pada matriks interaksi. Bagian yang akan ditambahkan pada matriks yang sudah
ada akan menghasilkan bentuk segitiga matriks dengan diagram yang dihasilkan.
7. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai untuk karakteristik teknis. Tim perencanaan akan mendapatkan isyarat substansial kedalam desain atau
perencanaan termasuk persepsi pelanggan dari produk dan produk pesaing dan bagaimana karakteristik rekayasa dari produk ini dihubungkan dengan
kebutuhan para konsumen. Tim akan menentukan target yang ditetapkan untuk parameter karakteristik rekayasa yang dapat diukur guna memenuhi
kebutuhan konsumen atau memperbaiki produk atas pesaingnya.
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Manfaat QFD
Manfaat dari QFD adalah sebagai berikut: 1. Rancangan produk baru dapat dipusatkan pada kebutuhan pelanggan karena
kebutuhan tersebut sudah lebih dulu dipahami. 2. Kegiatan menganalisa dapat lebih diutamakan dan dipusatkan pada kebutuhan
pelanggan. 3. Kegiatan menganalisa kinerja produk perusahaan terhadap pesaing utama
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan 4. Kegiatan fokus pada upaya rancangan sehingga akan mengurangi waktu untuk
perubahan rancangan secara keseluruhan sehingga akan mengurangi waktu pemasaran produk baru
5. Mendorong terselenggaranya tim kerja antar departemen 6. Menyediakan cara untuk membuat dokumentasi proses dan dasar yang kuat
untuk pengambilan keputusan.
3.4.4 Matrik House of Quality
Penggrambaran dari QFD dilaksanakan dengan menyusun satu atau lebih matrik yang disebut The House Of Quality. Matrik ini menjelaskan apa saja yang
Universitas Sumatera Utara
menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. Matrik yang disebut House Of Quality secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 House of Quality
Sumber: dari Lou Cohen, 1995 dalam Rosnani Ginting
Keterangan dari tiap bagian adalah sebagai berikut: 1. Bagian A
Bagian A merupakan bagian yang berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelanggan yang biasanya ditentukan dengan riset pasar secara kualitatif. Cara
untuk mengetahui kebutuhan dan harapan pelanggan antara lain: a. Pelaksanaan wawancara secara langsung dengan pelanggan untuk
mengetahui keinginan mereka.
Universitas Sumatera Utara
b. Penyebaran angket atau kuesioner kepada pelanggan mengenai kebutuhan dan harapan terhadap produkjasa yang diberikan organisasi atau
perusahaan kepada pelanggan. c. Penerimaan keluhan dan saran dari pelanggan.
d. Pengujuan terhadap pelanggan potensial, yaitu dengan memberikan produkjasa kepada mereka, kemudian meminta tanggapan terhadap
produkjasa tersebut. 2. Bagian B
Berisi berbagai macam informasi. Pertama, data pasar dari atribut pada bagian A yang bersifat kualitatif perlu diketahui derajat kepentingannya bagi
konsumen pada setiap atribut produkjasa yang signifikan. Kedua, perusahaan perlu melaksanakan evaluasi terhadap kinerja produkjasa
yang dihasilkan perusahaan dengan kinerja produkjasa yang dihasilkan perusahaan pesaingnya. Perusahaan dapat mengetahui gap antara atribut-
atribut produkjasa yang dihasilkan perusahaan dengan yang dihasilkan oleh perusahaan pesaingnya.
Ketiga, perusahaan perlu menetapkan tujuan strategis untuk produk atau jasa baru. Atribut produkjasa perlu ditetapkan nilai target sesuai dengan
kemampuan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan. Tingginya nilai target akan mengakibatkan semakin besar gap antara atribut produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dengan nilai target, sehingga untuk mencapai nilai target yang telah ditetapkan dibutuhkan usaha yang besar.
Universitas Sumatera Utara
Keempat, dengan mengetahui besarnya nilai target dan kinerja dari atribut produkjasa perusahaan, maka dapat diukur besarnya rasio perbaikan
improvement. Sales point adalah persepsi atau pendapat tentang suatu produkjasa dari pihak manajeman.
3. Bagian C Merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran bagaimana cara tim
pengembangan produkjasa dalam merespon keinginan konsumen. Suara konsumen baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus
diterjemahkan kedalam suara pengembang. Penerjemahan suara biasanya disebut sebagai Substritute Quality Characteristics SQC. Penerjemahan
bahasa konsumen kedalam bahasa organisasi teknik Organization’s Technical Language.
4. Bagian D Bagian ini menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan keinginan
konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD. Matrik yang digunakan dalam menunjukkan hubungan dapat bersifat kuat, moderat, lemah dan tidak ada
hubungan. 5. Bagian E
QFD merupakan kunci untuk menuju concurent engineering, karena terdapatnya fasilitas untuk mengkomunikasikan satu sama lain dari bagian
parameter teknik. Bagian E disebut sebagai technical correlations atau atap dari House Of Quality. Bagian ini akan memetakan hubungan dan saling
ketergantungan diantara parameter teknik.
Universitas Sumatera Utara
6. Bagian F Bagian F berisi berbagai macam informasi. Pertama, menghitung besarnya
pengaruh dari technical response serta keinginan konsumen. Perhitungan dilakukan berdasarkan perangkingan terhadap jenis parameter teknik.
Kedua, perbandingan antara produkjasa yang dihasilkan perusahaan dan produkjasa yang dihasilkan pesaing. Satuan ukur dari parameter teknik yang
digunakan perlu untuk ditetapkan. Informasi dapat digunakan untuk melakukan benchmarking dari produkjasa pesaing.
Ketiga, dari perbandingan di atas perusahaan dapat menetapkan sasaran kinerja nilai target secara teknis yang dicapai perusahaan. Penetapan target
ini dilaksanakan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
3.5 Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch Triz
12
Secara umum TRIZ merupakan kombinasi dari beberapa disiplin ilmu pengetahuan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari alam biologi, fisika,
kimia,dll, ilmu pengetahuan yang mempelajari kebiasaan dan kehidupan manusia dalam bermasyarakat psikologi, sosiologi, dll, ilmu pengetahuan yang
mempelajari objek buatan teknik rekayasa, disain, root cause dll. Metode TRIZ yang merupakan singkatan dari phrase dalam bahasa Rusia
yang diterjemahkan menjadi terori dari pemecahan masalah inventif dikembangkan pada tahun 1946 oleh Genrich Altshuller, seorang tentara Rusia
berusia 22 tahun. TRIZ adalah pendekatan sistematis, yang dirancang untuk
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan berbagai masalah teknis, apapun sumbernya. TRIZ menggunakan otak kiri, ilmiah, dan meliputi proses yang dilakukan langkah demi langkah, yang
didasarkan pada ratusan studi mengenai paten inovatif sedunia. TRIZ adalah metodologi yang digunakan untuk pegembangan dan
peningkatan daya-daya kreativitas dan daya-daya inovatif. Kreativitas diperlukan dalam merumuskan berbagai pemecahan masalah, implementasi “trial and error”
yang dilakukan secara konvensional dan bersifat alami natural. Pada kondisi tertentu, situasi di dalam aktivitas bisnis pasti akan bersifat sangat kompleks.
Berbagai metode pemecahan masalah bisnis pasti akan diterapkan untuk mendapatkan rumusan-rumusan pemecahannya.
Metode-metode pemecahan masalah bisnis yang biasanya digunakan tidak dapat menghasilkan solusi-solusi yang memuaskan. Situasi yang terjadi seperti ini
membutuhkan metode penyelesaian maslah inventif. Oleh karena itu, diciptakan TRIZ sebagai salah satu strategi alternatif terbaik yang dapat dimanfaatkan,
khususnya dalam kepentingan penyelesaian permasalahan yang muncul pada pekerjaan-pekerjaan proyek yang bersifat lebih kompleks dibandingkan dengan
pekerjaan-pekerjaan manufaktur. Metode-metode desain konvensional yang ada pada saat ini bersifat sangat
terbatas, dan lebih banyak bergantung pada standar-standar fungsi-fungsi pembobotan karakteristik dalam desain, misalnya bobot kasus, bobot tegangan,
tingkat beban, temperatur kerja, dan sebagainya. TRIZ adalah metode yang menjembatani ide-ide pengembangan dan peningkatan yang relatif tidak standar,
12
D. Savransky, Semyon. 2001. Engineering Creativity Introduction to TRIZ Methodology of
Universitas Sumatera Utara
kontradiksi, tumpang-tindih terhadap konsep-konsep desain, atau kejadian interaktif yang disinyal dari diagram QFD atau dari desain axiomatic. Pada
diagram QFD, manifestasi desain dapat ditinjau pada matriks-matriks korelasinya di bagian atas ‘House of Quality’. Pada desain axiomatic, manifesta desain dapat
dilihat pada format “couped design”. TRIZ adalah solusi pada saat manifestasi desain tidak terkompromi ke
dalam desain total akhir. Pada prinsipnya, TRIZ adalah salah satu perangkat kerja komplementer dari QFD dan desain axiomatic. Hal ini dapat diartikan bahwa
TRIZ juga merupakan salah satu metode kualitas dalam proyek pengembangan dan pengingkatan Six Sigma yang berfungsi sebagai perangkat kerja dalam
aktivitas peningkatan fungsi-fungsi eliminasi konflik yang timbul dalam sistem. TRIZ dapat juga diartikan pendekatan sistematik untuk memecahkan
berbagai macam permaslahan secara kreatif. Teknik TRIZ merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berorientasi terhadap manusia berdasarkan metodologi
sistematis terhadap menemukan penyelesaian permasalahan inventive problem solving. Problem solving TRIZ dapat dilihat pada Gambar 3.2
Inventive Problem Solving. New York : CRC Press.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Prinsip TRIZ
Sumber:www.triz40.com
Prosedur pengerjaan TRIZ pada Gambar 3.2 akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Specify Problem : Mendeskripsikan masalah spesifik hasil observasi yang
menunjukkan gejala kontrasdiksi. 2. General Problem : Specify Problem di generalisasi menjadi general problem
dan dicari kontradiksi teknisnya dengan menggunakan The 39 Enggineering Parameter.
3. General Solution : Pencarian solusi dengan menggunakan tools kontradiksi dari tools the 40 inventitive solution.
4. Specify Solution : Penyesuaian general solution dengan permasalahan spesifik dan dilakukan analisa dengan menggunakan literatur yang terkait.
Problem solving, dimaksudkan pada penyelesaian permasalahan nonroutine secara kreatif:
a.
Solusi ideal didapatkan dari sumberdaya yang ada dalam lingkungan atau didalam teknik.
Universitas Sumatera Utara
b.
Solusi ideal dapat diproyeksikan dari trend yang diketahui terhadap evolusi teknis.
3.6 Blue Ocean Strategy