14 3
Fruit juice nectar, yaitu sari buah dengan kadar 25 hingga 30 persen ditambah gula dan air. Jenis minuman ini biasanya mengandung 50 persen
sari buah untuk sari buah jeruk dan apel, 40 persen untuk buah aprikot dan 25 persen untuk buah markisa dan jambu.
4 Multi fruit dan multi vitamin beverage, yaitu jenis minuman sari buah yang
dicampur dari berbagai jenis sari buah seperti buah jeruk, apel, nenas, dan aprikot.
Komposisi minuman ringan sebagian besar mengandung air, gula pemanis lain, perasa yang berasal dari buah, sari buah atau essen, pewarna,
stimulan seperti kafein, asam ciltric, phosporic, tartaric, soda, dan zat aditif. Komposisi minuman teh dan sari buah meliputi bahan pengawet, bahan pemanis,
perasa dan aroma, serta gula yang erat hubungannya dengan selera konsumen. Komposisi zat gizi minuman ringan, sari buah juice, dan sirup per 100 mL
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Komposisi Zat Gizi Minuman Ringan, sari buah juice, dan sirup per
100 mL
Nama Bahan
Energi Kkal
Protein gr
Karbohidrat gr
Serat gr
Vit.C gr
Lemak gr
Na gr
Coca cola
33 8,09
12 Sprite
47 11,7
13 Fanta
Merah 52
13,14 10
Pepsi 35
8,78 12
AW 40
0,35 9,52
12 Juice
jeruk 48
0,55 11,49
2,34 5,59
0,16 11
Juice Shake
113 4,15
18,74 4,19
4,49 2,42
27 Sirup
jeruk 38
0,15 9,36
3,03 14
Sirup Orange
39 0,10
9,74 1,98
15 Sirup
Apel 41
10,14 1,56
12
Sumber : Anwar dan Riyadi dalam Kurniawan 2000
15
2.7 Kajian Penelitian Terdahulu
Rahma 1995 melakukan penelitian tentang analisis bauran pemasaran dan strategi bersaing produk minuman sari buah PT Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company. Alat analisis yag digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bauran pemasaran, matriks pertumbuhan pangsa pasar BCG, daur hidup
produk, SWOT, dan peramalan penjualan menggunakan pemulusan eksponensial tripel tiga parameter. Hasil analisis posisi produk minuman sari buah produk
minuman sari buah untuk pasar sasaran konsumen dewasa berada pada kuadran tipe “bintang”, dengan laju pertumbuhan penjualan 13,03 persen dan menguasai
pangsa pasar sebesar 63,78 persen. Untuk pasar sasaran anak-anak berada pada kuadran tipe “sapi perah” dengan laju pertumbuhan penjualan 5,36 persen dan
menguasai pangsa pangsar sebesar 64,58 persen. Berdasarkan hasil analisis daur hidup produk minuman PT Ultrajaya berada pada tahap dewasa. Strategi bersaing
yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan, posisi produk dan peramalan penjualan adalah strategi diferensiasi.
Fitriati 2004 mengkaji tentang strategi pengembangan usaha kecil minuman Barokah Tirta Unggul BTU di Desa Ngampel, Kediri. Penelitian ini
secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan serta merumuskan strategi pengembangan usaha. Hasil kajian
menunjukkan faktor-faktor kekuatan internal yang paling mempengaruhi adalah kondisi keuangan yang baik, bahan baku mudah didapatkan, jangkauan pemasaran
luas, serta produk sudah dilabelisasi. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi adalah adanya perhatian pemerintah terhadap usaha kecil melalui berbagai
pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pemasaran Kediri, kondisi perekonomian yang semakin membaik, kondisi sosial yang menunjukkan adanya peningkatan
kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi minuman jadi, perkembangan teknologi informasi, ancaman masuknya pendatang baru dan produk substitusi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh matriks IE, maka alternatif strategi yang dihasilkan ada dua yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Menurut
matriks QSP maka diperoleh jumlah total nilai daya tarik dari alternatif strategi penetrasi pasar lebih tinggi pada pengembangan produk, yaitu 5,326 untuk
penetrasi pasar dan 4,002 untuk pengembangan produk sehingga strategi yang
16 dipilih adalah penetrasi pasar yang dilakukan dengan mempertahankan pasar
sasarannya, mempertahankan pangsa pasar yang telah ada, mencari celah psar baru terutama untuk minuman kunyit asam dengan memanfaatkan riset pasar yang
disediakan oleh Dinas Pemasaran Kediri, memberikan hadiah langsung kepada konsumen yang beruntung serta memasang iklan pada toko-toko penyalur
minuman perusahaan BTU. Okta 2004 melakukan analisis formulasi strategi bersaing Minuman Sari
Buah Sirsak PT Minuman SAP dalam menghadapi persaingan industri minuman ringan. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan, kemudian merumuskan strategi bersaing yang tepat bagi produk
minuman sari buah sirsak dalam menghadapi persaingan industri minuman ringan. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, didapat total skor 3,02 dan hasil
analisis mstriks EFE didapat total skor sebesar 2,063. Hasil analisis IFE dan EFE membentuk posisi matriks IE PT Minuman SAP berada pada sel IV, yaitu tumbuh
dan bina. Setelah dirumuskan ke dalam matriks IE, maka peneliti kemudian melanjutkan dengan perumusan strategi melalui analisis SWOT berdasarkan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Setelah perumusan strategi melalui SWOT, maka
dilakukan pemeringkatan prioritas strategi melalui matriks QSP. Hasil matriks QSP menunjukkan bahwa alternatif strategi yang dilaksanakan terlebih dahulu
adalah memanfaatkan kemajuan teknologi pengemasan untuk meningkatkan keunggulan bersaing dan memperluas jaringan distribusi.
Apriani 2007 melakukan analisis strategi pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka pada home industri Lisna Agung LA,
Kabupaten Bogor. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh pada aktivitas
LA, mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan LA dalam mencapai tujuannnya, menganalisis alternatif strategi, serta menentukan
prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat dan dapat diterapkan LA dalam pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka.